7. Apologize

21 7 6
                                    

"2 cheese burger dan 2 lemon tea?," tanya salah satu pelayan.

"Thank you," ucap Sagara.

Alana yang sudah kelaparan segera membuka bungkus burger tersebut. Aroma dari burger itu sangat menggoda, apalagi burger tersebut masih hangat sehingga kejunya masih meleleh.

"Oh God this is so good, gatau lagi ini emang enak banget atau karna gue kelaperan," ucap Alana.

"Emang enak kok. Wait, di pipi lo ada sesuatu," jawab Sagara. Ia melihat ada noda makanan di bibir Alana.

"Hm?," Alana tak sadar di ujung bibirnya ada saus tomat. Sagara yang melihat itu segera menempelkan ibu jarinya di ujung bibir Alana lalu membersihkan noda makanan tersebut.

Alana menatap wajah Sagara yang sedang fokus membersihkan noda yang berada di sekitar bibirnya. Untuk pertama kali, ia merasa gugup di depan Sagara. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

'Ah gue mikir apaan sih' batin Alana.

"Dah," ucap Sagara setelah dirinya selesai membersihkan noda di bibir Alana.

Alana hanya membuang muka dan berpura-pura tenang. Sagara yang menyadarinya tersenyum lalu melanjutkan makannya.

'Lucu' batin Sagara.

"SAG," teriak Alana.

Sagara yang kaget akan hal tersebut langsung terbatuk setelah mendengarnya. Bagaimana tidak? Ia lagi menikmati makanannya lalu tiba-tiba Alana meneriaki namanya.

"Apa anjir," ucap Sagara seraya menepuk dadanya. Ia segera mengambil lemon teanya untuk ia minum.

"ITU," ucap Alana lagi. Ia menunjuk ke arah panggung.

"Apaan, panggung? Perasaan mulainya masi 30 menit kok udah rame aja," ucap Sagara. Ia mengangkat tangan kirinya dan melihat jam tangannya.

"FUCK, UDAH LEWAT ENAM MENIT" umpat Sagara.

Tanpa pikir panjang Alana menarik tangan kanan Sagara lalu mengajaknya lari ke area panggung. Sangking laparnya, mereka sampai tidak sadar kalau konsernya sudah mau di mulai.

Yang seharusnya mereka bisa baris di depan, sekarang mereka tidak bisa baris di depan karena sudah terlambat.

"Lewat sini," ucap Sagara. Kali ini ia yang memimpin jalan. Ia menggenggam tangan Alana karena disana sangat ramai.

Mereka melewati ratusan orang hingga akhirnya mereka sampai di barisan sebelah kiri yang lumayan dekat dengan panggung. Yah, berkat tubuh Sagara yang tinggi, ia langsung bisa melihat jika ada celah kosong.

Untungnya disana ada layar besar. Jadi itu memudahkan mereka untuk menonton konsernya.

"Huh, untung dapet tempat," ucap Alana seraya mengatur nafasnya. Ia lelah sehabis berlari dan berdesakkan dengan banyak orang.

"Lo sih makannya lama," ucap Sagara.

"Yang ada lo yang lama, pake nambah segala pula," ucap Alana dengan memutar bola matanya.

"Hehehe, laper," ucap Sagara.

Beberapa menit kemudian. Lampu sorot di nyalakan dan konser pun di mulai. Lagu pertama yang mereka bawakan adalah salah satu lagu kesukaan Alana yang berjudul About You by The 1975. Penonton berteriakan saat sang penyanyi mulai menyanyikan lagu tersebut.

Ada yang sambil loncat-loncat, ada yang sambil rangkulan sama pacarnya, ada yang sibuk foto bareng temennya, dan ada juga yang nangis. Perempuan di sebelah Alana bahkan menanyakan apakah Alana membawa tissue atau tidak untuk mengelap air matanya.

"Sag mending kita ke belakang aja, kasian yang di belakang lo pada gak keliatan," ucap Alana di telinga Sagara. Ia harus bicara dekat telinga Sagara karena bila tidak suaranya akan terkalahkan oleh suara musik.

Sagara menundukkan sedikit kepalanya agar bisa mendengar Alana dengan jelas.

"Mending mereka yang gak keliatan daripada lo yang gak keliatan," ucap Sagara.

Memang betul ucapannya, namun tetap saja. Alana merasa tidak enak dengan orang-orang yang di belakang Sagara.

"Lo ketinggian sih," ucap Alana lagi.

"Kalo gue gak tinggi kita gak mungkim kedapetan tempat disini," balas Sagara.

"Iya dehh yang tinggi," ucap Alana lalu kembali menghadap ke arah panggung.

Mereka berdua tampak sangat menikmati konser itu, disinilah pertama kalinya Sagara melihat Alana merasa sangat bebas. Senyumannya, tawanya, semuanya terlihat sangat tulus tanpa paksaan.

Bukk

Seorang pria dengan hoodie hitam menyenggol lengan kiri Alana. Alana meringis kesakitan karena senggolan dari pria itu cukup kuat, seolah senggolan itu memang di sengaja.

Sagara yang melihat hal tersebut segera menarik kerah hoodie pria itu sebelum ia melarikan diri.

"Apologize," ucap Sagara. Mata abu-abunya menatap tajam seolah berkata akan ada konsekuensi yang besar jika ia tidak menuruti perkataannya. Ia menguatkan cengkramannya pada kerah pria itu.

"I said apologize. Now," ucap Sagara. Namun sepertinya pria itu masih enggan melakukan perintah dari Sagara.

"Udah Sag, let him go. Gue gapapa, ayo keluar dari sini," ucap Alana sambil mengusap lengan kirinya.

Sagara melirik lengan kiri Alana lalu kembali menatap pria yang berada di hadapannya. Ia melepaskan tangannya dari kerah hoodie pria tersebut.

"Touch her again and you're dead," ucapnya seraya mendekatkan wajahnya di telinga pria itu. Ia menatap pria itu sekali lagi lalu membawa Alana pergi dari kerumunan. Mereka memutuskan untuk duduk di salah satu kursi taman.

"Lo beneran gapapa?," tanya Sagara. Ia tak yakin dengan perkataan Alana tadi karena sedari tadi perempuan itu terus memegang lengan kirinya.

Alana mengangguki pertanyaan dari Sagara. "Thanks,"

Sagara paham bahwa Alana berbohong. Senggolan tadi cukup keras jadi ia tahu bahwa lengannya pasti terasa sangat sakit. Ia hendak menanyakan Alana soal keadaan lengannya namun Alana mendahuluinya berbicara sebelum ia sempat mengeluarkan sepatah kata.

"Sorry Sag, gara-gara tadi kita nggak bisa nonton konsernya sampe selesai," ucap Alana sambil menundukkan kepalanya.

Sagara beranjak dari duduknya. Ia berjalan 2 langkah lalu berjongkok di depan Alana agar bisa melihat wajah perempuan itu. Ia memiringkan kepalanya sedikit dan menatap Alana dengan lekat.

"Hey, it's alright. I'll get you a drink okay? Stay here," ucap Sagara seraya mengusap bahu Alana lalu pergi membeli minuman.

Sagara pergi ke salah satu kedai minuman yang letaknya tidak terlalu jauh dari taman agar ia bisa memantau Alana.

Setibanya disana, ia tidak memilih yang macam-macam karena ia tidak ingin meninggalkan Alana sendirian terlalu lama. Ia hanya membeli 1 botol air mineral untuk Alana.

"Mbak, air mineralnya 1," ucap Sagara lalu memberikan uang tunai sebesar 5 ribu rupiah. Setelah menerima sebotol air mineral, ia segera memalingkan badannya ke belakang dan berjalan kembali ke taman.

Namun langkahnya terhentikan oleh sosok yang berada di depannya saat ini. Kedua tangannya mengepal dengan kuat. Kedua alisnya menyatu menandakan dirinya tak suka dengan apa yang ia lihat.

"Hai, Sagara Dernanta,"

To be continued...

*****
Hai readers! Gimana nih chapter kali ini? Btw sorry banget klo chapt ini aku banyak pake bahasa Inggris, soalnya aku bingung nulisnya kalo pake bahasa Indonesia. Tapi aku bakal bikin rata kok. Anyway jangan lupa vote and commentnya yaa! See you.





Into HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang