Kupu Kupu Pelangi

18 1 0
                                    

Pada suatu hari yang cerah, Oman dan Sinta sedang berjalan menuju taman Gambiros. Disana, berdirilah orang yang bernama Syamil.

"Kau lama sekali"

Syamil kelihatan agak kesal karena sudah menunggu mereka dari pagi. Setelah Oman dan Sinta datang, mereka kemudian berjalan jalan di sekitar taman. Dihadapan mereka datanglah Mawar, sahabat Sinta.

"Hai Mawar!"
"Oh, hai juga sinta. Kamu sedang apa disini?"
"Aku sedang berjalan jalan disini. Mumpung masih pagi, kan sehat juga sambil olahraga dan berjemur."
"Okelah kami harus melanjutkan berjalan ehhh joging pagi ini. Kau mau ikut mawar."
"Pastinya Syamil, saya akan ikut joging bersama kalian."

Merekapun melakukan joging pagi bersama Mawar. Setelah berjalan jalan mengelilingi taman, mereka beristirahat sebentar di pohon besar di sebelah taman.

"Hah.. hah.., lumayan jalan pagi ini, membuat tubuhku serasa lebih sehat dan lebih semangat."

Tiba tiba, Uman saudara Oman datang dan mengagetkan mereka.

"Tentu saja Oman!"
"Hey! Uman, coba kalau datang salam dulu, jaga sopan santun, jangan malah main ngagetin saja!"
"Hehehe, maaf ya ka Oman"
"Uman, apa yang kau lakukan disini. Biasanya, kau sibuk dengan penelitian ilmiah yang memusingkan kepala mu."
"Ayolah Syamil, aku tidak akan fokus terhadap penelitian kalau badanku tidak sehat. Lagipula apa salahnya, olahraga berjalan santai disini kan bisa menyehatkan tubuh badan. Tapi ya, selain olahraga kita juga perlu menjaga pola makan 4 sehat 5 sempurna kan."
"Yah, iya Uman, sudah jangan bicara lagi! Aku lelah mendengar celotehan mu."
"Hh, baiklah Syamil. Oh iya hari sudah mulai siang dan sudah mulai panas, aku pulang dulu ya."
"Iya hati hati Uman!"

Setelah mengobrol sebentar dengan Uman, hari kini mulai terasa panas karena matahari pun sudah mau mencapai puncaknya. Jadi mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.

"Sampai jumpa semua!"
"Ya, hati hati Sinta!"
"Okey."

Disaat berjalan pulang, Sinta melihat ada asap yang mengepul di rumah pinggir jalan Marsyana no 6. Setelah melihat asap itu, Sinta langsung pergi ke sumber asap tersebut. Sesampainya di sana, Sinta melihat rumah Bu Endah kebakaran dan Sinta juga melihat Bu Endah dan anaknya masih didalam rumah mereka yang sedang dilahap si jago merah. Pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk memadamkan api.

"Pak, tolong selamatkan Bu Endah dan anaknya!"
"Iya nak, setelah api mulai mengecil dan padam kami akan menyelamatkan Bu Endah dan anaknya."

Karena merasa geram, Sinta memutuskan untuk menyelamatkan Bu Endah dan anaknya sendiri. Sinta pun berlari kedalam rumah Bu Endah.

"Nak! Jangan lakukan hal nekat! Di dalam sana terlalu berbahaya!"

Sinta pun masuk kedalam rumah Bu Endah dan mencari keberadaan mereka.

"Bu Endah, anda dimana!"

Setelah mengelilingi rumah, Sinta mendengar teriakkan minta tolong.

"Hah, sepertinya itu suara Bu Endah. Aku harus cepat!"

Sinta bergegas menuju sumber suara tersebut. Kemudian Sinta sampai di ujung rumah Bu Endah.

"Ohok, ohok! Bu, Bu Endah dimana?"
"T.. Tolong! Ibu disini!"

Sinta pun akhirnya menemukan ruangan dimana Bu Endah dan anaknya berada. Tapi ruangan tersebut terhalang oleh kayu yang terbakar oleh api. Sinta merasa panik, tapi dia harus tetap tenang dan mencari solusi. Setelah berpikir beberapa saat Sinta akhirnya menemukan solusi kalau api bisa juga dipadamkan dengan kain khusus. Dan Sinta juga sering membawa kain khusus itu di lehernya. Dengan cepat dan berani, Sinta mengibaskan kain miliknya kearah api. Setelah dikibas kibaskan, api akhirnya padam. Sinta pun mendobrak pintu tempat Bu Endah dan anaknya terjebak.

"Ayo Bu!"

Sinta akhirnya bisa mengeluarkan Bu Endah dan anaknya selamat dari kobaran api tersebut.

"Terima kasih nak Sinta sudah mau menyelamatkan Ibu dan anak ibu."
"Hehe, sama sama Bu."

Semua orang yang ada di lokasi kebakaran langsung bertepuk tangan dan memuji kehebatan Sinta dalam menyelamatkan Bu Endah dan anaknya.

"Wah hebatlah Sinta."

Setelah 1 jam pemadaman, api di rumah Bu Endah akhirnya padam. Setelah itu Sinta berjalan pulang menuju rumah nya.

Keesokan harinya, Oman datang kerumah Sinta dan berniat mengajaknya ke rumah Hemi. Tapi saat itu Sinta tidak ada dirumah. Oman menengok kearah bukit Reever dan melihat Sinta sedang ada disana. Oman pun pergi menemui Sinta.

"Hei Sinta."
"Oh, hai Oman."
"Kau sedang apa pagi pagi disini?"
"Aku disini dari Subuh, dan aku mau menyaksikan matahari terbit. Katanya kalau melihat matahari terbit dari sini itu indah sekali."
"Aku dengar kau menyematkan Bu Endah dan anaknya kemarin. Fuhh kau sangat hebat dan berani."
"Eee bagaimana kau tahu berita itu?"
"Hei Sinta, kau pikir kita di zaman batu? Sekarang semua berita bisa diakses di mana saja. Contohnya, Instagram, Twitter, Facebook, web berita, ataupun di televisi."
"Hehe kau benar juga."
"Aku kagum padamu Sinta."
"Hah?"
"Kau memiliki jiwa yang pemberani, tekad yang kuat, dan hati yang lembut. Hh.. sudah jarang kita menemui orang seperti dirimu sekarang ini. Kau itu bagaikan kupu kupu yang sangat lembut dan hidupmu bagaikan pelangi yang berwarna."

Setelah mengobrol sebentar, mereka menyaksikan matahari terbit yang sangat indah.

}-----------------------[-End-]-----------------------{

Ditulis oleh:Muktar X-5

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang