Malam ini Kay termenung didepan rumah, duduk sendirian sembari menatap kearah bintang, nampak tersebar diseluruh permukaan langit. Setiap melihat bintang, perasaan rindu kepada orangtuanya selalu muncul, ia berharap mereka ada diantara milyaran bintang yang tersebar diatas sana, sedang memperhatikan putrinya yang sibuk berjuang untuk kehidupannya.
Andai ada yang menciptakan ponsel agar bisa berhubungan dengan manusia yang ada di akhirat, mungkin Kay tak akan merasakan rindu seberat ini.
Tak terasa, air matanya menetes tanpa persetujuan darinya. Ia lemah jika sudah mulai rindu dengan orangtuanya. Ketika rindu, ia tak lagi bisa bertemu dan berkomunikasi dengan mereka. Bahkan dalam mimpi pun rasanya sangat jarang, seolah kedua orangtuanya tak ingin bertemu dengan Kay.
Sedang sibuk memperhatikan langit, tiba-tiba atensinya teralihkan sebab merasakan seseorang duduk disebelahnya. Buru-buru Kay mengusap air mata yang masih membekas di pipinya, lalu tersenyum pada nenek Juna seolah tidak terjadi sesuatu dengannya.
"Kamu kenapa sendirian disini?" tanya nenek.
Kay tersenyum menanggapi, "Gapapa, nek, lagi mau menatap langit aja." jawabnya.
"Ga dingin?"
"Dingin, tapi Kay 'kan sudah pakai sweater." kekeh Kay sembari menunjukkan sweater warna pink yang telah dipakainya.
"Kamu merindukan seseorang? Siapa?"
Kay tersenyum sejenak kemudian menundukkan kepalanya, "Kay rindu orangtua Kay, nek. Mereka sudah diatas sana, jadi Kay hanya bisa menatap langit setiap Kay merasa rindu." jelasnya yang tanpa persetujuannya lagi, air matanya menetes begitu saja.
Sesaat kemudian ia merasakan sebuah tangan hangat menggenggam tangannya, tangan yang nampak keriput seperti neneknya, tiba-tiba ia teringat dengan neneknya. "Setiap yang hidup, pasti akan mati, mereka akan kembali ke yang menciptakan. Kamu boleh sedih, kamu boleh rindu, tapi jangan lama-lama. Mereka memperhatikan kamu dari atas sana, mereka tidak mau kamu bersedih. Kamu harus tetap menjalani hidup, jangan pernah putus asa, ya, tunjukan pada mereka bahwa kamu bisa sendiri bahkan tanpa mendapatkan bimbingan dari manapun. Kamu hebat Kay, bisa bertahan hingga detik ini."
Kay kembali tersenyum sambil mengusap air matanya. Yang dikatakan nenek benar, ia selalu menangis setiap merindukan orangtuanya, namun ia seolah lupa bahwa mereka pasti menginginkan putrinya hidup bahagia di dunia. "Nenek seperti neneknya Kay." ucapnya.
"Kamu tinggal sama nenek kamu?"
"Iya, nenek Kay sedikit lebih muda dari nenek, suka berkebun, punya kebun sayur dibelakang rumah."
"Wahh, kapan-kapan kalau kamu kesini lagi, ajak nenekmu. Nenek juga punya kebun, tapi kebun buah, nanti berkebun bersama, sekaligus menciptakan tanaman langka." Kay hanya terkekeh mendengar ucapan nenek. Rupanya nenek Juna sedikit random pemikirannya, tak ada bedanya dengan Juna ketika mode koala dimatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA✔️
FanfictionTreasure Series Season 1 ft. Kanemoto Yoshinori Treasure and Yoo Karina Aespa ________________________________________________ Akankah dia berhasil menaklukan hati gadis yang trauma dengan percintaan masa lalunya? Start: 21 Maret 2023 End: 29 Maret...