Hira: Tak lama setelah masuk sekolah dasar, aku didiagnosis menderita disfemia. Agar tak panik dokter menyarankanku untuk menarik nafas dalam – dalam saat merasa gugup lalu mulai berbicara. Sejak saat itu menjadi kebiasaan ku untuk menarik nafas dalam – dalam beberapa kali setiap ada yang menanyakan sesuatu kepadaku. Dan itu membuat teman sekelasku merasa kesal. Setelah disebut bodoh oleh semua orang, aku mulai berhenti berbicara secara alami. Lebih tidak menyakitkan bagiku untuk diperlakukan seperti seorang pengecut daripada sebagai orang sakit. Meski ada kalanya aku butuh perlindungan mental, saat itulah aku mengingat bebek karet. Pemandangan yang aku lihat saat kecil, dengan mainan bebek kuning dan mata bulat mereka terseret di kanal beton yang kotor. "Mereka seperti aku." Bebek karet tidak mengapung dikanal yang kotor untuk bersenang – senang, sama seperti aku yang tidak mengenal ariti bersenang – senang. Dunia ini penuh dengan kegagalan, itulah mengapa secara internal aku berulang kali memikirkan hal – hal yang membuatku tenang, dan yang membuatku kesal seperti bebek karet yang terseret dikanal beton yang kotor.
Bruk....
Hira: "Eh..."
Miiki: "Maafkan aku."
Shirota: "Jangan ganggu Hii-kun, Miiki."
Hira: Cihh... dari hari pertama ketika aku gagap untuk menyebutkan namaku, nama panggilan 'Hii-kun' melekat pada ku. Dan itu karena sekelompok kecil siswa populer yang memberi nama panggilan yang mengejek itu padaku.
Shirota: "Hahhh, aku ingin meminum jus sekarang."
Miiki: " Aku juga. Hei Hii-kun!"
Hira: Awalnya mereka hanya mengolok – olokku, tapi sekarang mereka mereka membuatku menjadi pesuruh mereka. Misalnya seperti hari ini,aku melakukan piket.
Shirota: "Hii-kun, belikan kami jus.'
Kiyoi: "Lebih baik nanti saja. Jika kau membelinya sekarang maka nanti akan terlambat. Jadi cepat selesaikan piketnya agar kita bisa cepat pergi."
Shirota: "Ya. Kau benar.'
Hira: Bahkan didalam grup kecil ini Kiyoi-kun itu spesial. Meskipun tidak banyak bicara atau pun badan yang kuat, tidak ada dari mereka yang membantahnya. Seolah – olah dia dilahirkan untuk menjadi seorang raja, menikmati hasil yang diharapkan dari setiap perintahnya.
Hira: "Um..."
Semua orang: "Hah?"
Kiyoi: "Sudah selesai?"
Hira: "Iya."
Shirota: "Apa akhirnya sudah selesai?"
Miiki: "Ayo kita pergi!!"
Shirota: "Kiyoi ayo kita makan lalu pergi ke tempat karaoke. Mereka baru buka tepat di depan stasiun."
Kiyoi: "Oke, tapi akan ada antrian panjang karena baru buka."
Ceklek...
Kiyoi: "Ah. Hei kamu. Antri lah untuk kami. Kami akan makan dulu, dan saat giliran kita tiba maka beritau kami."
Hira: "Ya. Tapi bagaimana cara memberitau mu?"
Kiyoi: "Mana Hp mu?'
Hira: "Ini."
Kiyoi: "Ck. Apakah kau orang tua huh? Ini momor ku.'
Hira: "Apakah ini nomormu?"
Kiyoi: "Iya."
Hira: Aku harus minyimpan nomornya dengan hati – hati agar tak membuat kesalahan. Ki – yo – i So – u. "Huh..."
Bruk....
Yoshida: "Aduh, lantainya basah."
Siswi: "Kau menjatuhkannya karena bermain – main."
Hira: Apakah mereka menjatuhkan ember? Yah, bukan masalh ku. Aku haruscepat pergi mengantri.
Yoshida: "Eh, Hii – kun, tunggu!!'
Hira: "Aku?"
Yoshida: "Bisakah kau membersihkan ini untukku?"
Hira: "Aku sedang terburu – buru sekarang."
Yoshida: "Hah? Apakah orang sepertimu memiliki sesuatu untuk dilakukan?"
Hira: "Oh, tapi..."
Kiyoi: "Hei Yoshida!! Kenapa kau memanggilnya'Hii-kun'?"
Yoshida: "Ya, karena kalian juga memanggilnya begitu."
Kiyoi: "Ya memang kenapa kalau kami memnggilnya seperti itu?"
Yoshida: "Ki..."
Kiyoi: "Memangnya kau siapa?"
Yoshida: "Mmmm..."
Kiyoi: "Aku akan pergi makan. Dan kau pergilah mengantri."
Tap... Tap... Tap...
Hira: Aku merasa seperti mati rasa dari ujung kepala sampai ujung kaki, seolah – olah aku tersengat listrik. "Ah..." Tap...Tap... "Uh, kiyoi-kun. Aku izin pergi dulu."
Kiyoi: "Hah?"
Hira mulai berlari
Kiyoi: "Cih, menjijikan."
Shirota: "Hahahaha, dia sangat sopan."
Miiki: "Berjuanglah untuk kami, Hii-kun!!!"
Hira: Bodoh, aku tidak berjuang untukmu, aku hanya berjuang untuk Kiyoi. Aku belum pernah bertemu seseorang yang begitu egois dan juga kuat. Niatnya bukan untuk membantuku, tapi dia tak ingin perintahnya tertunda. Dan untuk alasan sederhana itu di menghancurkan Youshida. Dia menggerakkan dunia tanpa membutuhkan kebaikkan seperti kelembutan ataupun keadilan. Tidakannya tanpa alasan, namun dia memiliki kekuatan untuk membuat jalannya sendiri. Mengagumkan! Itu sangat mengagumkan! Tapi itu tak berpengaruh padaku, baik itu kebaikan maupun kebenaran tak akan menyelamatkanku.
Tap... Tap...
Hira: "Kiyoi Sou."
Tap...Tap...
Hira: Di dahiku tercetak cap milik dengan nama 'Kiyoi Sou'. Hormatilah dia, biarkan dia memanfaatkan ku, terimalah perintahnya. Kau dapat menggunakkan ku sesukamu. Segel yang kejam dan bercahaya yang mampu dengan mudah menyapu segala sesuatu dan memiliki kekuatan bagaikan badai musim semi. "Hah... Hah...Hah... Itu sangat luar biasa!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Man Terjemahan Indonesia ~END~
RomanceUntuk merayakan tanyangnya My Beautiful Man / Utsukushii kare movie aku bakal up terjemahan versi cd nya. Dan mungkin bakalan up 1 minggu 2 / 3 kali. Jadi jangan lupa vote dan komen oke.