HARI SIAL

20 2 0
                                    

Keesokan harinya. Para siswa telah bersiap dikelas masing - masing bersiap untuk menjalani MOS hari kedua mereka.

"ABIYAN!!!" Seru Ichy saat seseorang menarik salah satu pita dirambutnya.

"Wkwkwk sengaja Chy. Lagian lo pake pita pita segala." Ucap Abiyantha Sadega.

"Semuanya juga make by the way." Sulut Ichy berusaha membenarkan pita dirambutnya, sebelum diambil alih oleh Esta yang kemudian membantunya.

"Gue enggak tuh." Jawab Abiyan cengengesan.

"Thank you Esta." Gumam Ichy.

"Kalo mau make juga ya monggo. Sekalian pake rok lo." Ketus Ichy ditanggapi dengan tawa nyaring Abiyan yang langsung beranjak menuju tempat duduknya.

Entah ada apa dengan seorang Abiyantha Sadega, dari hari pertama memang sangat gencar menjahili Ichy. Katanya sih, "kalo di liat liat Ichy itu kaya angry bird." Seperti mereka sudah saling mengenal lama.

"Morning Class." Sapa seorang anggota OSIS yang baru saja memasuki kelas.

"Maaf ya agak telat, oiya hari ini sementara saya yang pegang soalnya Kak Hanka nya lagi ada piket UKS. Kenalin nama saya Damian Jiannartha, dari kelas XI IPA 1. Saya menjabat sebagai Ketua OSIS." Salam pembuka yang manis dari cowok manis seperti Damian, menciptakan bisikan - bisikan seperti dengunan lebah.

"Okay, langsung aja kemaren sama Ka Hanka udah dikasih tau apa aja nih?" Tanya Damian

"Sejarah sekolah sama prestasi prestasinya kak." Jawab Abiyantha.

"Udah jauh juga ternyata. Sebelum saya lanjut nih , mau nanya lagi dong. Udah di bentuk struktur organisasi belum?" Seluruh siswa kompak menggeleng.

"Kalo kita bentuk aja sekarang gimana? Soalnya tadi wali kelas kalian minta sekalian disusun struktur organisasinya. Kita bikin by vote aja ya." Ucap Damian berdiri didepan kelas dengan tangan yang sudah siap dengan spidol dalam genggamannya.

"Kak, ga usah di vote langsung tunjuk aja. Kalo di vote buang buang waktu nanti pada saling ngelak."Saran salah satu siswa bername tag Panji Bagaskara.

"Setuju!! Ketua kelasnya Abiyan wakilnya Panji!" Sahut Ichy semangat.

"Wakilnya lo." Tukas Panji.

"Tuhkan. Lebih ga adil." Dengus Ichy.

Damian tertawa kecil melihat perdebatan kecil didepannya.

"Udah udah... Jangan berantem." Lerai Damian.

"Gini aja, sekarang siapa yang setuju ketua sama wakil nya Abiyan sama Panji?" Ichy mengangkat tanganya tinggi - tinggi.

"Laah cuma gue yang setuju." Pekik Ichy mengedarkan netra kembarnya kepenjuru kelas. Dan benar tidak ada yang mengangkat tanganya kecuali dirinya.
"Satu suara untuk Abiyan dan Panji." Ucap Damian mengedarkan pendangannya.
Ichy menurunkan tangannya lesu.

"Trus yang setuju Abiyan sama Ichy siapa?" Hampir seluruh siswa mengangkat tangan mereka bahkan Nika, Hesta dan Esta pun mengangkat tangan mereka sebagai tanda persetujuan. Menyisakan Ichy dan Abiyan yang menatap jengah pada teman - teman sekelas mereka.

"Sorry Chy tapi gue lebih setuju lo wakilnya dari pada si Panji. Soalnya anaknya agak rese." Gumam Hesta yang masih bisa di dengar oleh Ichy.
"Alasan lo ga make sense Hest." Kesal Ichy melempar tatapan mautnya pada Hesta. Yang ditatap justru terkekeh kecil.

"Lhoh kamu ko ga angkat tangan?" Heran Damian menunjuk Abiyantha.

Abiyan menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Damian. "Soalnya pilihan satu atau dua sama sama ga menguntungkan buat saya Kak." Jujurnya membuat seisi kelas tertawa.

最高の祈り (Saikō No Inori)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang