Grow up²

569 50 4
                                    

Tower of God

Original story by SIU

Disclaimer by SIU

Enjoy reading

.

.

.

.

.

2nd year

Tahun ke dua Aguero dan Bam sepakat untuk merayakan ulang tahun si kembar hanya berempat saja. Aguero berkata ia tidak ingin ada kehebohan jadi Bam membeli sebuah bunker sederhana di lantai 54. Mengetahui hal itu tentu saja Aguero mengomelinya sepanjang hari karena ia merasa tidak perlu sampai membeli bunker baru hanya untuk perayaan kecil. Baginya point senilai 1,5 miliar itu bisa mereka gunakan untuk hal yang lebih perlu daripada membeli sebuah bunker yang mungkin tak akan mereka tempati lagi. Untuk meredakan omelan istrinya Bam membujuknya dengan makanan enak, ia memasak menu kesukaan Aguero dan si biru itu luluh, meski sesekali masih mengomel. Oh jangan lupakan cincin suspendium dengan permata bunga zigena yang harga tak main-main sebagai mahkota cincinnya.

3rd year

Tahun ke tiga si kembar diculik kakeknya, Khun Edhuan untuk perayaan ulang tahun yang ke-3 mereka. Dia geram karena anak nakalnya itu berani sekali tidak mengundangnya saat ulang tahun cucunya yang kedua. Jadi untuk balas dendam Edhuan memaksa Bam untuk tutup mulut dan membawa si kembar bersamanya. Ujungnya Bam lagi lagi kena omel Aguero dan hanya bisa mematuhi istrinya itu untuk berkunjung -menjemput paksa- ke kediaman keluarga Khun. Tapi ujungnya Aguero luluh juga, ia ikut menginap dikediaman keluarga Khun untuk beberapa hari.

4th year

Empat tahun berlalu dan ini menjadi tahun yang mengesankan bagi keluarga Grace. Vincent tanpa sengaja membuat shinsu disekelilingnya bergejolak dan melimpah.

Hari itu Wangnan dan Ehwa berkunjung ke kediaman mereka, membawa beberapa paper bag yang berisi hadiah untuk si kembar. Ketika mereka datang mereka disambut baik oleh pemilik rumah, Vincent menyambut mereka ceria lebih tepatnya menyambut hadiah yang mereka bawa.

Bam menggeleng melihat kelakuan anak sulungnya, Wangnan hanya terkekeh saja merasa gemas. Vassa menerima hadiah dengan sopan, kedua tangannya terulur saat menyambut hadiahnya lalu gadis kecil itu membungkuk dan mengucapkan terimakasih.

"Anak pintar..." Puji Ehwa lalu membawa Vassa duduk bersamanya dikarpet ruang tamu.

Sedang Wangnan mengajak Vincent bermain bersama hadiah barunya. Ditengah permainan mereka Vincent merengut dan melapor pada Bam jika ia ingin pipis, Bam dengan sabar menuntunnya ke kamar mandi.

Setelahnya bencana terjadi. Wangnan yang hendak berdiri tak sengaja menginjak mainan Vincent hingga remuk, lelaki pirang itu panik setengah mati. Ia hendak menyembunyikan barang bukti tapi bocah gembul itu keburu kembali dari kamar mandi. Melihat mainannya yang remuk dan berkeping matanya berkaca kaca lalu tangispun meledak. Shinsu disekitar bocah itu bergejolak dan melimpah ruah, para orang dewasa tentu saja terkejut tak terkecuali Aguero yang berlari tergesa dari ruang kerjanya. Untungnya Bam disana dan mampu meredam gejolak shinsu Vincent.

Setelahnya Wangnan tak berkunjung untuk waktu yang lama karena Vincent pasti akan merengut saat melihatnya.

5th year

Kini usia si kembar memasuki tahun kelimanya. Yang paling membuat Aguero pening adalah Vincent yang tak bisa diam. Bocah gendut itu kini sedikit langsing karena tingginya yang bertambah, bocah nakal itu berlari kesana kemari dan menjatuhkan banyak perabotan rumah. Untungnya orang tua mereka kaya raya, hanya duduk dan menghela napas saja kekayaan mereka bertambah dan mengalir bak sungai jadi tak apa.

"Hiks..."

Aguero menoleh kala mendengar isakan kecil dari anak gadisnya, betapa terkejutnya dia saat melihat Vincent menarik rambut Vassa.

"Vincent jangan menjambak rambut adikmu! Astaga..."

Hanya sekejap ia berpaling untuk mengambil pakaian mereka dan bocah lelaki itu mengganggu adiknya. Vincent berlari memutari ruangan dengan burung kecilnya yang berayun, tawa lepasnya menggema, terlihat sekali jika dirinya senang.

"Hahahaha!"

"Berhenti berlari bocah nakal! Pakai dulu bajumu!"

Aguero berkacak pinggang, sungguh kenapa bocah itu selalu saja membuat kepalanya pening. Vincent menggeleng kencang, menolak perintah.

"No mama nooooo! Vincent lebih suka begini! Dingiiin~" tangannya meraih kenop pintu hendak keluar dari kamarnya

Bruk

"Ugh!" Bocah nakal itu meringis kala wajahnya bertabrakan dengan sesuatu membuat langkahnya terhenti. Tubuh berisinya terangkat dan masuk kedalam gendongan sang papa.

"Kenapa kau berlari dengan tubuh telanjangmu hm?"

"Papa..."

"Kepalaku pusing olehnya tolong pakaikan dia baju Bam, aku akan mengurus Vassa."

Aguero menghela napas lega, Vincent itu takut pada Bam entah apa yang membuatnya takut tapi jika sudah bersamanya bocah itu akan berubah jadi kalem dan penurut.

"Kau membuat mama mu kesulitan lagi hm?" Bam bertanya halus, nadanya lembut dan penuh perhatian, ciri ciri papa yang mengayomi. Vincent menggeleng dengan kepala tertunduk, takut menatap papanya.

"No papa," jawabnya dengan suara kecil hampir seperti bisikan.

"Benarkah?" Bam bertanya sekali lagi untuk memastikan kejujuran anaknya. Dia paham betul watak bocah kesayangannya ini yang harus didesak dulu baru dia akan mengaku.

"Sorry,"

Bam mengusap punggung Vincent lembut lalu mengecup pipi gembilnya.

"Katakan itu pada mama mu setelah memakai bajumu oke?"

"Um!"

"Anak pintar~"

Lihat kan? Betapa patuhnya bocah nakal itu jika berhadapan dengan Bam. Aguero saja sampai menggeleng kan kepala dibuatnya.
 
6th year

Aguero menghela napas pelan, tatapannya melembut kala mendapati si kembar bertengkar dihalaman bunker mereka.

"Tak terasa mereka sudah tumbuh besar." Ungkap Bam seakan ikut bernostalgia, tangannya dengan lembut mengelus rambut biru kekasihnya.

"Hm, dan semakin hari semakin akur."

Bam terkekeh gemas akur yang Aguero maksud bukan akur yang sebenarnya tapi sebaliknya. Semakin hari semakin banyak pertengkaran yang bahkan terkadang melibatkan shinsu.

"Kau benar."

"Oh iya, besok aku ada urusan dengan para kepala cabang workshop apa kalian akan baik-baik saja?" Aguero bertanya khawatir sebab ia akan melepas pengawasan pada si kembar.

"Tentu, kau bisa menyerahkan mereka padaku."

Dahi Aguero berkerut tak yakin ia bukannya tak percaya pada bam hanya saja Vincent punya seribu cara untuk menjahili mereka.

"Kau yakin?"

"Hm, tak perlu khawatir, Aguero. Kau yang paling tau mereka."

"Baiklah,"

Yah mungkin Aguero bisa sedikit tenang jika Bam sudah menjamin kelangsungan si kembar. Yang besok biarlah jadi urusan besok sekarang ia mau menikmati family time mereka dulu.
  
            
Tbc

Dah lama gk up disini aku kangen baby V masa :')

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang