part 1

2.1K 133 0
                                    

utaman untuk vote🙏

Revela pov

Sudah satu bulan aku berada di dunia baru ini, awalnya aku tidak percaya bahwa aku mengalami transmigrasi, namun ini benar-benar terjadi, dan terasa sangat nyata, bukan hanya sekedar bunga tidur.

Aeris joevanna itulah nama baruku, selama berada di dalam tubuh ini, aku sering mengalami mimpi-mimpi yang berhubungan dengan ingatan Asli milik Aeris.

Didalam ingatannya aku hanya melihat betapa lelahnya Aeris menghadapi penyakit kanker, yang menggerogoti otaknya, Aku pun ikut merasakan betapa kesepiannya Aeris, yang terkurung selama ini karena penyakitnya.

Lalu malam ini adalah ingatan terakhir, milik Aeris yang kulihat, dia menyerah begitu saja pada hidupnya.

"Nona Aeris kita sudah sampai,"
Ucap seorang supir yang membuka pintu mobil untukku.

Tiga minggu yang lalu, setelah dokter pribadi keluarga Joevanna menyatakan kesembuhan penyakit Aeris, aku memutuskan untuk masuk ke salah satu sekolah terbaik di kota ini, yaitu Seins High School.

Sudah seharusnya anak remaja 18 tahun menikmati masa remajanya bukan?, Aeris yang asli memang sangat ingin masuk ke sekolah itu, sebab selama ini Aeris selalu home schooling.

Aku senang karena kembali menjadi remaja tanpa beban emosional yang seharus ditanggung di usiaku yang asli.

Revela POV end

"Nona yakin ingin jalan lagi hari ini?, gimana kalau nanti terjadi sesuatu yang buruk pada Nona?, "
Ucap sang supir, setelah membukakan pintu mobil pada Aeris.

Sang supir merasa heran dengan kelakuan Aeris yang selalu minta diturunkan di persimpangan, yang agak jauh dari lokasi sekolah.

"Gakpapa pak, nanti saya hubungi kalau sudah pulang, dan seperti biasa bapak jemput saya disini aja ya, "
Ucap Aeris, dengan senyum manisnya, sembari melangkah keluar dari mobil, ia memasang earphone di telinganya, dan mulai memutar lagu kesukaannya.

"Kalau begitu sampai jumpa nanti ya Nona, semoga hari Nona Aeris menyenangkan, "
Ucap sang supir, yang ditanggapi dengan anggukan oleh Aeris.

Aeris sengaja memilih untuk turun di persimpangan yang agak jauh dari sekolahnya, sebab jika tidak maka para siswa-siswi di sekolahnya akan heboh, jika tahu ia berasal dari keluarga yang kaya raya raya.

Karena isi sekolahan itu sangat sesuai dengan adegan drama yang pernah ia mainkan, bahkan cerita para tokoh utamanya.

Ia tidak suka menjadi pusat perhatian, di kehidupan nya yang kali ini, dia hanya ingin menikmati hidup, tanpa peduli apa pendapat orang lain.

Dan kalian tahu apa yang membuat Aeris kesal?,

Wajah para tokohnya.

2 minggu yang lalu ia sempat terkejut saat melihat dirinya sendiri, dan para aktor yang pernah beradu akting dengannya ada disekolahan.

Setelah itu ia baru menyadari bahwa mungkin ia masuk ke dalam drama yang pernah ia mainkan, pantas saja ada seorang gadis yang wajahnya mirip dengan dirinya saat menjadi Revela.

Untungnya Aeris berada di kelas yang berbeda dari para tokoh utama, jika tidak, maka ia akan selalu terbawa emosi saat melihat wajahnya yang dulu, sedang mengemis cinta pada seorang laki-laki.

10.00

Sama seperti hari biasanya Aeris akan masuk ke kelas duduk di barisan tengah, dekat dengan jendela, mendengarkan guru, lalu jika jam istirahat berbunyi maka ia akan pergi ke kantin dengan teman sekelasnya.

"Aeris kamu tolong bawa buku ini ke kelas 3A ya, ibu mau masuk kesana sesudah istirahat nanti, ajak satu temen cowok kamu buat bantu, "
Ucap sang guru itu, sembari melenggang pergi dari kelas.

"Sial,! "
Ucap Aeris, yang tentu mendapatkan tatapan penuh tanya dari teman sekelasnya.

"Maaf maaf, gak maksud kok gue, siapa nih yang bisa bantu gue?, "
Tanya Aeris, ia merasa kesal, kenapa juga para guru hobi sekali memberikan perintah ini itu padanya.

Apa karena di dalam kelas ini hanya dirinya sajakah yang terlihat sederhana?, sehingga para guru beranggapan bahwa ia siswi miskin yang bisa disuruh-suruh, berbeda dengan teman di dalam kelasnya yang kasta sosialnya di perlihatkan dengan jelas.

"Gue aja Ris, "
Ujar sang ketua kelas, yang bernama Bian, ia memiliki tampang yang biasa saja, namun sangat pintar.

"Oh okey, thanks deh, "
Ucap Aeris, membawa sebagian buku ditangannya.

Mereka berdua pun pergi membawa buku itu masuk ke kelas 3A.

Dan adegan di dalam kelas itulah yang membuat Aeris sempat berkata kasar, ia sudah menduga apa yang akan terjadi.

"Lo budek apa tolol sih!!!"
Bentak seorang laki-laki, dengan tampang yang membuat para siswi memujanya.

Ia memiliki rambut hitam, dengan warna mata yang coklat, dan tingginya yang hampir mencapai 180cm.

Sedangkan siswi yang dibentak tengah menunduk sedih.

"Ma-maaf Zay, Cia kan cuma pengen deket sama Zay, "
Ucap siswi itu, dengan nada suara manjanya.

Adegan itu membuat Aeris menatap sinis pada mereka, sembari menyumpah serapah sang siswi yang memiliki paras sepertinya dulu.

Lesung pipi, tubuh pendek, kulit putih, dan rambut berwarna hitam itu, benar-benar membuat Aeris harus menahan emosinya, apalagi saat wanita itu membuat raut imut yang dibuat-buat.

"Lo itu pembunuh cia, dan dengan gak tahu dirinya lo ngomong pengen deket sama gue?, are you crazy! ?, "
Bentaknya.

"Tapikan Jia sendiri yang pengen ngorbanin hatinya buat Cia, itu bukan salah Cia, Zay dengerin penjelasan Cia, "
Jawab sang siswi.

"Lo bener-bener udah gila, "
Ucapnya, kemudian melenggang dari kelas.

Membuat kelas yang tadinya ramai kini kembali hening, seolah-olah tidak terjadi apapun.

"Nyesel gue pernah meranin karakter kayak gitu, "
Celetuk Aeris, sembari membawa masuk buku ditangannya ke dalam kelas.

"Hah?, lo ngomong apa sih Ris?, "
Tanya Bian, menatap bingung pada Aeris.

"Gak, gak ada apa-apa kok, "
Jawab Aeris, masih dengan perasaan jengkelnya, meletakan kasar buku di atas meja guru.

"Mana ketua kelasnya?, ini buku matematika dari buk siska "
Ucap Aeris, sehingga mendapatkan atensi dari orang-orang yang masih berada dalam kelas, namun karena tidak mendapatkan respon apa-apa Aeris pun mendengus kasar.

"Gak tau deh, yang penting nih buku udah di kelas, gue cabut duluan ya Bian, laper gue, "
Ucap Aeris, menepuk bahu Bian, lalu pergi ke kantin.

Sedikit yang Aeris ingat tentang dramanya, ia hanya bisa mengingat garis besar nya saja.

Siswa yang bicara kasar tadi namanya adalah Zay Averus, pemeran utama dramanya, yang memiliki wajah tampan, anak konglomerat, ia kehilangan kekasihnya yang bernama Jia vendraga, akibat mendonorkan hatinya untuk kembarannya.

Siswi yang bernama Cia adalah kembaran Jia, setelah kematian kembarannya, ia selalu mencoba mendekati Zay, karena menyukainya sejak lama.

Zay membenci Jia, namun benci dan cinta memiliki garis yang tipis, sehingga lama kelamaan Zay akhirnya menyukai Cia karena mirip dengan Jia.

Alur dramanya memang tidak memiliki second lead, atapun antagonis, karena mereka berdua saja sudah cukup untuk menjadikan dramanya penuh dengan masalah.

Aneh, itulah yang Revela pikirkan saat mendapatkan peran Cia, drama pertamanya itu, cukup laku di pasaran, meskipun banyak menuai kritikan, karena peran yang ia mainkan, merupakan karakter yang banyak dibenci oleh penonton.

______________________________________








Aeris JoevannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang