Kalau ada pengetikan, tanda baca yang kurang tepat atau salah, mohon di koreksi.
Kritik dan saran di persilahkan.
Berlin, Germany.
"Yyaakk! Zeno, bawakan aku satu gelas lagi!" Teriak seorang wanita dengan keadaan kacau di sudut ruangan. Zeno, pelayan bar itu menggelengkan kepala nya, sudah 5 gelas minuman keras wanita itu habiskan dan sekarang ia meminta satu lagi? 'Dia benar benar kacau' batin Zeno.
Zeno menghampiri nya, memberikan segelas air putih pada nya. Wanita itu menyeringai puas tanpa menyadari bahwa yang di bawakan Zeno bukan lah minuman keras yang ia pinta.
Wanita itu menyambar gelas dari tangan Zeno dan segera menenggak nya. Namun tak lama kemudian ia menyemburkan air itu. "Yyakk! Kau menipu ku?! Sialan kau!" Ia kembali berteriak marah, Zeno lantas mendengus kesal, wanita ini sangat merepotkan nya. Jika bukan teman nya, ia sudah mengusir wanita ini sejak tadi.
"Ruby Jane, kau benar benar mabuk. Aku tau benar toleransi mu itu rendah. Mana mungkin aku memberikan mu minuman keras lagi?" Zeno berucap kesal.
"Pergi saja kau! Kau sama saja dengan teman mu itu! Penipu, brengsek, tidak tau malu!!" Umpat nya. Zeno menghela nafas lelah, memilih pergi meninggalkan Ruby Jane dan mengawasi nya dari jauh saja. Ia tidak mau terjadi apa apa dengan teman nya itu.
Seseorang menepuk pundak Zeno, ia tersentak lalu lekas menoleh kebelakang. "Miss Lisa ..." Lirih nya, meneguk ludah. Wanita yang berada di hadapan nya ini adalah salah satu pengusaha paling sukses di negara nya sekaligus pemilik bar ini, Lalisa Immanuel Kant.
Datang dengan ditemani satu bodyguard, Lalisa dengan masih mengenakan setelan kantor serta aura bossy yang kuat membuat Zeno seketika menciut, bergidik.
"Apa Liam kemari tadi?" Lalisa menurunkan kacamata hitam nya, menatap Zeno penuh selidik.
"T-tidak, Miss." Jawab Zeno jujur.
"Apa kau tau dimana dia?" Tanya nya lagi, Zeno cepat cepat menggeleng.
"Liam tidak bisa di hubungi, jadi aku datang kemari, siapa tau anak itu ada disini," ujar Lalisa.
"Liam brengsek, bajingan, berani berani nya kau membuat ku seperti ini! Enyah lah kau sialaaann!!!" Ruby Jane kembali meracau, berteriak memaki maki seseorang yang sama dengan yang tengah di cari oleh Lalisa. Zeno menepuk dahi nya, menatap khawatir pada Ruby Jane di ujung sana. Ia takut boss nya akan menghampiri Ruby Jane karena meneriakkan nama putra nya.
Ya, Liam yang di maki Ruby Jane dengan Liam yang di cari Lalisa adalah orang yang sama. Liam Immanuel Kant; putra semata wayang Lalisa, The Young Master Kant.
Tanpa menghiraukan Zeno yang berusaha mencegahnya, Lalisa melangkahkan kaki nya menuju meja di sudut ruangan dimana Ruby Jane berada, ia ingin memastikan apakah Liam yang di maksud wanita itu adalah putra nya atau bukan.
Baru hendak duduk di samping Ruby Jane, bodyguard nya datang dengan ponsel di tangan nya "Miss, saya baru mendapat panggilan dari penjaga gerbang jika Young Master sudah kembali namun dalam keadaan mabuk," Ucap nya memberitahu.
Lalisa menghela nafas, "Kita pulang sekarang." Mengenakan kembali kacamata hitam nya, Lalisa pun pergi dari sana di ikuti Bodyguard nya. Zeno menghela nafas lega, ia segera menghampiri Ruby Jane.
"Entah apa yang terjadi jika Miss Lisa benar benar menghampiri m tadi." Zeno mengoceh di samping Ruby Jane yang dalam posisi telengkup.
Ruby Jane mengerang, mendongak pada Zeno, "Persetan. Biarkan saja ibu nya tau kelakuan brengsek anak kesayangan nya itu, ck." Ruby Jane menyahut dengan sisa kesadaran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita [JenLisa Fanfiction] One Shoot
Historia CortaGxG Area!! Mengandung unsur LGBT, mohon bijak dalam memilih bacaan. Kumpulan cerita pendek JenLisa.