━ 𝐖𝐚𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞𝐫 𝐱 𝐖𝐢𝐟𝐞!𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏 𝐨𝐟 𝟐 #𝐂𝐀𝐑𝐄𝐋𝐄𝐒𝐒 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬
Wanderer memiliki seorang teman, ia mencintainya jauh sebelum ia menghapus keberadaan dirinya dalam Irminsul. Karena kelakuannya itu, Wanderer harus merek...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku sedang mengambil jamur di pinggir sungai ketika mataku tak sengaja menemukan tubuh seseorang yang tak sadarkan diri di antara bebatuan sungai.
Mayat? Atau masih hidup?
Kaki kecilku melangkah melewati sungai dangkal hanya untuk memeriksa kondisinya. Aku tidak mau membiarkan mayat mengotori sungai tempat aku mencari makanan.
Seorang perempuan, masih muda. Setelah aku memeriksanya, syukurlah dia masih hidup, belum menjadi mayat seperti perkiraanku yang pertama.
Aku lantas menarik tubuhnya hingga ke pinggir sungai. Kulitnya sangat pucat dan dingin, sudah berapa lama dia hanyut di sungai?
Dengan tubuhku yang kecil, aku tidak akan kuat menyeretnya ke rumah. Maka aku mengeringkan tubuhnya dengan membuka pakaiannya untuk dijemur dan menyelimutinya dengan kain yang aku bawa. Agar tubuhnya menghangat, aku menyalakan api di samping tubuhnya. Yah, sekarang dia benar-benar terlihat seperti mayat yang dibersihkan.
Saat aku memeriksa tubuhnya, jujur saja aku tertarik dengan tanda di beberapa bagian tubuhnya. Di depan dadanya ada lambang dendro, warna hijau. Di lengan kanan dekat sikunya terdapat lambang electro berwarna ungu, sementara di lengan kirinya terdapat lambang pyro berwarna merah. Di paha kanannya pula ada lambang hydro berwarna biru tua, sementara paha kirinya ada lambang cryo berwarna biru muda. Lalu di punggung bawahnya terdapat lambang anemo dengan warna toska, terakhir di bawah leher belakangnya, tepat di antara tulang belikat terdapat lambang geo berwarna kuning.
Apakah gadis ini terobsesi dengan ketujuh elemen hingga menggambar tato di tubuhnya?
Berhubung dia tidak akan bangun dalam waktu dekat, aku melanjutkan pekerjaanku yang tertunda, yaitu mengumpulkan jamur. Untuk apa? Biasanya untuk makan sih. Terkadang aku juga membuat ramuan dengan bahan-bahan di hutan. Kenapa? Karena aku ini keturunan dari keluarga penyihir.
Awalnya aku tidak berniat berlama-lama di sini, tetapi sekarang aku punya sedikit tanggung jawab yang tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Jadi setelah aku selesai dengan pekerjaanku, aku duduk menunggu perempuan muda ini terbangun sambil memasak sup.
"...Aku hidup?"
Wah, bangun betulan.
"Iya, Kakak kok bisa hanyut di sungai?" tanyaku balik setelah menjawab pertanyaannya. Gadis itu melihatku dari atas ke bawah, aku tersenyum untuk membuat kesan yang ramah.
"Aku... harusnya menghadapi hukuman ilahi..."
Gadis ini rusak kah? Hukuman ilahi? Kalau yang dia maksud adalah bencana yang menerpa seluruh negeri bersamaan beberapa tahun yang lalu, itu masuk akal. Tetapi seingatku, bencana itu tidak disebut keilahian sama sekali? Lagi pula, apa yang ilahi dari bencana yang menimpa tujuh negeri?
"Kakak lapar kah? Ini aku masak sup jamur, dimakan dulu..." Aku menyodorkan semangkuk sup kepada gadis ini. Dia sama sekali tidak terlihat ragu-ragu saat mengambil makanan dariku dan memakannya, di mana kewaspadaannya? Bisa saja aku menaruh racun di sana, bukan?
"Terima kasih, ini enak sekali..."
Aku semakin tersenyum lebar ketika mendengar pujiannya. Tentu saja ini enak, aku membuat ini lebih dari satu jam selama menunggu dia bangun.