8. Be Careful

16 5 4
                                    

Sagara mundur 2 langkah. Tubuhnya melemas saat pria itu menyebut namanya dengan lengkap. Bagaimana pria itu bisa tahu namanya?

"Lo ngapain kesini lagi?," ucap Sagara dengan lantang.

Pria di depannya adalah pria yang sama dengan pria yang menyenggol Alana tadi. Namun ia tak menyangka bahwa pria itu mengetahui namanya.

Pria itu memiringkan kepalanya dan tersenyum.

"Bukannya harusnya saya yang tanya? Anda kenapa ninggalin perempuan anda sendirian di taman?," ucap pria itu sambil menunjukkan smirk nya.

Pupil mata Sagara membesar saat mendengar perkataan pria itu. Jantungnya berdetak dengan kencang, ia merasakan ketakutan yang luar biasa.

Tanpa pikir panjang ia berlari sekencang yang ia bisa. Ia sangat khawatir akan apa yang dilakukan pria itu kepada Alana.

'Fuck you Sagara, lo tolol banget. Gimana kalo Alana kenapa-kenapa?' monolog Sagara. Ia mengumpat kepada dirinya sendiri. Rasa bersalah pasti akan menghantuinya jika hal buruk terjadi pada Alana.

Brukk

Sagara menjatuhkan botol air mineralnya. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Di depannya terdapat Alana yang seluruh tubuhnya sudah diikat dengan tali. Bajunya lusuh berantakan, kedua matanya menatap Sagara tak berdaya. Tangannya diikat kebelakang tubuhnya, Alana dibuat tak bisa bergerak oleh pria yang berada di sampingnya.

"Sag..," rintih Alana. Namun saat Alana berbicara, pria itu justru mencengkram leher Alana. Ia mencekik leher Alana, menyuruh perempuan itu untuk diam.

"Diam kamu," ucap pria itu. Ia memelototi Alana.

"Don't you dare hurt her," geram Sagara. Suaranya seketika berubah menjadi timbre yang mengerikan.

"Oh, this girl?," ucap pria itu seraya tersenyum. Ia mencengkram pipi Alana dengan kuat. Alana meringis kesakitan. Ia merasakan kuku dari pria itu yang mulai menggores pipinya.

"Stop it please stop, i beg you," ucap Alana. Terdapat ketakutan dari matanya. Pria itu semakin senang saat Alana memohon dengan wajah ketakutannya. Alana berusaha memberontak namun itu hanya membuat pria itu semakin mencengkramnya.

Pria itu kembali tersenyum lalu akhirnya melepaskan tangannya dari leher Alana.

"Give her back to me," ucap Sagara. Sekarang wajahnya tampak sangat mengerikan, lebih mengerikan dari sebelumnya. Seperti seekor serigala yang akan menangkap mangsanya.

Cringg

Pria itu mengeluarkan pisau kecil dari saku bajunya. Ia menyodorkan pisau itu ke leher Alana.

"Kalo lo maju selangkah lagi, satu langkah lagi aja. Tonight will be her last night," ancam lelaki itu. Alana menatap Sagara ketakutan. Ia meminta Sagara untuk diam di tempat.

"Masalah lo sama gua, bukan dia. So give her back to me. Now," ucap Sagara. Ia tak ingin pria itu menyakiti Alana lagi.

"Well, okay then. Enough for you sweetheart. Kerja kamu udah bagus buat mancing dia. Sekarang saya udah gak butuh kamu lagi," ucap pria itu kepada Alana.

"May you rot in hell for what you did," balas Alana. Ia menatap pria itu dengan penuh amarah.

Pria itu tersenyum puas. Ia mendorong tubuh Alana ke kursi yang berada di sebelahnya. Sagara dengan sigap langsung berlari menghampiri Alana dan memeluknya.

Ia melepaskan tali yang ada di tubuh perempuan itu dan mengusap pipinya yang sudah memerah akibat cengkraman dari pria tadi.

Alana memegang tangan Sagara yang berada di pipinya. Pria itu menatapnya dengan serius.

"Al, dengerin gue. I need you to get away from here," ucap Sagara. Ia meraba sakunya dan memberikan kunci mobilnya kepada Alana.

"Here, ambil kunci mobil gue. I want you to stay in the car until i get back. Sama tolong telfonin Ares. Suruh mereka kesini, they'll protect you. Okay?," ucap Sagara.

"What about you?," ucap Alana. Suaranya sangat pelan, nyaris tak bisa di dengar oleh Sagara.

"Gua gapapa, pokoknya jaga diri lo, gausah peduliin gua," ucap Sagara.

Entah apa yang Alana pikirkan namun dirinya tiba-tiba memeluk Sagara. Pelukan itu tak sampai 2 detik. Hanya berlangsung dengan singkat.

"Be careful," ucap Alana seraya beranjak dari duduknya.

"I will, i promise. Now go," ucap Sagara.

Alana mengangguk pelan. Ia menatap Sagara sekali lagi lalu berlari meninggalkannya.

Dengan susah payah Ia menahan rasa sakit dari tubuhnya. Pipinya sangat perih, tangannya luka akibat diikat terlalu kencang, lehernya terasa panas akibat cengkraman dari pria tadi.

Pertama kali dalam seumur hidupnya ia merasa dibuat tak berdaya oleh seorang pria. Ia sangat kesal dengan dirinya yang tidak bisa membantu Sagara di luar sana.

Sesampainya di parkiran, Alana segera memasuki mobil dan mengkuncinya. Ia mengambil ponselnya dari tas miliknya lalu mencari kontak bernama Ares.

"Ayolah ress, angkat," ucap Alana. Dirinya sudah tidak tenang karena khawatir dengan Sagara di luar sana dan sekarang malah di tambah lagi dengan Nawares yang tak kunjung mengangkat panggilannya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan,"

"Fuck," umpat Alana. Ia kembali menelfon Nawares. Berharap pria itu segera mengangkat panggilannya.

"Ya Lan?," ucap Nawares. Alana tersenyum bahagia mendengar suara Nawares. Ia tak pernah sebahagia ini saat mendengar suara darinya.

"Gue sama Sagara lagi di serang orang. Sekarang gue disuruh dia buat sembunyi di mobil. Lo bisa kesini sekarang nggak?," ucap Alana. Suaranya terdengar ketakutan dan itu membuat Nawares sangat panik.

"HAH? KOK BISA? SEKARANG SAGARA DIMANA?," ucap Nawares.

"Terakhir dia lagi ngelawan cowok yang nyekap gue res. Udah nanyanya nanti aja, sekarang cepet kesini, gue takut Sagara kenapa-kenapa," ucap Alana semakin panik. Sudah jalan 10 menit sejak ia meninggalkan Sagara di taman.

"Gua kesana sekarang. Tolong share alamatnya biar gua bisa kasih tau yang lain," ucap Nawares. Dapat terdengar suara mesin mobil Nawares yang sudah siap di gas.

Alana segera men share loc lokasinya saat ini kepada Sagara.

"Gue di parkiran pintu B," ucap Alana memberitahu.

"Tunggu disana. Gua sama yang lain udah di jalan," ucap Nawares lalu mematikan panggilannya.

To be continued..

*****

Komen dong guys siapa yang ikutan panik jugaa. Kira-kira kenapa mereka nyerang Sagara ya? Yok vote commentnya. See u on the next chapter!!

Into HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang