4. Cornelia Street

15 2 0
                                    

And I hope I never lose you, hope it never ends. I'd never walk Cornelia Street again.

-

Kim Mingyu's POV.

"Astaga, Mingyu! Kita terlambat!"

Ucapan pagi yang kudapatkan dari Wonwoo-hyung tidak semanis biasanya. Sebuah pekikan dari Wonwoo-hyung yang baru saja bangun karena semalam asik bergadang. Wonwoo-hyung dengan game-nya sementara aku yang menemaninya karena wajah Wonwoo-hyung saat bermain adalah favoritku. Terlebih lagi saat bibirnya dimajukan dengan sorot mata tajamnya yang lucu saat game yang dimainkannya kalah.

Kalian boleh menganggapku gila. Lagipula, siapa yang tidak tertarik dengan wajah manis Wonwoo-hyung? 

Tapi aku tidak segila itu. Saat sudah waktunya tidur aku akan menyuruh Wonwoo-hyung untuk tidur. Walaupun tadi malam kami terlelap pukul tiga dini hari. Wonwoo-hyung terlalu serius dengan game-nya, baru saat ku ancam akan membuang seluruh koleksi permainannya ia berhenti.

"Mingyu, cepat mandi atau kau akan terlambat!" lihat, ia sangat lucu dengan raut marahnya. Seperti seekor kucing yang mengomel kepada majikannya karena bowl-nya lupa belum diisi.

"Mandi bersama, ya?" tawarku yang segera menyusulnya menuju kamar mandi. Aku tahu tingkahku kali ini akan membuat Wonwoo-hyung semakin mendidih.

"TIDAK, KITA BERGILIRAN!" ku bilang juga apa. Wonwoo-hyung sudah bersiap dengan sikat WC di tangannya. Aku mundur selangkah.

"Ayolah, hyung, sudah jam enam lebih empat puluh, kau mau kita datang terlambat dan dihukum berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali? Lagipula aku tidak semesum seperti yang kau pikirkan, hyung." ku harap dengan penjelasanku yang panjang lebar Wonwoo-hyung akan mengizinkanku mandi bersamanya.

Kali ini kondisinya benar-benar darurat sehingga aku harus melakukan ini. Singkirkan otak mesum kalian.

Wonwoo-hyung nampak berpikir sejenak lalu memberiku jalan untuk masuk. Sepertinya penawaranku berguna.

"Jangan lihat!" aku terkekeh saat mendengar ucapan Wonwoo-hyung yag tidak mengizinkanku untuk melihatnya. Astaga, lucu sekali.

🐶🐱

Kami terlambat. Padahal aku sudah menambah kecepatan diatas rata-rata dan nyaris melindas seekor kucing hitam jika saja Wonwoo-hyung tidak memukul lenganku. Hingga Wonwoo-hyung keluar dari mobil dan meyelamatkan kucing itu.

"Kau ingin masuk kedalam?" aku bertanya, kami masih didalam mobil, didepan gerbang sekolah. Wonwoo-hyung menoleh sekilas, sepertinya ia tak berniat untuk masuk kedalam.

"Baiklah," seolah mengerti dengan isi otak Wonwoo-hyung, aku memutar balik mobil, berniat untuk absen dari kelas.

Kami saling diam yang membuatku tidak nyaman. Ingin membuka suara pun enggan karena Wonwoo-hyung sepertinya sedang memiliki sesuatu dikepalanya. Setidaknya itulah yang ku pikirkan sebelum Wonwoo-hyung membuka suara terlebih dahulu.

"Apa kau akan mengambilnya?" tanya Wonwoo-hyung setelah berdiam diri. Aku menyatukan alis, topik mana yang sedang ia bahas?

𝑔𝑜𝑙𝑑 𝑟𝑢𝑠𝒉 [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang