~11~

1 0 0
                                    

Wajah Sasa tampak bersemangat,ini sudah hari ke dua setelah ia dirawat dirumah sakit. Dengan sigap Sasa menyusun barang-barang untuk ia bawa pulang. Namun detik berikutnya ia terdiam. Ia terhanyut dengan gambaran Raka yang terlintas dibenak nya kali ini. Sudah dua hari pria itu tak mengusiknya,biasanya setiap detik ia selalu mengganggu Sasa dengan alasan tak menentu.

Ada sedikit rasa kehilangan atas sikap Raka terhadapnya. Namun dengan sekali sentak dia menyingkirkan fikiran itu jauh-jauh.

"Ayo non," supir pribadi Sasa langsung mengangkat tas berisi pakaian Sasa dengan sigap.

Wajah Sasa tampak sedih. Mobil yang ia tumpangi menurunkan kecepatan saat berada di lampu merah.
"Mengapa lelaki sialan itu tak menghubungi nya?atau setidaknya mencari nya saat ia tak ada kabar?" pertanyaan itu terus menerus mengganggu pikirannya.

"Mainan kunci nya kak," Suara anak kecil yang tengah berjualan itu mengejutkan Sasa. Ia tersentak lalu mengamati barang dagangan sang bocah. Anak seusia kurang lebih 10 tahun ini tampak dengan iklas menawarkan barang dagangnya. Peluh yang menyucur tak memutuskan raut semringah nya.

"Ini berapa?" Tanya Sasa sembari menunjuk kearah gantungan kunci berwarna biru dengan gambar ombak kecil yang manis.

"murah,cuma dua puluh ribu kak." Saut sang bocah dengan wajah senang.

"Aku ambil ini dua ya," Sasa menyodorkan uang merah berjumlah dua lembar.

"Kak gada kembalian ini,"

"Ambil aja buat uang jajan kamu," Sasa tersenyum ramah.

"Wahhh,,terimakasih banyak kakak cantik," Bocah tersebut lalu berlenggang kegirangan. Wajah yang dibasuhi peluh itu kian bersemangat menawarkan dagangannya kesana kemari.

Sasa tersenyum lalu kembali menatap dua gantungan kunci tersebut.
"Raka suka ga ya yang beginian" Sasa berfikir sejenak lalu memejamkan matanya sejenak.

                      ••••
"RAKAAA!!!" Teriak Sasa lalu berlari menghampiri pria bertubuh tinggi itu.

Raka terhenti lalu menoleh kearah Sasa.
Wajah nya datar tanpa ekspresi.

"Haii,gimana?sehat?" Suara Sasa tampak bersemangat. Raut wajah nya menggambarkan keceriaan tiada batas.

"Menurut lo?" Raka berkata sangat ketus terhadap gadis dihadapannya ini.

"Kok lo gini sih?"

"Jadi mau gimana?!" Suara Raka terdengar sedikit keras. Orang-orang yang ada disekitar sontak terhenti dan menonton aksi kedua nya.

"Gue kan nannya baik-baik" Ucap Sasa yang dirasa mood nya sudah hancur. Ucapan ketus Raka membuat mood nya berantakan dengan sekejab mata.

"Gue ga peduli,gercep,ada perlu apaan?"

"Nih," Sasa sudah tampak tak segembira tadi,namun senyumnya tetap tersulut pada wajahnya yang cantik.

"Apa?"

"Buat lo." Sasa menyerahkan sebuat gantungan kunci yang ia beli kemarin.

"Cih" Raka menerimanya dengan decihan kecil,senyumnya terlihat sangat meremehkan benda dihadapannya ini.

"Ini yang lo kasi ke gue?lo ga tau kalo apa yang dikasi fens gue jauh lebih bagus dan mahal ketimbang ini tau ga?"

"Buang aja!gue gabutuh sampah beginian!!" Dengan sekali sentak Raka melempar gantungan kunci tersebut ke tanah lalu menginjak-injaknya, detik berikutnya ia menendang benda itu kearah kolam kecil yang ada disekitarnya.

Sasa tersentak. Dada nya bergejolak hebat,apa yang dilakukan Raka benar-benar menghancurkan hatinya. Ada rasa sesak dan perih yang tak dapat di ungkapkan. Rasa nya sungguh tidak nyaman.

"Lo jahat ka!" Ucap Sasa dengan mata berlinang. Ia lalu berlari kearah lain meninggalkan Pria angkuh yang tanpa rasa kasihan.

Seluruh pasang mata yang menyaksikan terlihat terkejut,ada yang terlihat iba,ada juga yang terlihat bahagia.

Sasa terus berlari dengan wajah yang ia tutupi. Pasalnya ia sangat malu jika wajah penuh air mata itu dilihat oleh teman-temannya.

"Aww shhh..." Sasa terjatuh. Ia meringis dengan sesekali mengusap kasar lututnya yang sudah terluka. Krikil itu menyobek bagian kulit lututnya. Cairan merah itu mengalir keluar. Sasa terdiam lalu bangkit dan bergegas menuju ruangan kesehatan.

"hiks.." Mata Sasa sudah tampak sayu. Tubuh nya ia dudukan diatas ranjang uks. Darah pada lututnya masih saja mengalir,hingga kaos kaki yang ia kenakan terlihat memerah terkena aliran darah.

"Apa yang lo lakuin Sa?hiks..bahkan sampah yang lo beli itu gabakal ada harga nya dimata Raka,cewe bodoh!" Makinya pada Dirinya sendiri.

Sasa masih saja menangis senggugukan,rasanya sangat sakit masih. Bahkan luka pada lututnya saja kalah sakit ketimbang hatinya.

Tak lama..
cklekk..

"Gausa cengeng!" Raka mensejajarkan posisinya dihadapan Sasa. Ia mengambil betadin lalu mengusap pelan lutut Sasa.

Sasa terdiam,dia sungguh bingung dengan tingkah absurd pria dihadapannya ini.

"Gausah," tolak Sasa pelan lalu bergerak menjauh.

"Gausa ngeyel,sini gue obatin!" Sentak Raka dengan nada sedikit tinggi.

Sasa tampak acuh tak berkutik.
"Sini!"

Sasa menatap sinis wajah pria dihadapannya ini,lalu detik berikutnya ia mulai beranjak pergi.

"Tunggu!" Raka menarik lengan Sasa lalu memeluk tubuh mungil itu dengan erat. Ntah apa yang pria ini lakukan,tingkahnya begitu plin plan.

"Maaf," kalimat itu Raka bisikan tepat pada telinga Sasa. Sasa tersentak,ntah mengapa kini rasanya sangat nyaman jika berada dalam dekapan pria satu ini. Ia hanya diam sembari memejamkan matanya.

                           ••••
"Huh!dasar cowo anehh!" Sasa berteriak lalu menghempaskan tangan Raka pada tangan miliknya. Sedari tadi mereka berjalan keatas rooftop dengan tangan saling mengenggam.

Raka hanya diam melihat Sasa yang setelah ini pasti akan menyeloteh habis-habisan.

"KENAPA?KENAPA TINGKAH LO ANEHHHHH BANGETTT!!TADI LO MARAH-MARAH GAJELAS,SEKARANG MANIS BANGET!" Cibir Sasa dengan nada tinggi. Wajah nya tampak memerah.

"Salah?" Sahut Raka sembari melangkah mendahului Sasa.

"Cowo aneh!!prik ga jelas!!gueee belii gantungan itu pake hati tau!!" Sontak wajah Raka mengarah pada Sasa. Langkahnya ia tunda dengan diiringi senyuman merekah pada sudut bibirnya.

"What?ulangin!" Ujar Raka lalu mendekat.

Sasa terpaku,celotehannya terkesan jika ia sedang jatuh cinta pada pria dihadapannya ini. Ia hanya bisa pasrah dan menunduk dengan bibir yang terus mencaci maki.

"Ulangin." Raka berucap lagi. Kali ini langkahnya ia hentikan tepat pada ujung sepatu Sasa. Jarak mereka sungguh intens.
Sasa menutup matanya kasar. Ntah mengapa detak jantungnya berdetak tak beraturan.

"AGRR!!! UDAHH LUPAIN AJAA!!" Kesal Sasa yang langsung mendorong tubuh pria ini dengan sekuat tenaga. Namun sayang,tenaga Sasa tak cukup kuat untuk menggerakkan tubuh seorang Raka.

"Lo mau ngapain?ha?" Raka mengulum senyum nya sesaat lalu menepuk puncak kepala Sasa dengan lembut.

"Ulangin Sa," ntah mengapa kali ini ucapan Raka begitu lembut. Gadis berambut terurai ini hanya diam sembari menundukkan kepalanya.

"ya-aa eng-ga gue ga terima aja,itu gantungan kunci gue beli susah payah malah dicaci maki!" Jelas Sasa.

Raka menghela nafas panjang "Ini maksud lo?" Raka menunjukkan sebuah gantungan kunci dihadapan Sasa.

"K-ook?..."

"Sory soal tadi,gue masih kebawa emosi,gue nyari ini mati-matian tau huhhh...." Raka merengek kecil pada gadis dihadapannya ini.

"Cowo gila!" Sasa menoyor kepala Raka enteng lalu bergegas menjauh.

"Iya gara-gara loooo!!!" Pekik Raka lalu berlari menyusul Sasa yang sudah jauh didepan sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MONSTER BOY VS SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang