EVERYTHING IS FAKE

11 2 0
                                    

Sesuai rencana mereka tadi siang. Ichy akan mengantar Yesha ke stasiun, karena Yesha akan pulang kerumah orang tuanya di Bandung setelah menjemput Satya dan Callista terlebih dulu. Dan disinilah mereka sekarang Stasiun gambir melepas Yesha yang sebentar lagi akan memasuki ruang tunggu penumpang.

"Kalo udah sampe kabarin ya Ye." Pesan Satya. Yesha mengangguk sebagai jawaban.

"Lo berapa hari di Bandung Ye?" Callista menimpali.

"Biasa lah Cal, Minggu malem nyampe sini lagi." Jawab Yesha.

"Cil, lo ati - ati di rumah sendirian. Jangan lo ajakin kopdar mulu Sat, ntar nilainya jelek kita juga yang kena sama eyang." Ujar Yesha pada Ichy dan Satya. Ichy hanya mengangguk sebagai jawaban sembari mengacungkan ibu jarinya.

"Iya Ye Iya.,, dah sana berangkat lo. Hati - hati di jalan." Pungkas Satya.

***

Senja bergulir,berganti gelapnya malam. Kerlip lampu jalan menggantikan cahaya sang surya yang telah redup.

Mobil Range Rover yang di kemudikan oleh Ichy melaju membelah jalanan malam Ibu Kota. Menyusuri jalan panjang tersebut dengan gedung - gedung tinggi sebagai pemandangan.

Hening, mobil dengan dua penumpang itu hening. Hanya alunan lagu yang diputar acak oleh Ichy yang menjadi pemecah keheningan disana. Baik Satya, Ichy dan Callista tak ada yang berniat untuk membuka bibir mereka. Masing - masing sibuk dengan pikiran dan perasaan mereka sendiri.

Hingga...

"Chy." Panggil Callista memecah keheningan di dalam mobil.

"Oke ga kalo gue nginep di rumah lo?" Tanya Callista kemudian.

"Oke oke aja sih kak." Jawab Ichy.

"Gue ikutan sekalian." Sahut Satya.

"Ga kopdar lo bang? Malming nih." Tanya Ichy.

"KOPDAR kan malem njir." Jawab Satya. Dan suasana kembali hening.

"CK!" Callista mendecak sebal di kursi belakang, setelah melihat ponsel miliknya kemudian memasukannya kembali pada saku jaket.

"kenapa lo Cal?" Tanya Satya. Ichy kembali memfokuskan pandangannya pada jalan didepannya setelah mencuri pandang pada Callista pada kaca sepionnya..

"Chy lo kenapa ga nerima tawaran eyang buat study Aboard sih?." Bukannya menjawab Callist justru melempar pertanyaan lain pada Ichy.

"Gue ga minat. Gue belum siap buat ke luar negeri. Kenapa kak?" Tanya Ichy.

"Kan gue bisa ikut. Dari pada disini kek di lepas tapi di pantau mulu." Gerutu Callista.

"Kalian capek gas i?! capek ga si di tuntut untuk jadi sempurna? Capek gas i harus jadi yang terbaik terus? Kita nih manusia yang kadang juga ngelakuin kesalahan. Yang juga bisa di prank sama takdir." Oceh Callista panjang lebar.

"Gue capekkk Chy, Sat." Keluhnya

Baik Satya atau pun Ichy memilih untuk tidak menanggapi ucapan dari Callista. Kalo boleh jujur sebenarnya, mereka pun merasakan hal yang sama. Namun apa yang bisa dilakukan siswa sekolah menengah atas selain mengikuti dan patuh pada setiap aturan yang dibuat?

"Gue laper. Pada mau makan dulu ga? Dirumah gue ga ada makanan." Ichy mengalihkan topic pembicaraan.

"Gue lagi pengen angkringan yang biasanya kita dateng tuh Bang kalo kita pas Kopdar." Ucap Ichy kemudian.

"yaudah lah gas." Jawab Satya.

"Kak Callist oke kah?" Tanya Ichy. Callist memutar bola matanya malas sebelum menjawab," SERAH LO."

最高の祈り (Saikō No Inori)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang