8. Midnight Rain

35 3 0
                                    

My boy was a montage. A slow-motion, love potion, jumping off things in the ocean. I broke his heart 'cause he was nice.

-

Author's POV.

Sudah tepat dua minggu sejak berpisahnya Mingyu dengan Wonwoo. Selama dua minggu itu pula Mingyu menghindari Wonwoo. Ia tak ingin Wonwoo merasa terganggu akan keberadaannya, pun juga menuruti perkataan sahabatnya--Jungkook. 

Jangan pikir bahwa Mingyu yang salah satunya tidak terluka disini. Nyatanya ia hampir saja kehilangan semangatnya semenjak kejadian itu. Tapi ia juga mengakui bahwa dirinya agak kejam saat berpisah dengan Wonwoo. Cukup kejam karena membuat Wonwoo berani menyakiti dirinya sendiri. 

Namun keputusan sudah ditetapkan. Ingin rasanya Mingyu mengembalikan semuanya seperti semula, namun hal tersebut hanyalah sia-sia. Ia tak mungkin bisa memperbaiki gelas yang sudah pecah berkeping-keping. Seberapa kuat usahanya, ia tidak akan bisa mengembalikannya seperti semula.

Kini, Mingyu hanya bisa berharap dan terus melangkah. Ia berjanji, suatu hari nanti Wonwoo pasti akan memaafkannya. Mungkin dengan luka yang lebih membaik daripada dirinya. Luka tanpa bekas menganga. Ya, Mingyu harap Wonwoo akan seperti itu.

"Mingyu, ingin ikut ke aula?" Jaehyun--teman satu kelas Mingyu--mengajak Mingyu untuk pergi ke aula. Ke tempat dimana kelas dua belas mengadakan acara perpisahan.

Mingyu berpikir sebentar. Saat disana nanti pasti ia bisa melihat Wonwoo karena laki-laki itu yang akan memberikan kesan dan pesan. Dikarenakan Wonwoo adalah pelajar dengan prestasi terbaik, maka tak dapat dielak lagi jika Wonwoo akan menaiki podium.

Mingyu menghela napas sesaat. Pikirannya jatuh saat nanti Wonwoo akan berdiri di podium dengan gagahnya. Jujur, ia ingin melihatnya, melihat Wonwoo kebanggaannya menaiki podium. Namun bagaimana jika nanti Wonwoo melihatnya? Akankah laki-laki itu tidak menyukainya?

"Kenapa? Kau takut Wonwoo-hyung tidak akan menyukainya?" tanya Jaehyun sembari menepuk pundak Mingyu. Jaehyun tentu tahu bagaimana persoalan asmara Mingyu dan Wonwoo. Karena Jaehyun lah yang membuat Mingyu tegar sampai sekarang. Temannya itu senantiasa mendengarkan curhatan Mingyu yang terkadang belum bisa melupakan Wonwoo.

Mingyu mengedikkan bahu. Ia merasa bahwa dirinya tidak diinginkan di acara tersebut. Mengapa? Toh, dia bukan siapa-siapa, jadi untuk apa ia datang ke acara itu?

"Pergi saja, Mingyu, kau tidak ingin melihat Wonwoo-hyung di sekolahan ini untuk yang terakhir kalinya?" Jaehyun terus membujuk Mingyu. Ia tahu bahwa temannya ini sangat ingin datang ke acara tersebut.

Mingyu menggeleng dan Jaehyun hanya tersenyum wajar kepada temannya itu. "Baiklah, kalau begitu aku akan pergi. Jika kau berubah pikiran segera hubungi aku." ucap Jaehyun dengan sekali lagi menepuk pundak Mingyu. Sementara Mingyu menjawabnya dengan senyuman tipis.

.

Mingyu memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Karena kelasnya kosong--tentu saja karena acara kelulusan kelas dua belas--ia pikir perpustakaan adalah jawaban yang tepat untuk sekedar me-refresh otaknya. Perpustakaan itu sangat tenang, ia terkadang kesana hanya untuk tidur.

Berjalan belok dari satu koridor menuju koridor yang lain, Mingyu tidak sengaja berpapasan dengan Wonwoo. Ya, benar-benar Wonwoo yang terakhir kali ia lihat saat mengantarkan laki-laki itu ke rumahnya karena pingsan. Sejak saat itu Mingyu belum bertemu dengan Wonwoo secara face to face. Ini benar-benar sebuah kejutan.

"Wonwoo-hyung, sudah selesai acaranya?" tanya Mingyu sebelum Wonwoo pergi begitu saja. Jujur saja, Mingyu sangat merindukan Wonwoo. Ia rindu saat Wonwoo bermanja-manja kepadanya. Ia rindu saat Wonwoo menceritakan keluh kesahnya saat di sekolahan. Mingyu rindu semua itu, laki-laki berkacamata yang mampu memporakporandakan seluruh isi hatinya. Sekarang hatinya kosong tak berisi, namun ia tetap memiliki tempat untuk seseorang yang dinanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑔𝑜𝑙𝑑 𝑟𝑢𝑠𝒉 [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang