"Guys yang udah beres bisa dikumpulin ya." Ucap Abiyantha seraya berdiri bersiap mengumpulkan tugas Ekonomi yang diberikan Pak Yayang pada jam pelajaran terakhir.
"Bi, gue aja yang nganter. Sekalian gue ketemu Bu Ismi buat konsul materi KIR gue." Abiyan mengangguk memberikan tumpukan kertas yang di tangannya kepada partner andalannya. "Thanks Chy. " Ucap Abiyan. Setelahnya, Ichy segera berlalu dengan tumpukan kertas ditangannya menuju ruang guru.
"Lo kenapa ikut? Bukannya balik. Ntar Hesta ngomel tau rasa." Tanya Ichy saat Nika menyusul langkah kakinya.
"Gapapa, ada yang mau gue omongin sama Lo. Cuma ada Hesta sama Esta gue takut aja." Jawab Nika. Ichy mengernyit menoleh kearah Nika.
"Soal Esta sama Tristan." Lanjut Nika. Ichy mengehentikan langkahnya secara tiba - tiba. Memberikan atensi penuh pada Nika.
"Lo tau ga kalo Esta deket sama Tristan?" Lanjut Nika. Mendengar topik yang hendak dibahas oleh Nika, Ichy pun segera menarik tangan Nika untuk mengikuti langkahnya menuju ruang guru sebelum akhirnya mengajaknya untuk duduk di sebuah bangku taman disekitar sana.
.
.
"Lanjut Nik." Titah Ichy
"Ya itu, lo tau ga Esta deket sama Tristan?" Tanya Nika.
"Lo tau darimana?" Tanya Ichy balik tanpa menjawab pertanyaan Nika.
"Gue ga sengaja baca chattnya Esta kemaren pas minjem HPnya buat ngabarin orang rumah. Soalnya HP gue mati. Habis battery." Ichy tak bereaksi, ia masih setia menunggu kelanjutan cerita Nika.
"Kontaknya di kasih nama Kak Tristan. Gue iseng sih, kepoin dikit. Eh ternyata mereka udah chattan dari pas kita abis MOS dong. Terus ya Chy, si Tristan nih kek narik ulur gitu lah. Mana tengil banget lagi. Gue jadi kesel bacanya, kasihan juga sama Esta. Cuma ya gimana yaa. Orang kadang jadi BEGO kalo udah masalah hati." Oceh Nika panjang lebar.
"Chy, gue ngomong sama lo karena beberapa kali Si Tristan ada bahas lo. Terkahir dia minta nomor lo, tapi Esta kaya ngehindar mulu tiap Tristan mulai minta nomor lo. Sampe chatt Esta cuma di read aja." Lanjut Nika.
"Apa perubahan sikap Esta karena dia jeles sama lo ya Chy? Ngejauhin lo karena atau ngehindari pertanyaan - pertanyaan dari Tristan tentang lo. Soalnya si Tristan nih sus banget nyariin info tentang lo." Tutup Nika dengan berbagai teori buatannya. Ichy menghela nafas berat tak tahu harus bereaksi apa saat ini.
"Lo tau ga Nik? gue pengen marah banget sama lo karena lo baca chatt Esta tanpa permisi. Lo tau itu privasi kan? Tapi makasih buat infonya. Tapi gue juga ga tau harus gimana Nik." Lirih Ichy
"Maaf Chy, gue tau gue salah, dan cerita ini malah jadi beban pikiran lo. Gue nyesel jujur, tapi gue bakal lebih nyesel lagi kalo telat tahu soal hal ini." Tutur Nika.
"Ko gue ngerasa Esta semacem di mainin sama Tristan ya Chy? Gue ga mau Esta sakit hati Chy." Tutupnya.
"Ck. Kita ga bisa apa apa Nik. Itu udah masalah pribadinya Esta. Just do our part, as a friend. Paham? Sekarang balik yok keburu sore. Gue mau nyamperin kakak gue dulu."
"Iya Chy, tapi kannn.."
"Udah Nik..." Putus Ichy. Namun percayalah dalam hatinya terasa sesak. Ada rasa bersalah disana. Ingatanya kembali memutar memori satu bulan lalu. Dimana ia memaksa Esta untuk sekedar menyapa Tristan, tanpa memikirkan bahwa hati Esta masih bekerja secara normal. Tidak sepertinya yang sulit untuk membuka hati pada orang asing.
'Est sorry, gue bikin lo begini. Gue egois.' Batin Ichy.
"Chy-"
"Nik, balik yuk.." Potong Ichy tak ingin melanjutkan acara perghibahan bersama partner sepercontekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
最高の祈り (Saikō No Inori)
RomanceTau ga ? ga semua yang kita mau bisa kita dapet. Even we give our best, tapi kalo semesta ga mendukung kita bisa apa? Just let it flow. Ada tiga hal yang gue pegang di hidup gue. understand that you can't control everything.. understand that everyt...