They say home is where the heart is, but that's not where mine lives.
-
Kim Mingyu's POV.
Kurasa aku tak perlu memperkenalkan diriku, sudah pasti kalian tahu siapa laki-laki tampan pemilik hati seorang Jeon Wonwoo. Ya, aku Kim Mingyu, kekasih Wonu-hyung. Aku tinggal di sebuah apartemen yang tak jauh dari SMA tempat ku bersekolah. Alasannya karena aku tak betah berada di rumah yang besar namun sangat sunyi. Lagipula dengan tinggal di apartemen membuatku menjadi lebih mandiri dan tentunya lebih dekat dengan Wonu-hyung. Wonu-hyung sering menginap di apartemenku karena ia ingin menemaniku. Haha, alasan, aku tahu Wonu-hyung ingin berduaan denganku, ia hanya malu untuk mengatakannya.
Seperti saat ini, Wonu-hyung sedang menujukkan sisi manjanya dengan memelukku di pagi hari setelah semalam merengek untuk tidur bersama. Ya, hanya tidur, tidak ada aktivitas lain yang mungkin akan mengganggu tetangga sebelah. Aku sama sekali tak keberatan, malah aku semakin membawanya untuk mendekat sehingga tak ada jarak yang tersisa diantara kami.
"Morning, sunshine." suaraku yang serak memenuhi ruangan bernuansa abu-abu. Sementara Wonu-hyung tak bergerak se-inci pun, masih tetap pada posisinya.
Aku mengecup wajah Wonu-hyung, tak dapat menahan gemas karena beberapa kali ia mengeluh tidurnya terganggu. Aish, ia sama sekali tak tahu bahwa semalam aku hampir tidak bisa tidur karena Wonu-hyung yang terus-terusan mendusel ke dalam selimut dan mencari kehangatan. Ia sangat menggemaskan, I wanna put him in my pocket. Sekali lagi aku mengecupi seluruh bagian wajahnya dan menggigit ujung hidung miliknya hingga memerah.
"Mingyuu~" rengek Wonu-hyung dan menyembunyikan wajahnya di dadaku. Entah ia kesal atau malu, tapi opsi kedua sepertinya lebih tepat karena aku dapat merasakan jantung Wonu-hyung yang berdetak dua kali lebih cepat. Astaga, lucu sekali kekasihku ini.
Aku terkekeh dan melonggarkan pelukan kami. Wonu-hyung mentapku dengan puppy eyes-nya, memintaku untuk tetap tinggal. Namun melihat jam yang menujukkan pukul enam lebih lima belas menit membuatku harus beranjak dari ranjang dan menyiapkan sarapan, serta bersiap untuk ke sekolah karena hari ini adalah hari Senin.
"Masih ada lain waktu untuk memelukku, hyung, sekarang bersiaplah dan sarapan denganku saat sudah selesai." ucapku dengan mengecup dahinya lalu mengusak rambut halus milik Wonu-hyung. Aku berjalan keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Kenapa bukan Wonu-hyung yang memasak? Itu karena aku tak ingin merepotkannya. Ia sudah merawatku, sehingga aku harus membalasnya, salah satunya dengan memasak untuknya. Sebenarnya Wonu-hyung bisa masak walaupun hanya masakan sederhana, namun aku tetap melarangnya untuk menyentuh peralatan dapur jika tidak dalam kondisi genting. Aku tak ingin tangan mulus milik Wonu-hyung mendapatkan luka karena memasakkanku.
🐶🐱
"Aku bersekolah bukan untuk melihat sebuah telenovela secara percuma."
Aku menoleh ke belakang, Soonyoung-hyung berjalan menghampiri kami---aku dan Wonu-hyung---yang berjalan memasuki gerbang sekolah. Aku dan Wonu-hyung ke sekolah dengan menaiki bus, sementara Soony-hyung diantar oleh supir pribadinya. Sebenarnya aku bisa saja diantar-jemput oleh supir pribadiku, namun aku lebih memilih untuk menaiki bus karena lebih hemat. Yang lebih penting aku bisa menikmati momen-momenku bersama Wonu-hyung, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑔𝑜𝑙𝑑 𝑟𝑢𝑠𝒉 [Meanie]
FanfictionSungguh, ia adalah seorang yang paripurna. Semua yang ada padanya, berkilauan bagaikan emas. Rasanya aku tak ingin berbagi dengan orang lain. --gold rush-- ⚠️ ● Bl/gay/homo/bxb ● OOC ● Mingyu × Wonwoo ● Fluff, romance ● Minor dilarang mendekat!! ● J...