Ciuman

858 85 0
                                    

Kalo ada typo, penggunaan kata/tanda baca yang salah/kurang tepat bisa di koreksi. Enjoy!








"Lis, pernah gak lo pengen ngerasin ciuman?"

Pertanyaan dari Jennie menarik perhatian Lisa yang sedang fokus menonton film, mereka memang sedang menonton film di rumah Jennie, tepatnya di dalam kamar gadis itu.

tanpa mengalihkan perhatian nya pada layar tv di depan nya, Lisa menjawab. "Hm... Dikit."

"Gue juga pengen, banget. Kek, enak banget gitu kalo ngeliat orang ciuman di film film." Perkataan Jennie kali ini sukses membuat Lisa mengalihkan perhatiannya, kini menatap gadis di sampingnya dengan wajah syok.

"Y-yaudah, kenapa enggak coba aja?" Kata Lisa sedikit tergagap.

Jennie mendengus pelan. "gak ada partner ciuman nya gimana mau ciuman?"

Lisa berdecak, ia menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di sofa. "Bohong banget. Taehyung, Kai, Ji-yong, Mino. Kalo tuh cowok cowok lo ajak ciuman, pasti pada rebutan, gue jamin."

Jennie memukul bahu Lisa kencang, menyebabkan gadis berponi itu meringis sakit. "Lo pikir gue cewek apaan, hah?!"

"Y-ya, kan. Elo mau ciuman, gimana sih? Duh, aduh, ampun!"

Jennie mendengus kesal, melipat kedua tangan nya di dada. Lisa menghela nafas pelan, memilih untuk mengabaikan Jennie yang mungkin marah pada nya dengan kembali menonton film yang tengah terputar.

Mereka saling mendiami setelahnya. Tak ada satupun dari kedua nya mengeluarkan sedikit saja suara. Suasana itu berlangsung hingga lima belas menit lama nya.

Meski kelihatannya Lisa berfokus pada film yang ia tonton, nyata nya pikiran nya berkeliaran kemana mana. Karena Jennie membahas tentang ciuman, Lisa jadi membayangkan bagaimana jika ia berciuman? Bagaimana rasanya? Jennie benar, melihat adegan ciuman yang ia lihat di film selama ini, itu nampak sangat... Enak. Dua belah bibir saling melumat... Ah, Lisa jadi ingin merasakan nya juga.

Tanpa sengaja ia menoleh ke samping, menampakkan Jennie yang sepertinya juga fokus menonton. Namun, melihat dari samping begini setidaknya berbeda bagi Lisa. Raut wajah serius dengan sedikit cemberut itu, mata kucing yang tak teralihkan sama sekali, hidung nya yang mancung, pipi besar menggemaskan, rambut hitam bergelombang sepinggang. Dan dari semua itu, yang paling menarik perhatian Lisa adalah, belah bibir ranum merah muda yang sedikit terbuka, sukses membuat Lisa meneguk saliva susah payah.

Bagaimana, bagaimana bibir ranum merah muda itu jika di lumat? Akankah rasanya se menarik penampilannya? Akankah semanis madu atau tak ada rasanya? Apakah, apakah bibir tebal nya sesuai dengan bibir tipis menggoda itu?

Seketika adegan rekayasa tercipta di otak Lisa, adegan tak senonoh. Lisa menggeleng-gelengkan kepala nya, berusaha mengusir pikiran kotornya.

Lisa berdehem canggung, rasanya tak baik jika mereka saling diam seperti ini, itu menambah suasana tegang diantara mereka.

"Kamu marah?" Tanya Lisa menggigit bibir nya gugup. Jika sudah begini, biasanya Lisa akan menggunakan bahasa yang bisa dibilang lebih sopan pada Jennie.

"Gak," jawab Jennie begitu singkat. Nada bicara nya ketus sekali, ugh.

"Maafin aku, ya? Kata kata aku tadi mungkin gak sengaja menyinggung kamu." Jennie menepis tangan Lisa yang berada di atas paha nya.

"Nini..." Lisa tak menyerah, ia menyentuh tangan Jennie.

"Iya, di maafin." Dengan nada ketus Jennie menjawab. Ia beralih melipat kedua tangan nya di dada, tak mau Lisa menyentuh tangan nya lebih lama.

Tentang Kita [JenLisa Fanfiction] One Shoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang