D

26 5 1
                                    

Allo gess, ketemu lagi di lapak studytour niehh. Ada yang nungguin gak seh?  Oghey monggo di baca ya gess 😘

Jan lupa vote dan komennya, Sarangekk💗

🚌

Cahaya mentari mulai masuk menembus kaca mobil bus yang mereka semua tumpangi, jam menunjukan pukul tujuh pagi masih sangat pagi.

Beberapa masih tidur karna terjaga semalaman membuat mereka mengantuk pagi ini, tetapi ada juga yang sudah bangun salah satunya Erisya.

"kenapa hapenya?" Rafael datang entah darimana, sepertinya sejak tadi ia mengamati Erisya yang tampak memandangi ponsel.

"baterai nya habis,"

"di cas dong, di belakang ada stop kontak pake aja. Yang lain juga tadi pada ngecas di sana." tunjuk Rafael pada bangku belakang.

"atau mau gue yang cas'in?" tawar Rafael, dengan cepat mendapat gelengan.

"gue bisa sendiri el.." Erisya berjalan ke belakang ia cas ponselnya, logo baterai menghijau tepat setelah kabel itu di colokan di sana Erisya mampu melihat puluhan panggilan tak terjawab dari mamahnya.

Ia yakin mamahnya pasti khawatir karna tak ada kabar darinya, tapi ini justru membuat Erisya bingung haruskan ia menelfon balik atau tetap mengabaikan panggilan.

Rasa bingung nya teralihkan saat Rafarl berdiri di hadapannya seraya menatapnya membuat Erisya heran sekaligus gugup.

"tadi lo manggil gue apa?" Rafael bertanya dengan suara pelan.

Erisya bernafas lega rupanya Rafael hanya ingin bertanya hal itu, ia berharap tak ada hal lain.

"El, gue panggil lo El. Kenapa, lo gak suka?" Erisya bertanya takut.

Rafael menggeleng, tangannya terulur untuk mengelus puncak kepala Erisya.

"gue suka, mulai sekarang panggil gue El terus. Kalo berubah gue marah." Erisya mematung mendadak tubuhnya sulit bergerak, nafasnya juga terasa habis sungguh ia butuh oksigen sekarang.

"ngapain?" tanyanya heran saat Rafael justru duduk di sebelahnya, masalahnya bukan itu tapi anak-anak di bus yang mulai memandang mereka heran.

"duduk lah, pake nanya. Mau dengerin lagu bareng gak? Nih!" Rafael justru memberikan sebelah earphone nya dan memasangkannya.

Lagu lukisan terindah by Rizky Febrian dan Ziva magnolya. Terputar dan mulai memenuhi kepala Erisya.

Alunan lagu membuat keduanya tenang meski tak bertahan lama saat Luki mulai berulah.

Jrengg!

"ayo gess rekues lagunya! Abang Luki siap bernyanyi untuk kalian!!" Teriak Luki memnuat anak-anak di bus menoleh ke belakang.

"lagu galau, Luk!"

"lagu jamet aja, Luk!"

"lagu cinta, Luk!"

"lagu buat crush, Luk!"

Semua orang bersemangat setelah melihat Luki memegang gitar, meski itu bukan milik Luki tetap saja mereka butuh hiburan.

Para penumpang ini sepertinya mulai mengabaikan para Zombie yang sesekali menabrak mobil mereka.

"lagu yang enak, Luk." Radit menyahut dari arah kemudi.

"siap pak supir!"

"ini lagu buat pak supir kita yang sudah mengemudi semalaman dan para penumpang supaya sampai tujuan dengan selamat. " ucap Luki cosplay pengamen yang biasanya ia temui di bus.

Study TourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang