~08~

8 0 0
                                    

Sebuah sedan hitam berpacu begitu cepat. Raka adipati, pria ini menyetir dengan sorot mata tajam. Sesekali ia menoleh kearah kiri untuk sekedar memastikan keadaan Sasa yang sudah terpejam.
Tak lama kemudian mobil tersebut berakhir tepat pada sebuah rumah sakit cukup terkenal di kota ini. Dengan segera ia langsung bergegas membawa Sasa dan dibantu oleh para medis yang sudah siap membantu.

"Luka nya tidak terlalu serius, pasien hanya terlalu kelelahan. Setelah saya balut lukanya,Pasien bisa di bawa pulang malam ini juga," Seorang dokter bertubuh kekar itu menatap kearah Raka.

"Rawat inap saja! Pastikan teman saya sembuh total!" Raka berkata tegas sembari mengamati wajah Sasa yang tampak lebam.

"Tapi kondisi pasien sungguh tidak terlalu buruk." Sambung dokter dengan wajah heran.

"Apa pun alasannya saya tetap mau Sasa di rawat inap malam ini!"

"Tap-"

"Dokter kira saya tidak mampu membayar perobatan disini?bahkan jika saya mau,saya bisa membeli bangunan ini beserta isinya!" Tegas Raka. Dokter yang berada di hadapannya tampak sedikit kaku. Anak muda di hadapannya ini sangat keras kepala. Namun apa boleh buat, seorang Raka Adipati mustahil di beri perintah. Sangat sungguh keras kepala.

"Ba-aaik lah akan saya persiapkan." Dokter yang ada diruangan tersebut mengangguk patuh lalu bergegas pergi. Rasanya sulit jika berdebat dengan seorang Raka seperti ini.

"Shhh.. Aww" Sasa mendesis pelan. Perlahan matanya yang membengkak terbuka lebar.

"Lo udah sadar? Gimana? Sakit banget? Bilang kalo ada yang sakit, sebelah mana nya?biar gue panggilin dokter,"

Huh..baru saja sadar Sasa langsung diserang ocehan gila pria di hadapannya ini. Wajah Raka tampak lelah dengan raut penuh khawatir.

"Lo apaan sih!" Sasa mengomel dengan jitakan kecil yang ia hadiahkan kepada Raka.

"Gue kan nanya!ya dijawab bego,"

"Khawatir banget kayanya,demen lo sama gue yaaaa" Sasa menyunggingkan senyum kecilnya.

"Cewe aneh! Gue liat lo di aniaya abis-abisan sama Zen, ya wajar gue nanya gitu sama lo,secara Zen juga anggota Rekys"

"Masaaa...lagian anggota lo gada yang beres,udah ah anter gue pulang," Sasa mulai bergerak untuk bangkit.

"GAK! Apaa-apaan lo, rawat inep disini!" Wajah Raka kembali kesal. Pria dihadapannya ini sungguh sangat aneh.

"Gue masih sehat sialan!" Caci Sasa sembari bergerak dari kasur rumah sakit tersebut.

"AGRRRR.. LO KERAS KEPALA BANGET!" Racau Raka dengan wajah memerah.

"Teruntuk Tuan Raka Adipati,gue masih sehat, masih bisa jalann...jadi stop nyuru gue buat rawat inep disini! Lo kira gue sekarat" Perlahan Sasa melangkah menjauhi Raka. Langkah nya tampak masih sangat rapuh,sesekali ia hampir jatuh dikarnakan kondisi kaki yang masih terbalut kain kasa tersebut.

"Bocil reseeee!!" Raka kembali meracau lalu mengikuti langkah Sasa. Dengan cepat ia langsung menggendong tubuh mungil Sasa tanpa izin dari sang empu. Sasa melotot sejenak. Mau berteriak ia tak bisa, wajah tajam pria yang sedang bersamanya ini sungguh menakutkan. Ia hanya bisa diam dan pasrah dalam dekapan Raka. Detik berikutnya ia menggantungkan tangan kecilnya pada leher Raka. Pria itu menoleh tanpa sepatah kata pun.

"Lo tunggu disini,gue mau ambil obat buat lo," Raka menduduki Sasa pada bangku yang berhadapan dengan ruang administrasi. Sasa mengangguk patuh lalu tersenyum tipis.

Raka melenggang memasuki ruangan administrasi dengan langkah tenang. Walaupun dimata Sasa ia melihatnya seperti Pria dengan sejuta kelelahan. Wajah Raka tampak sangat letih malam ini.
Tak lama berselang, Raka keluar dari ruangan tersebut dengan wajah datar.

MONSTER BOY VS SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang