|Ini baru 'Awalan'|

30 4 0
                                    

Typonya maklumi aja ya gess, enjoyy•3•

•••

Juan memberhentikan mobilnya di depan gerbang rumah Aerlin.

"Kayanya ga ada orang di rumah" ucap Aerlin saat keluar dari mobil.

Juan memerhatikan keadaan rumah Aerlin yang besar itu, sepi, "Ya udah, kamu mau ikut aku aja apa gimana?"

"Emm, aku di rumah aja nunggu ayah pulang"

"Duh, aku ga bisa nemenin kamu nih, di rumah ada kerjaan, gapapa kan?" Ucap Juan, tiba² saja perasaan khawatir muncul.

"Gapapa, kamu pulang aja"

"Ya udah, kamu hati² di rumah ya" ucap Juan.

"Iya,ada bibi Ana sama Pak Dendi kok, kamu juga hati² di jalan"

"Hmm" Juan mengangguk lalu berjalan masuk ke mobil.

Dengan hati yang masih bergelud perasaan khawatir, Juan menjalankan mobilnya perlahan, sambil memperhatikan Aerlin di kaca spion yang sedang melambaikan tangan padanya. Sementara Aerlin sendiri hanya memperhatikan mobil Juan yang perlahan menjauh, setelah mobil Juan sudah jauh dari situ, pipi Aerlin kembali bersemu merah mengingat ucapan Juan tadi.

"Kamu mau nikah sama aku?"

Nikah? Sama Juan? Ya jelas mau lah! Orang Aerlin udah ngikutin Juan dari lama. Ini lah yang dia mau dari dulu, dia tidak ingin pacaran sejak di selingkuhin lalu putus dan asing begitu saja, yang dia mau setelah putus itu, ada orang yang juga suka sama dia, Trus ngajak dia nikah, langsung ngajak nikah tanpa ngajak pacaran dulu, itu lebih baik menurutnya.

Setelah cukup sama melamun, Aerlin kemudian berniat masuk ke pekarangan rumahnya. Terlihat gerbang sudah di buka kan Pak Dendi, dan Bi Ana tampak sedang melambaikan tangan padanya.

Aerlin melangkah, masuk, tapi langkahnya terhenti ketika sebuah mobil hitam berhenti di tepi jalan, dia mengira itu teman Ayahnya yang kata ayahnya tadi mau datang ke rumah. Aerlin berdiri menunggu orang dari mobil itu keluar dengan senyumnya. Tapi...

Dua orang berjas hitam tiba keluar dari mobil itu dan tiba² mengunci pergerakan Aerlin.

"Eh! Ap-mmph" belum sempat Aerlin berucap salah satu dari dua orang itu membekap mulutnya dengan sesuatu yang baunya aneh, dan Aerlin pingsan.

Dua orang itu memasukkan Aerlin dengan cepat ke mobil mereka.

"HEI!! KALIAN APA KAN DEK ALINN!!" Teriak Pak Dendi berlari ke arah mobil itu ingin mengejar, namun terlambat, mobil itu dengan cepat melaju dan pergi dari sana.

"Duhh, Dek Alin di culik, gimana dong Pak Den, nanti kita di marahi tuan" ucap Bi Ana khawatir.

"Aduh, Bi, aku juga bingung harus berbuat apa, mau mengadu ke Tuan, takut di marahi" ucap Pak Dendi tak kalah khawatir.

"Pak! Coba kasih tau Tuan muda Alex" ucap Bi Ana.

"Ah! Iya², sebentar saya telpon dulu" Pak Dendi merogoh sakunya dan mengambil ponselnya, setelah itu cepat² dia telpon Alex.

"Halo Pak, ada apa?"

"Ehh, anu Tuan muda, itu Dek Alin..."

"Kak Alin kenapa?!"

"D-dek Alin d-di Culik Tuan"

"HAH?!! KAK ALIN DI CULIK?!"

OUR STORY 2 | SeJuKyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang