prolog

3.2K 150 3
                                    

Suara dentuman keras dari 2 kendaraan, yang bertabrakan membuat orang-orang disekitarnya memekik keras menyaksikan kecelakan yang tengah terjadi.

Telinga seorang gadis cantik yang berada di salah satu kendaraan itu mulai berdengung.

Darah segar mulai mengalir dari dua kendaraan, yang bertabrakan,membuat semua orang merinding.

Nafas gadis itu tercekat, dan matanya mulai menutup perlahan.

Setelah beberapa saat, polisi pun datang mengamankan lokasi kejadian.

Ke esokan harinya berita mengenai meninggalnya seorang aktris muda bernama Revela yang berusia 20 tahun itu ada dimana-mana,membuat banyak fans yang merasa sedih dan terpuruk, publik sangat menyayangkan atas meninggalnya salah satu aktris berbakat yang sedang naik daun.

Sementara di sebuah ruangan, dengan nuansa megah, terbaring seorang perempuan cantik dengan tubuh kurus dan kulit putih.

" Syukurlah jika nona Aeris baik-baik saja, terimakasih dokter telah datang ditengah-tengah sibuknya jadwal anda,"
Ucap seorang laki laki berjas hitam yang tenga berbincang dengan seorang dokter.

"Bukan masalah pak Rian, lagi pula sudah menjadi tugas saya untuk merawat pasien-pasien saya,"
Jawab sang dokter dengan senyum.

Setelah mengecek infus di tangan orang yang mereka perbincangkan itu, sang dokter pun pamit pergi karena masih memiliki jadwal operasi.

Perempuan cantik itu mulai membuka matanya perlahan.

Hal pertama yang ia lihat, saat membuka mata hanyalah sebuah jendela besar, yang berada tepat didepannya.

Seharusnya aku mati!,
Ucapnya dalam hati.

Laki-laki yang berusia sekitar 40 tahun itu pun senang, saat nona nya kembali membuka mata,ia sangat khawatir dengan kondisi tuannya yang sering kesakitan karena penyakitnya.

"Apa nona sudah sadar, anda membutuhkan sesuatu?,"
Tanya nya dengan nada suara yang lembut, seperti seorang ayah yang mengkhawatir kan anaknya.

"Akh, siapa anda?!, Dimana manajer han?,"
Ucap gadis itu mencoba untuk bangun dari tempat tidur sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Hati-hati nona,"
Ia pun membantu memapah perempuan itu yang berjalan menuju jendela.

"apa anda lupa lagi nona?, Saya pak Rian kepala pelayan di mansion keluarga Joevanna,"
Karena penyakitnya perempuan itu sering kehilangan ingatannya, dan kepala pelayan pun memahami kondisi tuannya, yang beberapa kali sering melupakan dirinya.

Sejak kapan aku punya kepala pelayan?!,
Ucap Revela dalan hati.

"Tunggu?!, Sejak kapan didepan apartemen ku ada pohon dan taman seluas ini?!,"

"Hah~, kali ini bahkan anda lupa dengan kamar anda sendiri nona Aeris, apakah penyakitnya semakin parah!?, Seharusnya anda tidak menolak oprasi."

"Aeris?! Siapa itu?!,"
Potongnya sebelum pak tua itu menyelesaikan ucapannya.

"Akh,"
Kepalanya terasa pusing dengan situasi yang ia hadapi.

"Lebih baik Nona kembali beristirahat di tempat tidur, biar saya yang membantu nona agar bisa memngingat semuanya,"
Perempuan itu pun mengangguk kan kepalanya, dan berjalan dengan dipapah kembali ke tempat tidur.

"Baiklah sekarang saya akan jelaskan semua indentitas nona lagi dari awal,"
Ucapnya setelah membantu menaikan selimut pada perempuan, yang diketahui memiliki nama Aeris itu.

"Nama anda adalah Aeris joevanna,usia nona 18 tahun, nama ayah Aldi Joevanna,nama ibu Bella joevanna sudah meninggal 12 tahun yang lalu, anda memiliki kakak angkat laki-laki namanya vizans usia tuan muda sekarang 25 tahun, beliau berada di luar negeri menangani perusahaan yang ada disana,"

"Nah saya sendiri sudah bekerja selama 20 tahun di keluarga ini,"

Penjelasan tadi malah membuat Perempuan itu semakin bingung.

"Baiklah,bisa bawakan cermin,"
Ia harus melihat wajahnya.

Pak Rian pun langsung mengambil cermin kecil, yang ada di atas meja dan memberikannya.

Dia terkejut saat melihat pantulan wajahnya dicermin, mata yang terlihat tajam dengan netra hitam, rambut coklat, dan kulit yang hampir seputih salju.

Apa ini?!, Sudah jelas ini bukan wajahku!, Apa yang sebenernya udah terjadi !, Aku adalah revela seorang aktris yang mati muda karena kecelakaan, dan seharusnya aku sudah mati!.
Ucapnya dalam hati.

Aeris JoevannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang