7. Terlihat Seperti Cinta, Tapi Itu Bukan Cinta

488 33 0
                                    

Kiyoi: "Aku bertemu Hira di hari pertama sekolah ditahun kedua SMA."

Flasback on

Hira: "Hi hi hi hi-"

Kiyoi: "Wah, betapa menjijikannya."

Flashback off

Kiyoi: Sejenak aku menganggap dia tidak berharga. Cara dia menatap ke arahku melalui poninya yang panjang sangat menjijikkan. Meskipun, di sisi lain, itu memuaskan. Hira adalah budak yang baik yang sejak awal hanya memperhatikanku. Kekuatannya yang tidak menyenangkan itu membuatku senang. Pola dasar yang sempurna.

Hira: "Aaaaaa....."

Bugg...Bugg....

Kiyoi: Setelah kejadian itu, konsepku tentang Hira berubah. Ketika anak laki-laki yang lemah lembut itu memukul Shirota , dan matanya memerah atas namaku, aku teringat akan ekspresi putus asa para penggemar yang mengulurkan tangan ke arah seorang selebriti antusiasme liar yang aku lihat di televisi sebagai seorang anak dalam kesendirianku

Flashback on

Anak 1: "Sudah jam 6, aku harus pulang."

Anak 2: "Sampai jumpa Kiyoi."

Kiyoi: "Sampai jumpa."

Kiyoi: Waktu masuk SD orang tuaku bercerai. Ibuku menghabiskan waktunya untuk bekerja, dan karena pulang ke rumah kosong itu membosankan, aku selalu tinggal bersama teman-temanku dan bermain sampai larut.

Kriett..... Sura pintu terbuka

Kiyoi: "Ugh..." Suara animasi tersaring melalui dinding tipis apartemen. Aku akan menyalakan TV untuk meredam suara itu. Setelahku nyalakan tidak aku matikan lagi, saat masuk kamar mandi aku besarkan volumenya karena menyabuni kepala dalam diam membuatku takut.

Kiyoi: "Zzzzz..... Ughh...."

Tap... Tap....

Kiyoi: "Selamat datang. Ibu ingin makan?"

Ibu Kiyoi; "Aku akan membuatkanmu makan malam."

Kiyoi: "Tidak, aku yang akan membuat makan malam." Menghidangkan makan malam untuknya di pagi hari, karena shift malamnya, adalah tugaku. Dia mengantuk, tetapi dia ingin menghabiskan sedikit waktu bersama. Pada tahun ketigaku di sekolah dasar, ibuku menikah lagi. Ayah baruku adalah orang bukan Yahudi dan ibuku tinggal di rumah setiap hari.

Kriett......

Kiyoi: "Aku pulang."

Ibu kiyoi: "Selamat datang."

Kiyoi: "Hari ini di sekolah....!" Aku berhenti bermain lembur dengan teman-temanku, dan waktu yang aku habiskan untuk menonton TV juga berkurang. Namun, segera setelah ibuku mengandung adikku dan seluruh waktunya diserap oleh mereka. Meskipun keluarga kami telah tumbuh, aku tidak pernah merasa lebih sendirian.

☼☼☼

Ibu Kiyoi: " Lihat, Sou. Ini adikmu."

Kiyoi: "Ya."

Bayi: "Ooo...."

Ayah tiri Kiyoi: "Sangat mengemaskan."

Kiyoi: "Padahal aku juga ada disini."

Bunyi TV

Bayi: "Huwaaaa....."

Ibu Kiyoi: "Jangan khawatir, kamu takut, kan? Jangan menangis."

Ayah tiri Kiyoi: "Sou , matikan TV!"

Kiyoi: Bayi sama sekali tidak menggemaskan. Mereka berisik dan kotor. Juga, itu memonopoli ibu, kuharap itu akan hilang.

My Beautiful Man Terjemahan Indonesia ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang