~04~

5 1 0
                                    

"RAKAAAAAA STOPPPPP...!!!RAAKAAAAAAAAA" jerit Sasa pada Raka yang bahkan tak menggubris teriakannya.

sasa dengan heboh menutupi matanya. Bukan apa,ia sedang gelagapan saat disetiri oleh seorang ketua geng motor ini. Memang kelihatannya lihai,namun nyali Sasa masih belum cukup kuat untuk dibawa kebut-kebutan seperti ini.
Sangat menakutkan.

"Ok lo boleh pulang sana!" ucap Raka diiringi aksi menginjak pedal rem mobil yang dikendarainya.

Sasa tersentak diam,dia lalu mengusap wajahnya gusar.
"Lo sintinggg!gue hampir jadi perawan muda yang mati ditempatttttttt!!!" pekik Sasa sembari memukuli lengan pria disampingnya.

Raka diam sejenak memperhatikan aksi Sasa yang terus memukulinya. Bukannya sakit,ia justru merasa geli. Tangan Sasa tidak cukup kuat untuk membuat nya meringis kesakitan.

"Gausa lebay,tuh masi idup kan?" ucap Raka yang ikuti satu toyoran kecil pada dahi Sasa.
Sasa memanyunkan wajahnya,sungguh tampak menggemaskan.

"Besok-besok pulang sendiri!" sahut Sasa kesal.

"Terserah,pulang sana lo!"usir Raka yang langsung membuka pintu mobil.

Demi tuhan rasanya ingin sekali mencincang tubuh pria tak tahu diri ini. Sungguh bukan tipekal cowo idaman. Wajah nya boleh rupawan,namun jikalau kelakuan nya begini siapa yang akan tahan?. Sasa selalu dibuat naik pitam saat berada disekitarnya.

"Lo ngusi-..."

"Raka itu siapa?ayo dibawa masuk dulu,mama baru selesai masak." potong sinta yang tiba-tiba menghampiri mereka diluar pagar.

Sasa tersenyum ramah menatap Sinta.
"Ah gausah mah" tatapan Raka tampak begitu datar.

"Ck..ah Raka mah jahat bener" rengek Sasa sembari keluar dari mobilnya lalu menyalami wanita didepannya ini.

Sinta tersenyum ramah seraya menghelus rambut Sasa pelan.
"Mama baru tau kamu punya pacar"
Sontak ucapan Sinta membuat kedua mata mereka saling melotot.

"Ha-?e-engga tante,saya temen sekelas Raka" ucap Sasa sembari tersenyum kecut.

"Ah kalau iya juga gapapa,tante ga akan marah"

Demi apa pun,baru kenal saja Sinta sudah menuduh yang bukan-bukan. Rasanya ia tau mengapa Raka sangat menjengkelkan,darah Sinta mengalir deras dalam tubuh anaknya itu.

"Gausah mah,dia rakus!" ketus Raka sembari bergegas masuk.

"Terus aja ngatai gue"

Sinta menggeleng pelan, "maafin sikap anak tante itu ya,dia emang dari dulu begitu,yaudah ayo masuk!" dengan lembut Sinta menarik tangan Sasa lalu bergegas masuk.

"Ayo dimakan,makan yang banyakk"

Sasa mendelik lebar,makanan yang ada dihadapannya tampak begitu menggiurkan.

"Makan budak!" ucap Raka sembari melahap makanannya.

"Sembarangan manggil anak orang budak,cewe cantik gini dibilang budak!mama ga suka" ujar Sinta dengan wajah marahnya.

"Ih iya tante,Raka emang keterlaluan banget" sahut Sasa dengan wajah lesunya.
Tentu saja lesu yang dibuat-buat.

"Kamu tenang aja,kalo dia masih manggil kamu dengan sebutan budak,biar tante yang kasi pelajaran!!" Sinta menatap Raka tajam.

Raka yang sadar hanya diam sembari menatap datar wajah ibunya itu.
"itu panggilan sehari-hari mah!" tegas Raka.

Sasa menatap Raka lekat-lekat. Sungguh pria ini sangat pintar dalam bersila lidah.

"Jago banget ngeles!"

                        ***
"Nih JAKET LO" Sasa berdiri tegak tepat dihadapan Raka.

Raka menurunkan posisi tubuh nya sedikit. Yah,ia sedang mensejajarkan wajahnya di hadapan Sasa.
Sungguh sebenarnya Sasa ini cewe imut bertubuh 158 cm sedangkan raka 170.

"Udah lo cuci?gue ga sudi ada bekas kringat lo!" Raka menatap Sasa datar.

"Hm iya iya udah"

Raka merampas jaketnya kasar.
"Lain kali ga sudi gue pinjemin lagi!"

"Gada yang nyuru lo bua-"

"Ka ngantin yukkk!!"teriak Jesy yang datang secara mendadak.
raka menoleh dengan tatapan dingin.

"Ayolah kaaaa!gue laper" rengek nya.

Demi dewa rasa nya mual sekali perut ini melihat aksi menjijikan itu. Lagi pula tidak ada untung nya bersikap sok manja dihadapan Raka. Pria itu seperti iblis.

"Gue cabut!" ucap Sasa diiringi dengan langkahnya yang kian menjauh.

Raka tak menggubris ucapan Sasa dan menuruti permintaan Jesy sahabatnya itu.

"Aku mau seblak!!!"pekik Jesy yang sedikit dimanja-manjakan.
Kalau bukan Jesy teman dekat nya sedari kecil,mungkin wanita ini tidak akan diladeninya. Mungkin akan langsung di singkirkannya hidup-hidup.

BRUKKKK!!!
"LO MENDING JAUH-JAUH DEH DARI RAKA!!GUE BENCI LIAT LOOO!!" amuk Jesy yang kini berada didalam ruangan kecil di sudut sekolah.

"Lo Panas?HA!?" Sasa terkekeh pelan lalu mengkibaskan rambutnya di udara.

Jesy yang sudah kepalang emosi langsung menjambak kasar rambut Sasa.

"Aaaaakhh!!!" Sasa menjerit kesakitan.

"Lepasin gue JESSS!!!" Ucap sasa sembari membalas perbuatan Jesy kepadanya.

"GUE GA SUKAAAA!!" Pekik Jesy yang langsung mendorong tubuh Sasa kedinding.

Sejenak Sasa memejamkan mata,rasanya sungguh sakit, apalagi kini ia disahut dengan rasa pusing yang kian merambah menuju puncak kepalanya.

"INI AKIBAT NYA LO BERANI NGUSIK RAKA GUE!!!!" Jesy tampak begitu membara dan menyatu dengan emosinya.

"Cewe gila" Sasa terkekeh pelan walaupun dirinya sedang tak berdaya.

Detik berikutnya dobrakan pintu terdengar cukup kencang.

"AWWWWW!! SAKIT HIKSS" Jesy tampak meringis kesakitan.

Tubuhnya ia biarkan tergulai lepas di atas ubin ruangan itu. Tampak banyak darah yang bertetesan.

"Jesy?!" suara Raka jelas terdengar.
Ia lalu menghampiri Jesy dan menyandarkan kepala wanita itu di dadanya.

"siapa yang ngelakuin ini ke lo!?" tegas Raka yang tampak mengamati pergelangan tangan Jesy yang berlumuran darah.

Jesy lalu menunjuk kearah wanita yang sedang terkulai lemas di ujung ruangan. Raka tak terlalu melihatnya dikarnakan cahaya penerangan tak cukup terang.
Tapi bisa dipastikan wanita itu adalah Sasa.

"B-bohong k-aa" suara Sasa terdengar lemah.

"LOO CEWE SIALAN!BERANI-BERANI NYA LO LAKUIN INI!!" suara Raka terdengar menggema. Orang-orang yang ikut ke ruangan tersebut hanya terdiam. Mereka tau bagaimana jika seorang Raka marah,bisa-bisa mereka juga akan kena getahnya.

"BERANI NYA LO LAKUIN INI KE-" ucapan Raka terhenti saat mendekati tubuh sasa yang saat didekati mengeluarkan banyak cairan darah.

Ntah apa yang dirasanya,biasanya ia mengamuk tanpa mengenal kata kasihan.
Tapi kali ini?

"Jesy b-bohong ka"

"Gue ga mau denger lagi mulut sampah lo!" dengan cepat Raka langsung memanggil brayn teman satu Rekys untuk membantu Sasa.

"Lo urus dia!biar gue bawa Jesy"

MONSTER BOY VS SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang