3. Curiga

6.4K 181 5
                                    

Pov. Adi

Udah satu minggu berlalu semenjak aku kena tilang Mas Bagas entah kenapa aku bukannya marah, tapi malah pengen ketemu dia lagi. Hari ini masih kegiatan ekskul di sekolah, aku terpaksa pulang terlambat.

Setelah kegiatan ekskul selesai, aku langsung mengganti baju seragamku dengan pakaian biasa yang kubawa didalam tas ku. Kemudian aku melaju ke kantor Mas Bagas. Setiba di kantor polisi aku menanyakan keberadaan Mas Bagas.

"Permisi pak, ruangan Pak Bagas dimana ya" tanyaku.

"Oh ruangan Pak Bagas lurus aja terus belok ke kanan melewati ruangan penjara itu" kata Pak Polisi yang bernama Benu.

Dari tadi matanya melihat aku terus. Aku pun terus berjalan dan ketika melewati ruangan penjara, aku kaget di dalam sana para napi sedang beramai ramai menyodomi seorang pemuda. Entah kenapa aku kasian melihatnya, ingin rasanya aku menegur namun aku tidak punya keberanian.

"Heh isep yang benar, bisa ngisep gak lu" kata napi disana

Plak plak

"Ahhhh bangsat anjing lubang nya enak banget" ucap napi yang lain

Aku bisa melihat pergumulan mereka, kulihat mata pemuda itu melihat ke arahku seakan minta tolong. Tubuhnya sudah sangat tidak berdaya karena diperkosa beramai ramai. Aku pun langsung pergi tidak peduli dengan urusannya, toh dia juga pasti seorang kriminan sudah sepatutnya dia dihukum seperti ini. Gumamku.

Aku melangkah hingga ke ruangan Mas Bagas, namun yang kudapatin disana tidak ada mas Bagas. Bangsat, polisi itu sudah menipuku. Aku pun keluar dari ruangan Mas Bagas. Aku kembali melewati penjara itu lagi dan aku sempat melihat pemuda itu dimasukin 2 kontol di dalam lubangnya.

"Arghhhhhhhhhhhhh to..tolong hentikan"

"Diam bangsat"

Erangnya kesakitan, aku yang melihat itu hanya menutup kedua mataku. Entah dia salah apa sampai nasibnya harus begitu. Aku hanya bisa menghela nafasku dan meninggalkan tempat ini. Lama lama aku bisa jadi gila disini.

Kutemuin Pak Benu, kulihat dia tersenyum senyum melihatku.

"Bapak gimana sih, Pak Bagasnya tidak ada malah disuruh aku pergi kesana" ucapku kesal.

"Lah kan kamu tanya Ruangan Pak Bagas bukan tanya Pak Bagas" ucapnya.

Hedeh, benar juga ya, dari tadi aku hanya menanyakan ruangan Pak Bagas bukannya Pak Bagas. Haduh tolol kamu Di. Seketika aku menggaruk kepalaku.

"Oh ya Pak tadi aku melihat di penjara ada pemuda yang disodomi beramai ramai, bapak kok gak negur sih, malah enak santai santai disini" bentakku.

"Loh berani sangat kamu membentak saya, saya Polisi disini, saya bisa saja memenjarakanmu" ancam Pak Benu

"Saya gak takut, lagian saya bisa memanggil pengacara saya, ingat ya Pak, ayah saya itu seorang pengusaha ternama, bapak tau kan Sakha Group, Sakha itu ayah saya" ucapku membuat Pak Benu terkejut.

"Ja..jadi kamu anaknya Pak Sakha" kata Pak Benu

Aku hanya mengangguk.

"He he he kalau begitu bapak minta maaf ya" tiba tiba saja dia ciut mendengar nama ayahku.

Aku gak minat membalas ucapan Pak Benu.

"Terus kamu nanyain Pak Bagas ada apa, disuruh bapak kamu ngurusin masalah perusahaannya" tanya Pak Benu.

"Bapak ini terlalu kepo urusanku, udahlah gak perlu bapak tau, dan ingat ya Pak, jangan pernah beritahu Pak Bagas kalau aku anaknya Bapak Sakha" ucapku.

"Iya iya"

"Oh ya Pak, itu pemuda kenapa bisa dipenjara, dia salah apa" tanyaku.

"Oh itu dia sudah memperkosa Ibu Mertua nya dia dihukum 12 tahun penjara, ya sudah sepantasnya dia disodomi gitu" kata Pak Benu

"Buset ganteng ganteng gitu suka yang tua tua, eh btw apakah sudah di sidangkan di Pengadilan" tanyaku.

