Album

13 1 1
                                    

Gemerlap kehidupan kota Tokyo di malam hari memang terlihat mewah. Tapi siapa sangka di balik itu semua ada sisi lain disana. Perjudian, prostitusi seakan melekat di daerah Akhibara.

Di setiap sudut jalanan kota hampir di kuasai angota Yakuza. Tingkat krimanalitas disana begitu tinggi, perkelahian, hampir terjadi setiap malam, disebabkan perebutan kekuasaan.

Segerombolan Pria terlibat perkalian di tempat hiburan malam.

"Diar Yagatama." ucap seorang pria seolah menyuruh temannya untuk segera pergi. Mendengar nama tersebut dari salah satu pria yang sedang berkelahi. Mereka berlari ketakutan setelah nama itu megaung.

Tempat tersebut sudah berantakan akibat ulah para gengaster, sengaja mengobrak-abrik tempat itu. Nahas salah satu kelompok Diar mengalami luka tusukan. Diar masuk melihat keadaan temannya yang terluka, Salah seorang mengejar sekelompok si pembuat onar. Diar dan ketiga temanya membawa Katzuya kerumah sakit.

Darah terus mengalir tanpa bisa dibendung. Luka tusukan mengarah kebagian dada sembela kanan. Katzuya sampai tak sadarkan diri, akibat pendaraan hebat. Mobil melaju cepat, menarbas jalanan kota Tokyo. Mereka berusaha tenang. Meski nyawa temannya tinggal seujung kuku.

Mobil terus melaju tanpa menghiraukan kendaraan lain disekitar. Bunyi klakson terdengar nyaring, tak menciutkan nyali Kenta Kamimura memacu kendaraannya. Sampai mobil mereka berhenti didepan rumah sakit. Mereka segera masuk meminta pertolongan dari tenaga kesahatan disana. Sebagian dari mereka memilih menetap.
Menunggu Diar, bebarengan dengan seorang perawat membawa Katzuya secepat mungkin keruang operasi. Sekejap ruangan menjadi senyap, Kenta, Arata dan Akio mondar-mandir di depan ruangan operasi.

Setengah jam berlalu, Diar keluar dari ruangan dengan wajah datar. Mereka bertiga langsung menghampiri pemuda itu.

"Baimana keadaan Katzuya? "
ucap Akio

Diar terdiam sesaat. Tak menjawab pertayaan sahabatnya

Akio mendesak

"Kenapa diam saja."

Diar meninju tembok

Akio menarik baju Diar

"Apa yang terjadi." dengan nada tinggi

Kenta melepaskan cengkeraman tangan Akio dari tubuh Diar.

"Sudah berhenti." tegas Kenta

Hanya Arata yang terlihat tenang diantara mereka.

Situasi kembali sunyi, mereka menunggu dengan harap-harap cemas. Menunggu kabar baik maupun buruk. Empat jam berlalu seorang Dokter keluar dari ruangan operasi.

Diar lebih dulu menyambut kabar yang akan dia dengar.

"Maaf nyawa teman kalian tak bisa terselamatkan."

Mendengar penjelasan itu, keempat orang tersebut terkejut.

"Saya mohon pak, selamatkan teman saya. Apapun caranya." tegas Akio

"Teman kalian telalu banyak kehilangan darah. Jatungnya pecah akibat tusukan."

Diar bergegas masuk ke tempat temannya yang terbaring.

Seorang perawat, menghadangnya seakan menguatkan pemuda itu.

"Maaf pak, kami sudah lakukan yang terbaik. Teman bapak masih tak bisa diselamatkan."

Pemuda itu tak menghiraupkan celotehan dari sang perawat.

Diar menggoyangkan-mengoyangkan mayat temannya.

"Bangun dari tidurmu." Diar merintih disamping Katzuya yang kini tak berdaya.

Arata memengang pundak sahabatnya.

"Hentikan, dia sudah pergi meninggalkan kita."

Diar masih tak percaya, Katzuya pergi meninggalkannya secepat itu.

"Berenti menangis, tak ada gunanya.
Tangisanmu, hanya membuatmu terlihat lemah." seloroh Arata

"Kita dipekerjan bukan untuk merengek."

Diar langsung bangkit mengakat wajahnya.

Akio menelpon anggota yang lain. Memberitahu Katzuya pergi untuk selamanya.

Di sebuah pemakan, berjejar mobil-mobil mewah beriringan. Tampak karangan bunga memenuhi komplek pemakaman mewah di Kota Tokyo.
Orang-orang berdatangan mendekat
memakai jas hitam lengkap dengan kacamata hitam. Suasana duka makin terasa dibarengi dengan hujan deras seolah melepaskan kepergian salah satu anggota mereka, Diar menatap tempat peristirahatan terakhir sahabatnya. Satu-persatu rombongan meninggalkan tempat itu.

Sekelompok pria berbadan tegap menghampirinya. Diar Yagatama ucap dari salah satu pria yang kini ada disebelahnya.

"Aku Koji Nakata turut berduka cita atas kepergian Katzuya."

Diar menoleh kearah pria tersebut. Ia langsung membungkukan badannya seakan memberi hormat.

"Maafkan aku atas kejadian ini."

"Kamu tak perlu menyalakan dirimu."
ucap pria itu

"Ini bukan salahmu, aku yang akan bertanggung jawab."

"Bagaimana dengan istri dan keluarganya." tanya Diar

"Aku sudah menyiapkan uang untuk itu."

"Aku minta waktu beberapa hari untuk menenangkan diri."

"Baiklah."

Pria itu pergi meninggalkannya. Dengan para pengawal.

















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story of YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang