Yogan mendengus sebal sambil melihat kearah langit, warnanya sudah mulai menghitam sedangkan dia lupa membawa mantel atau payung. Semalam ia mengeluarkan mantelnya sebab baru digunakan dan tadi pagi lupa mengembalikannya ke jok motor, sedangkan ia tak mungkin menggunakan payung sambil mengendarai motor sehingga memilih untuk meninggalkan payung lipatnya dirumah.
Sebagai seorang mahasiswa, ia tak bisa asal menerjang hujan. Dia harus memikirkan tentang kesehatannya esok hari, juga buku dan laptopnya yang ada didalam tas. Memang ada mantel tas, namun tak menutup kemungkinan bahwa akan ada air yang merembes masuk ke tasnya dan malah merusakkan laptopnya. Bukannya Yogan tidak punya uang untuk membeli laptop baru, tapi data dan file yang ia simpan dilaptopnya tidak bisa dibeli dimanapun.
Setelah menimbang-nimbang dengan kemungkinan yang akan terjadi jika ia kehujanan, Yogan pun akhirnya memilih untuk pulang. Sejak pagi dia sudah berada di kampus dan sekarang ingin segera pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya. Lagipula langit masih mendung, belum nampak ada tanda yang lebih spesifik hujan akan segera turun. Jadi sebelum hujan benar-benar turun, Yogan memilih untuk pulang saja dulu.
Tanpa berpikir panjang lagi, Yogan segera menggunakan helmnya dan mengendarai motornya keluar dari area fakultasnya. Namun baru sebentar mengendarainya, ia merasa gerimis mulai turun mengenai tangannya.
Kesal. Dia malas untuk kembali ke fakultasnya lagi namun dia tidak mungkin tetap keras kepala menerjang hujan. Siapa tahu semakin jauh ia mengendarai motornya, semakin deras pula hujannya. Dan itu terbukti dengan rintikan gerimis yang turun semakin banyak.
Matanya melirik sebuah halte didepan, ia segera menuju kesana untuk sekedar berteduh. Meski air yang turun masih tergolong gerimis, namun tetap ada benda elektronik didalam tasnya yang perlu diselamatkan.
Yogan membuka helmnya kemudian membawanya ikut berteduh, tak ingin helmnya menjadi lautan dalam waktu sekejap.
"Yogan?" ia menoleh mendengar namanya disebutkan. Terlihatlah Kay yang tengah berdiri diujung halte, nampaknya ia baru saja datang.
"Kay? Kenapa disini?" Yogan bodoh, harusnya dia tidak tanya seperti itu. Tujuannya pasti sama dengannya, berteduh, kalau dia menerjang hujan pasti makanannya akan basah.
Begitu lanjutnya dalam hati sambil membodohkan dirinya.
"Mau berteduh, gerimisnya semakin banyak." jawab gadis itu sambil duduk disebelahnya. Yogan agak grogi namun sebisa mungkin menyembunyikan tangannya yang bergetar.
Yogan tidak bohong atau melebih-lebihkan, namun gadis disebelahnya ini memang benar-benar cantik. Mungkin jika main drama, maka dia sangat cocok untuk jadi pemeran seorang putri dalam drama tersebut. Kecantikannya sungguh luar biasa hingga membuat Yogan jatuh cinta pada pandangan pertama meski terhalang kaca mobil.
Tak lama setelah itu, hujan turun dengan deras, seolah memecah keheningan diantara mereka. Otak Yogan seolah tidak berfungsi, ia terus memikirkan soal apa yang harus dia katakan atau tanyakan namun tidak menunjukkan bahwa dirinya sedang berbasa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA✔️
FanficTreasure Series Season 1 ft. Kanemoto Yoshinori Treasure and Yoo Karina Aespa ________________________________________________ Akankah dia berhasil menaklukan hati gadis yang trauma dengan percintaan masa lalunya? Start: 21 Maret 2023 End: 29 Maret...