8. Sorry

5.1K 164 7
                                    

Pov. Bagas

Aku terbangun dari tidurku, kulihat tubuhku dalam keadaan telanjang. Aku baru sadar aku tidak berada di kamarku. Lalu kamar siapa ini? Gumamku.

Malam tadi aku bermimpi melecehkan seorang remaja cowok, namun tunggu, jangan jangan itu bukan mimpi lagi. Kudengar ada suara orang menangis. Aku pun memakai kembali sempak ku dan ku berjalan menuju arah tangisan itu.

Aku berjalan ke arah dapur, dan mataku melihat bungkusan kopi. Astaga aku baru ingat malam tadi minum kopi ini, pantes aja aku merasa gairah ku meningkat. Soalnya aku tiap hari aku konsumsi kopi ini setiap mau berhubungan badan dengan isteriku. Jangan jangan aku udah melecehkan seseorang.

Kuberjalan menuju kamar mandi dan saat kubuka, kulihat Adi sedang menangis.

"hikkksss....hikkksssss..."

Aku pun mendekapnya dari belakang, dia menoleh ke arahku dan langsung memberontak.

"Pergi dari sini polisi sialan, dasar pelaku cabul hiks hiks" ucapnya.

Aku semakin erat memeluknya.

"Maafkan aku, aku dalam keadaan pengaruh kopi itu hingga tidak bisa berfikir jernih" ucapku melepaskan pelukanku.

"Maaf? bapak fikir dengan kata "maaf" akan merubah aku kembali balik jadi perawan hah. Jawab! Bapak Jawab!" Ucapnya.

Cuphhhhhhhh......mmmmphhhhhhh....

Aku tidak menjawabnya namun hanya melumat bibirnya. Kali ini lumatanku penuh mesra, dia membalas lumatan bibirku.

"Maafkan bapak, bapak akan tanggung jawab. Kalau kamu mau masukin bapak ke penjara, bapak siap!" Ucapku

Dia hanya menggeleng dan kembali melumat bibirku.

Cuppphhhh....mmmphhhhh......

"Aku cinta bapak saat pertama kali aku ketemu bapak. Apakah bapak mau jadi pacarku" ucap Adi.

"Iya sayang bapak mau jadi pacarmu" ucapku kembali melumat bibirnya.

Lumatan lembut aku akhirnya berubah menjadi penuh nafsu. Kontolku perlahan mulai mengeras. Ku endus lehernya dan kugigit pelan sambil mencupangi lehernya.

"Ssshhhh ahhhhh" desahnya.

Ciumanku turun ke putingnya yang kecil, dibandingkan payudara isteriku jauh lebih besar punya isteriku. Ahirnya aku hanya menggigit kecil di putingnya.

"Sshhhhhh ahhhhhh" desahnya saat area sensitifnya aku gigit.

Kontolku sudah semakin keras, aku sudah tidak tahan.

"Isepin sayang" pintaku.

Dia pun langsung menghisap kontolku, memaju mundurkan kontolku di mulutnya.

Slurppppp.....slurpppppphhh....

"Shhhh...enakkkk...sayang....ahhh....fuckkk" racauku.

Kulihat dia mulai kewalahan menyepong kontolku. Air liur nya mulai kehabisan. Aku pun membantunya dengan memberikan ludahku pada mulutnya.

"Buka mulutnya" perintahku

Cuih cuih cuih

Ada tiga kali aku meludah dalam mulutnya, dia pun menerimanya dan kembali menyepong kontolku.

Slurpppp.....slurppppp.....

"Ahhh...enak...sayang..." Racauku sambil memegang kepalanya dan memajumundurkan kontolku di mulutnya.

Sesekali dia tersedak, namun lama lama dia mulai mahir dalam menghisap bahkan sudah bisa deepthroat.

"Oh sayang aku keluar, telan ya" racauku.

Lukisan PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang