TRAUMA | 11

307 57 0
                                    

Entah sudah berapa kali Juna mengatai sahabatnya itu dengan sebutan bodoh sebab ia kembali berspekulasi sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah berapa kali Juna mengatai sahabatnya itu dengan sebutan bodoh sebab ia kembali berspekulasi sendiri. Bisa-bisanya kode kecil seperti itu saja tidak masuk ke otak seorang Yogantara Abimana yang dikenal pandai dan bijaksana. Untung Aji sedang ada kelas sehingga hanya ada Juna yang mendengarnya, jika tidak maka pemuda itu akan mengeluarkan tinjunya.

Keduanya kini tengah berada di gazebo depan fakultas ekonomi dan bisnis, Yogan bermaksud untuk menjemput Kay yang sudah sembuh tapi malah bertemu dengan Juna dan akhirnya mereka berbincang sejenak. Yogan menceritakan kejadian terakhir saat mereka menjenguk Kay sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan reaksi Juna sama seperti ibu-ibu asal unboxing barang cod yang katanya tidak sesuai pesanan sambil mengatai goblog ke kurir yang tidak salah apa-apa.

Juna kesal bukan kepalang sebab Yogan lagi-lagi berasumsi seenaknya. Padahal setahunya, Yogan adalah orang paling peka sejauh ini, bahkan Lia pun menobatkan Yogan sebagai cowo terpeka diabad ini melebihi kekasihnya sendiri.

"Dia bilang apa sebelumnya?" tanya Juna menahan kesabarannya sebelum menyembur Yogan dengan angin naga sakti dari mulutnya.

"Ada pelukan lain yang bikin dia nyaman."

"Terus selanjutnya?"

"Dia minta gue peluk."

"Ya berarti itu elo, goblog!" umpat Juna sambil menoyor kepala Yogan, sedangkan si korban malah menatap lurus kearah paving jalanan.

"Gue?" tanyanya sangsi.

Juna menarik nafasnya sedalam palung mariana, kemudian menghembuskannya seperti banteng. Masih berusaha menahan diri untuk tidak memakan Yogan hidup-hidup. "Terus siapa lagi? Gue? Aji? Kan habis ngomong gitu, dia minta peluk lo. Itu kode kalo dia suka dipeluk sama lo, yang artinya dia nyaman sama lo, yang artinya lagi ada kemungkinan dia juga suka sama lo." omelnya dengan kekesalan yang menggebu-gebu. Ibaratkan di webtoon atau anime, sekarang dibelakang Juna sudah ada api yang menyala besar.

"Masa sih, Jun?"

"Udahlah, terserah lo. Gue mau jemput Lia aja, sepet gue lihat muka lo." gerutu Juna yang akhirnya memilih untuk meninggalkan Yogan di gazebo sendirian. Daripada semakin emosi, mending dia pergi.

Sepeninggal Juna, Yogan masih setia ditempat sembari berfikir dan menunggu Kay keluar dari gedung fakultasnya, entah apa yang dilakukannya selama itu padahal Juna yang sekelas dengannya sudah keluar sejak tadi. Mungkin sedang menjajakan dagangannya sebab kemarin tidak jualan.

Tak berapa lama, gadis itu menampakkan dirinya dari pintu keluar gedung fakultas sambil tersenyum dan menghampiri Yogan yang sudah nangkring di gazebo depan fakultas. Meski masih memikirkan soal ucapan Juna, namun ia tetap membalas senyuman gadis itu. Ia memang kepikiran soal siapakah orang yang kali ini bersaing dengannya, namun sedikit lega setidaknya Kay tidak balikan dengan mantan.

Yogan lega kalau Kay belum ada yang punya.

"Sudah menunggu lama?" Yogan mengangguk tanpa sadar, kemudian dia meralatnya menjadi gelengan namun Kay sudah terlanjur tahu.

TRAUMA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang