Hira: Dua bulan setelah masuk universits, kehidupan baru tersenyum padaku. Aku beruntung masuk lingkungan fotografi yang ideal bagiku. Saat pengenalan awal aku sedikit tergagap , namun....
Flashback on..
Koyama: "Apakah kamu menderita disfemia?
Hira: "Eh? Iya."
Koyama: "Syang sekali, kakak laki – lakiku juga menderita disfemia sejak kecil."
Flashback end.
Hira: Terima kasih kepada Koyama:yama , yang bersusah payah membuat catatan itu, aku diterima dengan baik. Tidak seperti hari-hariku yang sepi di seKoyama:lah menengah, hari-hariku menyenangkan dan damai. Tetap saja, aku tak bisa melupakan Kiyoi
☼☼☼
Koyama: "Apa kau bebas akhir pekan ini? Aku ingin kau menemaniku kesuatu tempat."
Hira: "Untuk mengambil foto?"
Koyama: "Ya, foto berwarna. Ibuku ang menyuruh."
Hira: "Oke,aku akan menemanimu."
Koyama. "Aku senang! Maaf itu aku akan membuatmu bersosialisasi dengan orang lain."
Hira: "Tidak apa – apa."
Koyama: "Tapi, apakau kamu belum pernah memotret seseorang?"
Hira: "Aku pernah."
Koyama: "Oh begitu. Apakah itu pacarmu?"
Hira: "Mengapa kau berpikir seperti itu?"
Koyama: "Menurutku kamu tak bisa memotret seseorang kecuali kau memiliki perasaan yang kuat kepadanya."
Hira: "Dia bukan pacarku."
Kiyoi: 'Cinta tak terbalas?"
Hira: "Aku tak tau. Karena tidak jelas."
Koyama: "Hmm... ayo tunjukkan foto – fotonya."
Hira: "Aku tak bisa, aku tak bisa menunjjukkan foto itu kepada orang lain."
Koyama: "Itu membuatku semakin penasara. Orang seperti apa dia sehingga menjadi satu – satunya yang kau potret."
Hira: "Dia itu cantik."
Koyama: "Oh..."
Hira: "Ada apa?"
Koyama: "Oh, bukan apa – apa. Aku hanya terkesan bahwa kau mengatakkannya dengan sanhat jelas."
Hira: "Bukan seperti itu. Memang benar dia adalah orang yang sangat cantik, itu bahkan cukup untuk menarik perhatian semua gadis."
Koyama: "Apakah berarti dia laki – laki?"
Hira: "Eh...."
Koyama: "Maaf, aku tidak peka. Aku hanya terkejut, lalu asal bicara. Dan yah, aku pikir aku masih bisa berjuang."
Hira: "Apa maksudmu?"
Koyama: "Maksudku, aku menyukaimu...."
Hira: "Aku?"
Koyama: "Saat perkenalanmu aku menyadari disfemiamu dan merasa bisa membantu. Tapi itu adalah awalnya, tapi ketika kamu menunjjukkan hasil foto – fotomu kepadaku, aku berfikir kamu itu luar biasa dan dari sana aku mulai berfikir kalau aku menyukaimu."
Hira: "Hmm...."
Koyama: "Maaf karena aku mengatakkannya tiba – tiba."
Hira: "Tidak apa – apa. Maaf karena aku tak menyadarinya. Tapi bagiku –"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Man Terjemahan Indonesia ~END~
RomansaUntuk merayakan tanyangnya My Beautiful Man / Utsukushii kare movie aku bakal up terjemahan versi cd nya. Dan mungkin bakalan up 1 minggu 2 / 3 kali. Jadi jangan lupa vote dan komen oke.