Mentari kembali datang. Mengusir kesunyian malam yang kelam. Hadirnya bagai lentera terang yang menyeruap memenuhi seantreo. Perlahan sinar mentari menyusup masuk tanpa izin kedalam kamar seorang gadis. Ia tampak sangat kelelahan. Wajah nya masih tampak lelap dengan sesekali mengerjapkan matanya.
DREETTTT...DRETTT...
Suara getaran ponsel miliknya membuyarkan tidur pulasnya.
"Hm.."
"Gue nitip nasi lemak depan perumahan lo ya,Sa"
Suara dari sebrang sana tampak begitu semangat."Iya ntar gue beliin" Sasa lalu menutup ponselnya dengan cepat. Tak lama ia mengedarkan pandangannya keseluruh langit-langit kamar miliknya. Di nyalakan lagi ponsel bertipe iphone itu dengan pelan. Waktu menunjukkan pukul 06.00,ia bergerak perlahan menuju kamar mandi. Selang 15 menit ia langsung siap-siap untuk berangkat sekolah.
"Non beneran sudah sembuh non?pipi non masih biru begitu," Ujar Bik Ojah sembari menuntun Sasa berjalan menuruni tangga.
"Saya sudah mendingan bik,saya pamit dulu" Sasa melenggang pergi menaiki mobil coklat miliknya.
"Pak nanti berhenti di depan ya," Ujar Sasa pada supir pribadi nya.
"Baik non"
Tak butuh waktu lama,mobil coklat itu sudah terparkir di pinggir jalan. Sasa menatap kesekeliling,warung yang bertuliskan "nasi lemak narti" itu tampak di penuhi pelanggan setia nya. Kuantitas pelanggan disini bisa dibilang cukup besar."Biar saya yang belikan non" Pak supir bergegas keluar.
"Gausah pak,biar saya saja." Ujar Sasa yang langsung di sahuti anggukan dari sang supir.
Sasa berjalan menapaki semen putih yang sudah berdebu itu. Ia berjalan pelan sembari mengamati banyaknya pelanggan yang ada. Harum semerbak khas nasi lemak sangat menggoncang lambung. Dirasanya memang pantas jika pelanggan di warung ini tak pernah sepi pelanggan,wangi nasi nya saja sudah menggiurkan.
"Sasa?" Ujar seseorang yang tampak mendekat.
"Eh kak Kinan" Sasa tersenyum lembut menatap pria jangkung di hadapannya ini.
Ia lalu sedikit menutupi wajah nya yang sudah seperti adu jontos tersebut."Mau beli juga?sini biar gue beliin," Kinan tersenyum lebar.
"Gausah kak,aku bisa beli sendiri"
"Heh jangan ngawur,mau sampai jam berapa kamu ngantri disini ha?kebetulan aku punya kenalan dengan pemilik warung,jadi udah dijamin bakal siap segera tanpa ngantri lama-lama" Kinan menjelaskan panjang lebar.
"Haha..ini sih the power of orang dalem ya" Ujar Sasa sembari tertawa kecil.
"Yaudah bentar,"
Kinan berlari melesat kedalam warung. Tak butuh waktu lama,ia kembali dengan dua bungkus nasi lemak yang sudah di tenteng nya."Nih," Kinan menyodorkan plastik yang berisi nasi itu kepada Sasa.
"Wah..makasih kak" Ujar Sasa diiringi acuan jempolnya.
"Iya,mau bareng ga?" Ujar Kinan menawarkan tumpangan.
Sasa tampak terlihat berfikir."Udah ayo,kalo naik mobil begitu udah dijamin bakal kejebak macet,ntar telat loh"
"Eumm..okelah kak,bentar aku bilang ke supir aku dulu" Sasa mengangguk pertanda setuju.
------
Kereta pespa dengan cat hitam mengkilat itu melesat melewati mobil-mobil besar dihadapannya.
Tak lama kendaraan itu tampak memasuki sebuah bangunan sekolah bertingkat."Makasih,kak" Sasa bergegas turun dari pespa milik Kinan.
"Sini helm kamu," Kinan membantu melepas kaitan yang ada pada helm yang dikenakan Sasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER BOY VS SASA
RomantizmApa jadinya jika seorang Wanita mungil disandingkan dengan pria berhati dingin seperti monster? Sungguh tak bisa dibayangkan. Namun ini lah yang terjadi pada gadis cantik Grebli Clarysa,ia harus berhadapan dengan lelaki yang ia juluki sebagai monste...