𝟎𝟑. 𝐓𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦

3.2K 487 140
                                    

"Pokoknya Solaris mau ikut kakak mengembaraa!!!" Solaris, adik perempuan [Name] merengek pada sang ibunda dan ayahanda untuk memohon diizinkan ikut dalam pengembaraan [Name] bersama Wanderer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pokoknya Solaris mau ikut kakak mengembaraa!!!" Solaris, adik perempuan [Name] merengek pada sang ibunda dan ayahanda untuk memohon diizinkan ikut dalam pengembaraan [Name] bersama Wanderer.

Artae sebagai ayah mencoba menenangkan putri keduanya, bagaimana juga terlihat jelas wajah terganggu Wanderer mendengar keributan ini. Wanderer tidak mau bebannya bertambah dengan mengurus anak kecil.

"Shh, nanti kak Wanderer terganggu. Masa mau ngurusin kamu yang nggak bisa bertarung sih?" kata Ayahnya, Solaris menunjuk [Name] yang ada di belakang Wanderer dan berkata, "Kakak sendiri gak bisa bertarung kok diajak!? Tidak adil ini namanya!!"

Siliaris berbisik pada Wanderer, "Anu, Tuan... Apa boleh Tuan mengajak Solaris? Saya janji dia tidak akan merepotkan... [Name] akan menjaganya."

Wanderer memutar matanya malas. "Terserah, cepat siap-siap. Waktuku sudah banyak terbuang sia-sia." Niat hati membangun ulang ingatan bersama istri tercinta, malah diganggu bocil kematian. Wanderer sabar.

Ia dan [Name] melangkah keluar rumah, [Name] menggaruk pipinya yang tidak gatal, merasa gugup sedikit. "Maaf ya, adikku jadi ikut."

"Bukan masalah. Kau yang bertugas menjaganya."

"Siap, Tuan!"

Wanderer merasa aneh. Masa sih status mereka suami-istri tetapi tidak ada unsur romantis-romantisnya? Minimal anata-tsume kayak budaya orang Inazuma gitu.

"Bisa kamu panggil aku yang lain? Panggilanmu aneh."

[Name] terdiam, bingung. Kok ada sih orang yang mau dipanggil begitu? Tetapi karena ini Wanderer, [Name] akan menurutinya saja. "Oke, Yang Lain."

Wanderer menepuk jidat.

[Name] tertawa kecil, lucu sekali boneka ini dijahili. "Aku bercanda, Anata."

Anjir beneran, kira-kira itulah yang ada dalam benak Wanderer ketika sang gadis memanggilnya dengan sebutan suami dalam adat Inazuma. Wajahnya bersemu merah, dia berdehem untuk mengembalikan imagenya sebelum berbalik dan berjalan meninggalkannya.

"Hentikan, itu menggelikan. Ayo berangkat."

"Baik~"

"Kak Wanderer!! K-kakak tenggelam!"

"Hah?!"

Belum juga tiga jam sejak mereka meninggalkan Kota Sumeru, tiba-tiba Solaris memberitahu Wanderer bahwa [Name] tenggelam di sungai. Lagi pula, kenapa coba gadis itu bisa tenggelam? Selama ini kan [Name] tinggal di dalam tabung isi air, masa Dottore tidak mengajarkannya berenang? Wah parah sih Dottore.

Wanderer bergegas menghampiri tempat yang diduga titik [Name] tenggelam, ternyata tempatnya memang berbeda. Dirinya berdecak kesal, melepaskan topinya untuk melompat masuk ke dalam air. Matanya bergerak mencari keberadaan [Name] yang kemungkinan sudah sedikit terbawa arus, untungnya arusnya tidak begitu deras sehingga Wanderer masih dapat menemukannya.

Wanderer menarik [Name] ke permukaan, gadis itu tidak sadarkan diri, tentu saja. Laki-laki itu menghela napas panjang, melirik Solaris yang mengintip jauh dari balik pohon, kira-kira apa yang harus dia lakukan?

"Hmm..."

Boneka ciptaan Raiden Shogun ini akhirnya mengambil topinya yang sempat ia lepaskan, namun bukan untuk memakainya, melainkan untuk menutupi wajah [Name] yang terbaring di pinggir sungai. Menutupi dari pandangan Solaris, karena Wanderer segera mendekatkan kepalanya ke wajah [Name] setelah menjepit hidung gadis itu dengan kedua jarinya.

Cup!

┈───────────┈

ngapain tuh?? 😁

𝐂𝐀𝐑𝐄𝐋𝐄𝐒𝐒 || Wanderer x Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang