5. Merobek Tanpa Ampun Sampai ke Akarnya

611 30 0
                                    

Hira: Dua bulan setelah masuk universits, kehidupan baru tersenyum padaku. Aku beruntung masuk lingkungan fotografi yang ideal bagiku. Saat pengenalan awal aku sedikit tergagap , namun....

Flashback on..

Koyama: "Apakah kamu menderita disfemia?

Hira: "Eh? Iya."

Koyama: "Syang sekali, kakak laki – lakiku juga menderita disfemia sejak kecil."

Flashback end.

Hira: Terima kasih kepada Koyama:yama , yang bersusah payah membuat catatan itu, aku diterima dengan baik. Tidak seperti hari-hariku yang sepi di seKoyama:lah menengah, hari-hariku menyenangkan dan damai. Tetap saja, aku tak bisa melupakan Kiyoi

☼☼☼

Koyama: "Apa kau bebas akhir pekan ini? Aku ingin kau menemaniku kesuatu tempat."

Hira: "Untuk mengambil foto?"

Koyama: "Ya, foto berwarna. Ibuku ang menyuruh."

Hira: "Oke,aku akan menemanimu."

Koyama. "Aku senang! Maaf itu aku akan membuatmu bersosialisasi dengan orang lain."

Hira: "Tidak apa – apa."

Koyama: "Tapi, apakau kamu belum pernah memotret seseorang?"

Hira: "Aku pernah."

Koyama: "Oh begitu. Apakah itu pacarmu?"

Hira: "Mengapa kau berpikir seperti itu?"

Koyama: "Menurutku kamu tak bisa memotret seseorang kecuali kau memiliki perasaan yang kuat kepadanya."

Hira: "Dia bukan pacarku."

Kiyoi: 'Cinta tak terbalas?"

Hira: "Aku tak tau. Karena tidak jelas."

Koyama: "Hmm... ayo tunjukkan foto – fotonya."

Hira: "Aku tak bisa, aku tak bisa menunjjukkan foto itu kepada orang lain."

Koyama: "Itu membuatku semakin penasara. Orang seperti apa dia sehingga menjadi satu – satunya yang kau potret."

Hira: "Dia itu cantik."

Koyama: "Oh..."

Hira: "Ada apa?"

Koyama: "Oh, bukan apa – apa. Aku hanya terkesan bahwa kau mengatakkannya dengan sanhat jelas."

Hira: "Bukan seperti itu. Memang benar dia adalah orang yang sangat cantik, itu bahkan cukup untuk menarik perhatian semua gadis."

Koyama: "Apakah berarti dia laki – laki?"

Hira: "Eh...."

Koyama: "Maaf, aku tidak peka. Aku hanya terkejut, lalu asal bicara. Dan yah, aku pikir aku masih bisa berjuang."

Hira: "Apa maksudmu?"

Koyama: "Maksudku, aku menyukaimu...."

Hira: "Aku?"

Koyama: "Saat perkenalanmu aku menyadari disfemiamu dan merasa bisa membantu. Tapi itu adalah awalnya, tapi ketika kamu menunjjukkan hasil foto – fotomu kepadaku, aku berfikir kamu itu luar biasa dan dari sana aku mulai berfikir kalau aku menyukaimu."

Hira: "Hmm...."

Koyama: "Maaf karena aku mengatakkannya tiba – tiba."

Hira: "Tidak apa – apa. Maaf karena aku tak menyadarinya. Tapi bagiku –"

My Beautiful Man Terjemahan Indonesia ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang