Mentari pagi mengintip malu-malu di balik dedaunan Hutan Lumina, menerangi langkah kaki Rani yang bersemangat. Gadis kecil itu bukan sekadar penjelajah cilik, melainkan pemimpi besar yang selalu mencari keajaiban. Hari ini, buruannya adalah lingkaran peri legendaris, tempat para peri konon berkumpul di bawah sinar bulan, membawa keberuntungan bagi siapa pun yang menginjaknya.Rani dengan sejuta rasa penasarannya siap untuk menggembala buruannya itu, dengan segala persiapannya dia kemudian mengambil tas ranselnya dan melangkahkan kakinya ke luar dari rumah. Hutan Lumina sangatlah legendaris hutan ini dihuni oleh berbagai makhluk ajaib, termasuk peri, kurcaci, dan naga. Selain itu, hutan ini juga menyimpan banyak rahasia, seperti harta karun tersembunyi dan portal ke dunia lain. Hutan Lumina tetap menarik perhatian banyak orang. Para petualang, penjelajah, dan pemburu harta karun selalu berusaha untuk memasuki hutan ini. Mereka berharap dapat menemukan harta karun, bertemu dengan makhluk ajaib, atau bahkan menemukan rahasia keabadian.
Rani bukanlah pemburu harta, melainkan pembawa harapan. Kehidupan keluarganya yang sederhana membuatnya bermimpi untuk membawa sedikit keajaiban bagi mereka. Ia berjalan semakin dalam, melewati pepohonan beringin menjulang tinggi dan kicauan burung yang memecah kesunyian. Tiba-tiba, langkahnya terhenti. Di antara akar raksasa beringin, ia melihat lingkaran lumut sempurna yang bersinar keemasan di bawah sinar mentari pagi. Detak jantungnya berpacu, inilah lingkaran peri yang selama ini ia cari!
Dengan napas tertahan, Rani melangkah masuk. Sensasi hangat menjalar ke seluruh tubuhnya, dan di sekelilingnya, bunga-bunga liar bermekaran dengan warna-warna yang memesona. Kupu-kupu beterbangan bagai confetti hidup, dan udara dipenuhi aroma harum yang menenangkan. Tiba-tiba, dentingan lonceng halus memenuhi udara. Di antara kelopak bunga, Rani melihat sosok mungil berkelebat. Makhluk itu memiliki sayap transparan yang berkilauan seperti embun, rambut pirang terurai, dan mata biru jernih yang memancarkan kelembutan. Peri!
"Selamat datang, anak manusia," sapa peri lembut, "Aku Cahaya, penjaga lingkaran peri."
Rani terkesima. Ia tak menyangka akan bertemu peri sungguhan. Dengan gugup, ia menceritakan keinginannya untuk membantu keluarganya. Cahaya mendengarkan dengan seksama, lalu tersenyum hangat. Rani sempat melihat di dalam lingkaran peri terdapat banyak sekali peri yang cantik dan indah, bahkan ada satu peri cantik dengan sejuta ajaibnya yang terkenal dengan pemilik Bunga Melodi, dan hanya orang yang tulus akan mendapatkannya. Rani terkesima dengan Peri Lumina ratu hari segala peri.
"Keajaiban memang ada di mana-mana, Rani," ujar Cahaya, "Tapi bukan berupa emas permata atau keberuntungan instan. Keajaiban sejati lahir dari kebaikan hati dan kerja keras. Lingkaran peri hanya bisa membantu mewujudkan apa yang sudah kamu perjuangkan."
Rani sedikit kecewa, ia berharap mendapatkan jalan pintas.Cahaya seolah membaca pikirannya dan berkata, "Tapi aku bisa memberimu hadiah," ucapnya seraya menjatuhkan sekuntum bunga berwarna pelangi ke tangan Rani.
"Bunga ini bernama Melodi Kebaikan," Cahaya menjelaskan, "Ia akan mekar sesuai dengan kebaikan yang kamu lakukan. Semakin banyak kebaikan yang kamu tebar, semakin indah mekarnya bunga ini. Ingat, keajaiban terbesar ada dalam dirimu sendiri."
Rani mengangguk antusias. Hadiah ini jauh lebih bermakna daripada sekadar harta. Ia mengucapkan terima kasih kepada Cahaya, lalu keluar dari lingkaran peri. Dengan langkah ringan, ia pulang ke rumah membawa Melodi Kebaikan dan semangat baru.
Sejak saat itu, Rani tak henti-hentinya berbuat baik. Ia membantu tetangga memetik hasil panen, mengajar anak-anak membaca, hingga merawat hewan terluka. Setiap kali ia berbuat baik, ia merasakan kehangatan di hatinya, seolah Melodi Kebaikan sedang mekar sedikit demi sedikit.
Suatu hari, desa mereka dilanda kekeringan. Ladang gersang, warga resah, dan harapan hampir pupus. Namun, Rani tak menyerah. Ia teringat kisah seorang kakek bijak tentang sumber mata air tersembunyi di balik bukit terjal. Dengan tekad bulat, Rani mengajak teman-temannya mendaki bukit itu. Perjalanan berat dan berbahaya, tapi mereka tak menyerah.
Akhirnya, setelah perjuangan panjang, mereka menemukan sumber mata air itu. Kabar baik menyebar luas, warga bersorak sorai menyambut kedatangan mereka. Ladang kembali subur, kehidupan desa diselimuti sukacita. Dan di tangan Rani, Melodi Kebaikan mekar sempurna, memancarkan cahaya pelangi yang menerangi desa dengan harapan dan kebahagiaan.
Sejak saat itu, Rani tak lagi dipandang sebagai gadis kecil pemimpi, tapi sebagai pahlawan kecil yang membawa keajaiban melalui kebaikan hatinya. Ia membuktikan bahwa keajaiban terbesar bukanlah emas permata atau keberuntungan instan, melainkan kekuatan kebaikan yang bisa mengubah hidup diri sendiri dan orang lain. Hutan Lumina pun tak lagi sekadar hutan misterius, tapi menjadi simbol cinta kasih dan kepedulian. Siapa pun yang memasuki hutan itu, akan terkenang pada Rani, gadis kecil yang meyakini bahwa keajaiban sejati lahir dari melodi kebaikan yang ia nyanyikan setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot
NouvellesKumpulan cerita pendek yang dibuat oleh anggota Divisi 4 Jurnalistik SMAN 6 Karawang.