~05~

4 1 0
                                    

"Lo udah mendingan?" suara lembut brayn berhasil membuat Sasa tersentak.

Sasa memejamkan matanya sejenak,rasanya cukup lelah dan sakit. Tubuhnya terasa remuk

"Hm"

"Lo harus banyak-banyak istirahat,lo udah banyak kehabisan darah" ujarnya sembari menatap Sasa lekat-kekat.

Aduh ya tuhan,sepertinya aku tidak memerlukan obat untuk menyembuhkan kondisi tubuh ku ini. Cukup dengan wajah tampan Brayn saja rasanya sudah lebih dari cukup..

"Hmm Jesy gimana?"ucap Sasa penuh tanya,ia sedikit kepo dengan wanita ular satu itu.

"Dia aman,Raka yang bawa dia ke rumah sakit"

"Ck..dasar ular,padahal aku yang dilukainya,mengapa harus mendrama seolah-olah akulah penjahatnya?!sial!" umpat Sasa dalam hati.

"Apa lo percaya sama semua omongan Jesy?"

Brayn menaikkan dua bahunya
"Gue ga bisa nuduh orang tanpa bukti,gue liat disini lo sama Jesy sama-sama terluka,jadi gue masih belum bisa berkomentar apa-apa" ujarnya dengan santai.

Huh.. Sungguh,Brayn lebih cerdas ketimbang Raka sialan itu. Mengapa ia tak memiliki pola pikir seperti Brayn ini,ini malah seenaknya menuduh dan marah-marah tidak jelas.
Sungguh tak pantas jabatannya itu sebagai ketua Rekys.

"Gue lega masih ada pihak netral disini" Sasa menyunggingkan sedikit senyumnya yang menawan.

"Lo istirahat,gue gabisa lama-lama disini" tegas nya lalu bergegas pergi.

"huh..dasar wanita gila!bisa-bisa nya melukai diri sendiri hanya untuk terus dipandang baik oleh Raka dan mendapat dukungannys?!benar-benar ga waras" ocehnya dengan wajah yang masih tampak pucat.

"kenapa ga ikutan audisi indosiar ajaa,dia kan jago banget ekting! Huh.."

Disisi lain tampak Jesy yang tengah terbaring di kasur rumah sakit.
"Aw sakit ka" rengeknya dengan wajah pilu.

Ahh.. Dasar ular,kini mari kembali saksikan tingkah gila wanita ini.
Raka menatap tenang.

"Dok,boleh cek keadaan temen saya kembali tidak?" ucap Raka kepada alat komunikasi antar pasien dan para pekerja kesehatan yang ada di ruangan tersebut.

Tak lama berselang dokter beserta suster yang mendampingi melocos masuk dan memeriksa Jesy dengan teliti.

"Lo bakal aman" ucap Raka dengan tajam.

"Lo temenin gue ya"
Raka hanya mengangguk lalu menepuk bahu Jesy pelan.

"Gue pergi bentar,ga bakal lama"ucap Raka pada jesy lalu berlenggang pergi.

Bruak...
Pintu UKS terbuka lebar.
Sasa yang mendengar itu tersentak kaget.

"Sa!!" teriak pria itu yang tak lain adalah Raka.

"Hm"

"Gausah sok lemah!gue benci!"
Sasa menatap Raka tak suka.

"Gue males berdebat"

"Gue ga sikap kasar lo ke Jesy!"

"Yang nyelakain dia siapa ha?!gila kali"

"Jawab jujur!!!"

Sasa hanya diam seribu bahasa.
Sejujurnya ia malas sekali menanggapi pria dihadapannya ini. Emosinya sungguh meledak-ledak.

"BISU LO?!" amuk Raka sebari menarik kasar alat impus yang sedang terpasang ditangan Sasa.

"AAAAKKKHH!!"

Rasanya sungguh sakit,alat itu dilepas paksa dengan kasar. Tubuh Sasa menengang menahan sakit. Perih dan sakit bergejolak secara bergantian.Darah segar kemudian mengalir disisi tangan Sasa. Detik berikutnya cairan bening itu jatuh dibawah sana.

MONSTER BOY VS SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang