I still love you

6 1 0
                                    

“Gis, lu dapat salam tuh!”

Sebuah suara memenuhi ruang kelas yang hampir setengah jam lalu diselimuti sunyi. Gisa yang tengah fokus di depan laptopnya langsung menoleh begitu merasa namanya disebut.

“Dari?” Tanya Gisa seadanya.

Yang memanggilnya tadi mulai berjalan mendekat, duduk di atas meja belakang Gisa.

“Mantan lo,” jawabnya dengan santai.

“hah? Siapa?”

“Jian, siapa lagi emang? Mantan lu kan dia doang.”

Kelas yang semulanya sunyi, langsung heboh dengan sorakan-sorakan menggoda Gisa. Berpura-pura batuk, bahkan sampai ada yang secara langsung menyebut kata 'balikan’.

Si pemuda pengantar salam itu hanya tertawa melihat reaksi teman sekelasnya, lalu melirik Gisa yang tengah menatapnya dengan kesal.

“Kenapa sih Gisa, kenapa cantik?” Tanyanya dengan nada meledek.

Gisa berdecak sebal. “Udah kek, Chan, bahas Jian mulu lo!”

“Loh, gue cuma mengantar pesan dari Jian yang pernah jadi kesayangan mu itu loh Gis!” balasnya tak terima

“Ya udah, gak usah di sampaiin ke gue terus Chandra, gue udah cape balasnya. Lo kan tau anak kelas tuh suka banget ngeledek gue sama Jian, capek gue denger mereka ngomong balikan-balikan terus!”

Mendengar Gisa yang sedang mengomelinya dengan wajah kesal membuat dia yang dipanggil Chandra itu tertawa.

Tapi apa yang dia sampaikan, soal salam dari Jian itu sebenarnya memang benar, dia sama sekali tidak mengarang. Tadi dia bertemu Jian, mantan kekasih Gisa –si sahabat dekatnya– yang ‘katanya’ masih belum bisa move on.

Bicara soal Jian dan Gisa, mereka dulunya sepasang kekasih. Prince dan princess MOS, di jodohkan oleh satu sekolah, hingga membuat keduanya mulai berhubungan sebagai sepasang kekasih. 3 tahun berpacaran, nyatanya tidak membuat keduanya takut kehilangan satu sama lain. Keduanya berpisah, membuat satu sekolah heboh dengan beritanya yang menyebar begitu cepat.

Banyak gosip murahan tentang alasan keduanya berpisah. Yang paling banyak dibahas adalah Gisa yang memutuskan hubungan karena kedekatan Jian dengan perempuan dari sekolah sebelah.

Tapi yang dinamakan gosip tetap gosip. Sampai saat ini juga hampir semua orang tidak ada yang tau alasannya. Orang-orang terdekat mereka sendiri tidak diberi tau. Mungkin memang hanya mereka berdua dan tuhan, atau mungkin lebih tepatnya, hanya Gisa dan tuhan yang tau.

Kembali soal Gisa, sekarang perempuan itu sudah fokus pada kegiatannya lagi. Menatap layar laptop dengan begitu serius.

“Ngapain sih, Gis?” Tanya Chandra yang akhirnya turun dari meja dan menarik kursi ke sebelah kanan Gisa.

“Ngedit video,” jawab Gisa dengan mata yang masih serius menatap layar. Ekspresinya saat ini membuat Chandra takut jika bola mata Gisa bisa keluar saking seriusnya Gadis itu.

“Video apa? Film pendek itu?”

“Iya — eh, gue udah kasih tau lu belum sih?” Tanya Gisa yang tiba-tiba menjadi bersemangat.

Chandra menggeleng.

“Ini debut gue sebagai penulis loh! Kemaren gue ngasih naskah ke mereka dan katanya itu bagus buat dijadiin drama, jadi projek ini dikasih ke gue,” kata Gisa dengan mata yang berbinar begitu bangga pada dirinya sendiri.

“Oh ya? Gila, keren juga temen gue! Selamat deh yang akhirnya naskahnya di pakai juga,” ujar Chandra tersenyum lebar.

“Emang ceritanya tentang apa?”

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang