Pelajaran hari ini membuat Yuvi ingin segera berakhir, mata pelajaran yang gadis tengil itu tidak ia kuasai dengan baik. Melihat angka-angka di dalam buku seolah-olah merasuk ke dalam pikirannya lalu mengacak-acak isi otaknya yang kosong seperti hatinya saat ini. Wanita paruh baya itu tampak menyelidik ke arah Yuvi yang terlihat murung."Yuvi! Kerjain soalnya, bukan malah baringan kaya gitu," tegur ibu Mawar padanya.
Faron dan Dean sontak melihat ke arah Yuvi yang duduk di depan.
"Buset, buk Mawar bikin gue kaget aja," gumamnya sembari memperbaiki caranya duduk.
Kesa pun ikut menatap ke arah Yuvi yang duduk bersebalahan dengannya hanya beda satu baris tempat duduk. Ia hanya geleng-geleng melihat Yuvi, kemudian si tomboy itu melempari kedipan matanya yang sebelah kanan dan itu membuat Kesa jijik sontak membalik arah ke bukunya dari pada melihat Yuvi yang tak jelas.
Setelah berlama-lama kemudian jam keluar main berbunyi dengan sangat kencang. Akhirnya mereka bisa beristirahat, terutama untuk Yuvi yang sedang ingin merokok. Gadis itu rupanya membawa sebungkus rokok di dalam tas ranselnya yang berwarna hitam lengkap dengan namanya yang tertera. Mengeluarkan topi dari balik jendela lalu ia kenakan dengan baik. Dihampiri oleh kedua sahabatnya.
"Mau makan apa nih kita?" tanya Yuvi pada Faron dan juga Dean.
Dean tak menjawab namun tampaknya ia sedang berpikir. "Gue pengen basreng nih, keknya gue ngidam," timpal Faron sembari memegang perutnya yang tak buncit.
Seketika sebuah pukulan datang dari arah samping. Tanpa apa-apa aksi Yuvi berhasil membuat Faron meringis kesakitan. Dean hanya terkekeh melihat hadiah yang diberikan Yuvi untuk Faron pagi ini.
"Tambah aja tu kelamin, biar lu punya kelamin ganda. Jadi, lu bisa menusuk dan ditusuk. Anjir," kata Yuvi cukup terkejut dengan ucapanny sendir.
Dean pun semakin terbahak-bahak menertawai Faron yang tampaknya memasang wajah kesal kepad Dean yang tertawa seperti mengejeknya.
"Kalo dibayangin, gimana caranya Yuv?" tanya Faron dengan wajah polosnya.
"Tolol, nusuk secara bersamaanlah caranya." Sambar Dean menepuk pundak Faron.
"Setres kalian berdua bego," sambung Yuvi yang menjauh dari keduanya.
"Eh! Lu kali yang mengawali pembicaraan setres ini," semprot Faron tak terima sembari terkekeh.
Faron langsung menyeret tangan Dean untuk mengejar Yuvi.
"Pergi-pergi! Jangan deket gue, otak kalian kotor semua. Cuman otak gue yang bersih dan suci tanpa debu secuil pun," ujar Yuvi yang tak sadar sudah sampi di depan kelas Zyvan.
Kebetulan pun Zyvan dan Tomi hendak keluar dari kelas dan melihat Yuvi.
"Lu ngapa lari-lari?" tanya Tomi dengan mengerutkan kedua alisnya.
"Curut pada gila," sahut Yuvi.
Zyvan hanya tersenyum dan tak mempedulikan kedua lelaki yang sedang berjalan ke arahnya itu. Tangannya langsung beralih ke pergelangan tangan Yuvi untuk dipegang. Kemudian disambut hangat oleh senyuman Yuvi dan dirangkulnya tubuh Zyvan yang jauh lebih tinggi darinya. Badan tinggi sekitar 176 cm. Gadis tomboy itu hanya memiliki tinggi 157 cm.
"Jelo doang yang dirangkul, abangnya yang paling manis gak nih?" celetuk Tomi dengan memberi kode pada Yuvi.
Bukannya mendapat rangkulan, Yuvi malah menonjok kencang lengan Tomi dan berlari menyeret Faron dan Dean seperti bangkai tikus.
"WOY! AWAS LU YA!" teriaknya seperti bapak-bapak yang sedang mengejar pencuri.
"Tuhan... rasanya gue pengen hidup lebih lama bareng mereka," batin Zyvan dengan memberikan senyuman merekah seperti bunga matahari yang bersinar indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOMBOY BAR-BAR || On Going 🎬
Novela Juvenil☡ [[Time Publish : 01 Januari 2023 ]] ☡ [[Finishing Publish : ... ]] Ketika seorang senior seperti, Vino Zen yang memiliki paras tampan tanpa batas, sehingga dapat menembus cakrawala oleh fisik yang nyaris sempurna. Kepiawaiannya bermain bola basket...