S

20 4 8
                                    

Allo gesss, vote dulu takut khilaf 😃

Jangan jadi silent readers dong gesss, huwuwwwjhaYshen ✋✊✋✊✋

🚌

Tak kalah takut Trisa dan Winda yang tadi hanya berdua pun memutuskan lari karena mereka juga di kejar oleh para zombie itu.

"kita harus kemana Trisa?" Winda bertanya dengan nafas tersendat.

"gue gak tau, udah lari aja."

Dan begitulah mereka tetap berlari meski tak tau harus kemana, hingga akhirnya mereka mulai memasuki sebuah komplek yang tidak apa namanya.

Winda berhenti sejenak disaat para zombie itu sedikit jauh, ia menarik nafas dengan bertumpu pada lutut menggunakan tangannya.

"kita harus kemana Trisa, lo tau jalan ke gedung itu?" Winda mengulang pertanyaanya.

Trisa terdiam, ia baru sadar bahwa dirinya tidak tahu dimana gedung itu berada dan kini mereka tersesat tanpa tahu harus kemana.

"gue.. Gak tau Win." jawab Trisa pelan lalu menunduk.

"kalo lo gak tau ngapain pake marah-marah kayak gitu, gue ikut elo karena gue pikir lo tau jalannya! Kalo kayak gini gue nyesel ikut." ujar Winda sedikit emosi, jujur saja ia juga sudah muak mengikuti Erisya terus.

Dirinya pikir dengan cara ikut Trusa mereka akan lebih cepat sampai tapi nyatanya tidak sama sekali.

"gue kan gak ngajak lo, itu keputusan lo sendiri yang mau ikut jadi gak bisa dong seenaknya nyalahin gue!" tolak Trisa saat dirinya mulai di sudutkan.

"terus sekarang, kita harus gimana?! Lo mau mati di sini? Enggak kan?!" Winda semakin emosi, ia bahlan sudah menaikan nada bicaranya.

"gak usah bentak gue!" sentak Trisa.

"psstt.. Psstt.."

Winda dan Trisa kompak menengok saat mendengar ada suara di balik pohon di dekat mereka.

"elo.." Winda tak jadi bertanya saat ia melihat sosok itu menempelkan telunjuk di bibir pertanda diam.

"ikut gue," ajak sosok itu.

"gak, lo mau bawa kita kemana?" tolak Winda.

"gue tau jalan ke gedung itu, tapi gak enal kalo pergi sendiri. Lo mau ikut gak?" tawarnya.

Winda tampak terdiam, ia menimang-nimang tawaran itu dirinya hanya ingin ini semua segera berakhir dan kembali kepada ayah dan ibunya.

Jika dirinya tetap mengandalkan Trisa maka mereka bisa mati di sini, tapi jika ia ikut orang ini maka dirinya bisa cepat selamat.

Setelah bermenit-menit berpikir Winda mengangguk, di susul Trisa yang mau ikut.

"oke bagus, tapi kita kerumah gue dulu ada barang yang harus gue ambil." ujarnya dan berjalan duluan.

Winda dan Trisa mengekor di belakang tanpa mereka sadari orang itu tersenyum miring.

Klek.

Pintu terbuka menampilkan ruang tamunya yang sangat rapih dan bersih, tak ada debu di sini interior nya pun tak kalah indah dari rumah milik Winda.

Barang-barang yang terpajang adalah barang mahal dan ber merk.

"kalian tunggu di sini,  gue ke atas dulu."

Merasa pegal dan sedikit lega Trisa maupun Winda akhirnya duduk sembari menunggu hingga suara dari atas mengejutkan mereka.

Seseorang berteriak dari arah lantai atas, mau tak mau Winda berlari di susul Trisa di belakangnya.

Study TourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang