10. Why Do You Care?

16 2 1
                                    

"SAGARA!," seru Alana ketika ia melihat sosok Sagara yang sedang berjalan ke tempatnya diikuti dengan ketiga temannya.

"Hai Al," ucap Sagara lalu tersenyum.

Walaupun ia tersenyum, wajahnya yang lelah tidak bisa membohonginya. Belum lagi dengan keningnya yang terlihat sedikit memar.

"Beda banget ye, giliran depan Alana senyam senyum, gak kayak tadi," cibir Azran.

"Sayangku nggak luka kan?," ucap Nawares dengan suara imut yang di buat-buat. Ia berlari kecil dan hendak memeluk Sagara namun malah di dorong oleh Sagara.

"Geli gua anjing," ucap Sagara. Perkataan Nawares membuatnya bergidik ngeri.

"Res bagi air, aus," ucap Kavian seraya mengibas rambutnya.

"Yeu, bayar ya," ucap Nawares lalu menyodorkan sebotol air mineral dingin ke tangannya.

"Btw, gimana soal tadi?," tanya Nawares. Tatapannya kembali serius. Ia penasaran dengan orang yang berani menyekap adiknya itu.

"Kita bahas di markas aja Res," jawab Ravindra.

Nawares mengangguk paham lalu ia menolehkan kepalanya dan menatap Sagara.

"Lo ikut kan?," tanya Nawares.

"Gua anter Alana dulu Res, nanti nyusul," balas Sagara.

"Lo emang gapapa? Gamau gua aja yang anterin?," tawar Nawares. Ia mengerti bahwa Sagara pasti lelah jadi ia tidak ingin membebani temannya itu.

"Gua gapapa, lagi pula ada yang mau gua omongin sama Alana," ucap Sagara.

Alana yang mendengar itu spontan mengernyitkan dahinya dan menatap Sagara.

"Asek, ngomongin apaan tuh? Ikut dong," ucap Azran dengan senyum jahilnya.

"Kepo, udah sana lu jauh-jauh," balas Sagara.

"Yaudah hati-hati deh lo berdua, kita duluan ke markas ya Sag," pamit Kavian lalu masuk ke dalam mobil BMWnya.

"Eh Res," panggil Alana.

Nawares sontak membalikkan badannya. "Hm?," ucapnya.

"Can you please don't tell Claudia about this?," ucap Alana memohon. Ia tidak ingin membuat temannya itu khawatir.

"Aman," balas Nawares seraya mengangguk pelan.

"Dadahh Alana," ucap Azran seraya melambaikan tangannya.

Alana yang melihat itu tertawa kecil dan balas melambaikan tangannya juga. "Thank you udah kesini yaa," ucap Alana.

Setelah wujud ketiga mobil itu sudah menghilang, Alana dan Sagara langsung memasuki mobil tanpa mengucap sepatah kata pun. Saat mobil sudah berjalan pun mereka belum kunjung bicara. Hingga sesampainya mereka di depan rumah Alana.

"Lo mau ngomong apa?," tanya Alana untuk memulai pembicaraan.

Sagara membuka seat beltnya dan menoleh ke Alana. Ia menatap kedua mata perempuan itu lalu tatapannya pindah ke tangan perempuan itu. Alana yang menyadari tangannya tengah diperhatikan oleh Sagara langsung menutupinya.

"Gue gapapa," ucap Alana.

Sagara tidak menghiraukan perkataan Alana, ia mengambil tangan Alana yang di balut perban. Ia mengusapnya dengan lembut. Namun raut wajahnya membuat Alana bingung.

"I'm sorry," ucap Sagara, suaranya sangat berbeda dari biasanya. Suaranya kini terdengar rapuh.

"Shut up, it's not your fault," ucap Alana seraya melepaskan tangannya dari genggaman Sagara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang