"Jalur Merah – Chapter 11 : Akhir
Fanfiction by Dramaqueenns
Warning(s) : Alternate Universe, horornya dikit, dramanya banyak, bahasa dialog non-baku.
.
.
.
Fang duduk termenung, mengabaikan para tim pencari yang sibuk mondar-mandir dan berkomunikasi lewat alat. Ia baru saja selesai mengabari orang tuanya tentang Kaizo. Berita ini tentu membuat mereka terpukul, tapi bukan berarti keluarganya tidak menduga. Sudah lebih dari setahun Kaizo menghilang, setidaknya mereka kini bisa membawa pulang dan menguburkan jasadnya dengan layak.
Suara-suara langkah yang menghampiri membuatnya menoleh. "Oh, kalian udah sampai," ucapnya lesu, membiarkan Gempa dan Yaya menarik kursi di sampingnya.
"Iya, kamu udah ngabarin keluarga kamu?" tanya Gempa.
Fang mengangguk.
Yaya menghela napas, menepuk pundak Fang. "Kami turut berduka cita, ya, Fang."
"Iya, makasih." Fang tidak tersenyum dan justru menghela napas. "Yah, aku udah nyangka ini dari awal, sih. Mau gimana lagi.”
Gempa dan Yaya saling bertukar lirikan, tapi tidak berkomentar. Fang memandang para petugas yang berjalan melewati mereka, lalu menyadari sesuatu.
“Oh iya, Ying ke mana?"
"Ying ..." Gempa muram mendesah muram. “Dia lagi ngejar Hali.”
"Lah, Halilintar kenapa emangnya?" Fang mengernyit heran.
"Hali kabur."
"Kabur kenapa?"
"Nggak tau. Sikapnya jadi aneh. Kayak... orang kerasukan gitu," kata Gempa.
Fang mengernyit. "Terus Ying ngejar dia sendirian?"
"I-iya," sahut Gempa. "Ying nggak ngebolehin kami ikut."
"Astaga, kenapa dibiarin Ying ngejar dia sendirian?” Fang bangkit dan melotot tak percaya. “Kalau nanti Halilintar malah nyelakain Ying gimana?"
“Kami udah coba nyusul Ying, kok,” Gempa buru-buru berujar. “Tapi tim pencari nyuruh kami turun biar nggak sampai nyasar lagi dan nambahin kerjaan mereka.”
“Terus Ying—”
"Eh, itu Ying!" Seruan Yaya memotong ucapan Fang, senyumnya merekah lega."Sama Halilintar dan Gopal!"
Yaya langsung berlari keluar, diikuti Fang dan Gempa. Kedua gadis itu saling berpelukan, menumpahkan tangis. Mereka tidak berdandan, pakaian mereka robek dan penuh lumpur, tapi setidaknya ... mereka masih hidup.
"Kalian ... kalian nggak apa-apa?" tanya Yaya setelah menarik diri dan mengusap air matanya.
"Iya," Ying mengangguk dan tersenyum kecil, meski matanya masih berkaca-kaca. "Kami baik-baik aja—"
Tubuh Halilintar terkulai dan merosot dari bahu Gopal yang memapahnya. Ia hampir jatuh menghantam lantai jika tidak sigap ditahan Gempa.
"Hali!"
Halilintar tidak sadarkan diri. Namun Gempa masih bisa merasakan ada napas yang berhembus dari hidung saudaranya itu.
"Ya ampun, kenapa lagi dia, sih?"
"Gopal, tolong tiduran Hali di sini." Ying menunjuk lantai, dan Gopal segera membaringkan Halilintar yang tak sadarkan diri di sana. Ying mengusap peluh Halilintar dan menggenggam tangannya. "Ya ampun, Hali ... kamu kenapa lagi, sih? Padahal tadi udah nggak apa-apa."
![](https://img.wattpad.com/cover/319058932-288-k202826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalur Merah
Fanfiction[TAMAT] Perjalanan mendaki gunung yang seharusnya menyenangkan, justru membawa ketujuh sahabat ini berakhir dalam mimpi buruk. Kejadian aneh dan menyeramkan mulai bermunculan sejak mereka salah memilih jalur. Sanggupkah mereka bertahan? Warning Insi...