Suara mesin itu begitu panjang. Dokter dan paramedis menyiapkan alat picu jantung. Mereka melakukan segala cara agar jantung Keara kembali berdetak.
Keara tak kuasa melihat tubuhnya sendiri terbaring kaku di ranjang. Ia segera keluar dari ruangan itu. Disusul oleh Valdis.
Di dekat pintu, Liuz bersandar di tembok dengan kepala menengadah. Matanya tertutup dengan gurat-gurat kesedihan teramat sangat. "Ini salahku, Key. Hiduplah, aku akan memperbaiki segalanya," gumamnya terdengar oleh Keara.
Keara berdiri tepat di sebelah sang kekasih. Namun, tak disadari. "Aku akan hidup, tunggu saja. Aku harus mencari tahu sesuatu dulu. Bersabarlah selama 40 hari, Yuz. Berjanjilah untuk setia hanya untukku."
"Aku semakin nggak ngerti, Keara."
Keara menoleh.
Valdis kembali berkomentar begitu sinis. "Dia telah beristri, kamu nggak dengar kalau istrinya hamil?"
"Istrinya yang merebut Liuz dariku, Vald!" pekiknya, air mata kembali mengalir di pipi. Kembali ingatan setahun yang lalu membuka luka lama.
***
"Maaf, Key."
"Apa maksud kamu, Yuz?"
"Ibuku menjodohkan dengan wanita lain. Kami akan segera menikah."
Seketika tubuh dan hatinya meluruh. Serasa dunianya turut runtuh. Kekasih hatinya, justru berencana meninggalkannya. Itu benar-benar sangat tidak adil untuknya.
"Tapi, aku tak mau kehilanganmu. Aku berjanji, setelah kontrak ditandatangani, aku akan menceraikannya. Kita akan bersama setelahnya." janji manis Liuz yang selalu dipegang Keara hingga kecelakaan nyaris merenggut nyawanya.
***
Valdis menatap wajah oval yang simetris dengan fitur hidung dan bibir begitu sempurna. Namun, sekarang begitu kuyu dan pucat. "Maafkan aku," ucapnya, lalu menggandeng lengan Keara menjauhi Liuz.
Keara kebingungan. "Maaf untuk apa?"
"Aku melihat ke dalam ingatanmu," dengan entengnya Valdis mengatakan itu. Tentu membuat Keara kesal.
"Jangan lakukan itu lagi!"
"Hei, kenapa kamu marah?"
"Itu privasiku! Tolong jangan membaca isi kepala dan hatiku!"
Keara langsung pergi kembali ke kamarnya. Di sana, Liuz sedang duduk di samping ranjang sambil memegang tangan Keara yang terbaring lemah. Detak jantungnya telah normal, suara mesin pun sudah seperti semula.
Di ruangan itu hanya ada Liuz. Tak lama, ibu dan ayah Keara muncul. "Key sayang ...."
Ibunya, langsung menangis histeris. Ia menelungkup di atas tubuh Keara. Sementara itu, Keara sendiri berdiri di sebelahnya dengan wajah bersedih. Ingin memeluk ibunya itu agar berhenti menangis.
"Maafkan, Mama, Key. Mama bersalah ... mama nggak akan maksa kamu untuk menikah, Sayang. Cepatlah bangun ...."
Liuz ternganga mendengarnya, lalu menunduk. Ia merasa yang paling bersalah di sana. Sementara itu, ayahnya Keara menepuk pundak Liuz. "Bisa bicara sebentar?"
Liuz berdiri mengikuti langkah ayahnya Keara tersebut. "Maafkan saya, Om."
"Saya bilang tinggalkan Keara sejak awal. Kenapa kamu nggak dengar!?" geram, tangannya telah melayang di udara hendak menampar pipi Liuz. Namun, tertahan oleh sesuatu yang ia tak mengerti.
Keara dibantu oleh Valdis, menahan lengan ayahnya itu agar tak menyakiti Liuz. Ia memohon di hadapan ayahnya itu sambil berurai air mata. Namun, ayahnya tak mengetahui keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K O M A - Can't Stop Loving You
FantasiKeara Almya, mencintai pria yang telah beristri. Kisah cintanya begitu tragis. Ia harus menerima kenyataan bahwa mereka takbisa bersama. Karena kesedihannya, ia mengalami kecelakaan yang langsung membuatnya takbisa bangun dari ranjang. Hidupnya haru...