"Eh dek, disini gak ada satu pun kasus yang langsung di sidangkan di Pengadilan, buru buru nyewa Pengacara, buat makan sehari hari aja mereka gak mampu, ya hakimnya disini ya kami lah" kata Pak Benu.

Oke aku akui masalah hukum di negeri ini sangat amburadul, tapi bagaimana kalau napi disini terbukti tidak bersalah. Gumamku.

"Ya sudah, aku mau menyewakan pengacara buat pemuda itu, gak tau kenapa aku kasian aja liat dia diperkosa gitu, urusan dia bersalah atau tidaknya biarlah hakim yang memutuskan bukan bapak disini" kataku.

"Widih mentang mentang anak pengusaha enteng banget ya ngomongnya" kata Pak Benu pelan yang masih bisa kudengar.

"Hallo Pak, bapak ada job nih, tolong ke kantor XXX terus urus pemuda yang bernama Rozy" panggilku kepada pengacaraku lewat telpon

"Udah ku urus, sekarang bapak kasih tau alamat Pak Bagas dimana" kataku.

"Bagas lagi Bagas lagi padahal aku kan juga polisi disini, menang tampang doang dia" ucap Pak Benu sambil menyerahkan alamat Pak Bagas.

"Kalau begitu aku permisi ya Pak" ucapku pamit dan berlalu pergi.

Aku kemudian melajukan motorku dan setelah 10 menit akhirnya aku sampai di kediaman rumah Pak Bagas. Saat aku ingin mengetuk pintu rumah Pak Bagas, tiba tiba kulihat seseorang membuka pintu. Betapa terkejutnya aku yang membukakan pintu adalah Kevin, temanku. Dia pun kaget juga melihatku.

"Kevin" kataku

"Adi" katanya.

"Loh kok kamy disini Vin" tanyaku.

"Eh emm anu aku tadi ada urusan" jawab Kevin.

Mungkin juga si Kevin ini kena tilang kayak aku. Gumamku.

"Terus kamu ngapain kesini" tanya Kevin.

"Aku lagi cari Pak Bagas, seminggu yang lalu motorku kena tilang" jawabku.

"Oh gitu, kalau gitu aku pergi dulu ya" tanyanya sambil berlalu pergi.

"Eh tunggu dulu..." Ucapku namun Kevin sudah berlalu dan tidak mendengar ucapanku.

Aku pun mencoba masuk kedalam, dan betapa terkejutnya aku ternyata didalam ada seorang wanita yang sedang telanjang, hanya memakai tanktop dan cd aja.

"Eh so..sorry" kataku sambil memalingkan wajahku.

Kulihat wanita itu berlari menuju kamarnya. Aku pun duduk di sofa. Apa jangan jangan itu isterinya mas Bagas.

"Hai maaf ya tadi" kata wanita itu.

"Iya gpp kok tan" jawabku

"Kamu kesini ada urusan apa" tanya wanita itu

"Aku cari Mas eh Pak Bagas, motorku seminggu yang lalu kena tilang tan" jawabku hampir aja keceplosan bilang Mas Bagas.

"Oh Pak Bagas nya sedang tugas biasanya dia di kantor kalau jam segini, malam baru pulang" jawab wanita itu.

Aneh menurutku. Terus si Kevin ngapain datang kesini kalau Pak Bagas nya tidak ada, terus ngapain si tante ini pake acara telanjang gitu. Ada yang janggal. Gumamku.

"Di kantor juga tidak ada tan" jawabku

"Loh masa, kalau tidak ada di kantor berarti dia lagi patroli, kalau mau kamu datang aja malam kesini" kata si tante.

"Emm mungkin lain waktu aja tan" kataku.

"Ya terserah kamu aja" kata si tante.

"Kalau begitu aku pamit ya tan" ucapku.

Aku pun pamit dari rumah Mas Bagas. Aku kembali melajukan motorku, hingga tidak sengaja aku melihat ada keributan di sebuah rumah. Aku pun mencoba menghentikan motorku dan melihat ada masalah apa di dalam rumah itu.

"Bu, tolong jangan usir kami Bu, saya mohon akan cari uang nya buat bayar utang orang tua kami" pinta pemuda itu.

Betapa kagetnya aku melihat ternyata itu adalah Kevin.

"Kevin" ucapku.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA BANTU VOTE, KOMEN, SHARE DAN FOLLOW YA !!!

Lukisan PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang