"Kita harus mulai berhati hati" ucapan Taeil sang orang tertua dirumah tersebut mengundang tatapan mereka yang tengah berkumpul diruang tengah saat ini
"untuk apa?" bingung Doyoung bertanya, Yuta menjawab "semua kejadian yang kita alami tidak bisa dibiarkan lebih lama, bagaimana jika ada korban nyawa nantinya, aku dan hyung Taeil sepakat mengumpulkan kalian semua sekarang adalah untuk mendiskusikan hal ini"
Yuta beralih menatap Taeyong yang duduk disofa "hyung, bagaimana keadaanmu? Apa sudah jauh lebih baik"
Taeyong menjawab dengan senyum tipis "aku baik baik saja, lanjutkan"
"katakan apa saja yang kalian alami selama ini?" tanya Yuta dengan lirikan mata yang ia berikan pada mereka satu persatu "mari menceritakan dari yang masuk akan sampai ke yang tidak"
"Saat kejadian mati lampu malam itu, Taeyong mengatakan kalau kita diminta Jaemin untuk berkumpul diruang tengah tapi nyatanya tidak, Jaemin tertidur disofa seorang diri" ucap Doyoung, mereka mulai membuka suara menceritakan setiap kejadian
"suara aneh,seperti benturan, itu berasal dari kamar mandi didapur tapi nyatanya tidak ada apapun" ucap Johnny
"Lucas mengajak Jungwoo untuk bertemu ditaman tapi Lucas mengaku tidak melakukan itu" ucap Taeyong, Jaehyun berucap
"waktu itu aku sempat izin pulang kerumah untuk mengambil berkas pada jam makan siang kantor, saat melewati dapur, aku bertemu Jeno, tingkahnya sedikit aneh dan kakinya, tidak menyentuh lantai"
"Lift yang aku ggunakan rusak" ucap Taeil "dan... "
"Taeyong hampir ditusuk oleh orang asing dikafenya"
"Yangyang,dia bukanlah Yangyang sungguhan, kami membawa orang lain waktu itu saat mengunjungi rumah kosong"
"Aku dan Mark juga hampir tertabrak waktu pulang dari tempat kerjanya namun anehnya kami justru selamat, apa itu termasuk?" tanya. Hendery yang diangguki Yuta "Hm.. Apa lagi?"
Tanpa mereka sadari salah seorang pemuda hanya diam sejak tadi dengan pandangan menunduk kebawah hingga salah seorang memanggil namanya
"Chenle?" pemuda asal Cina tersebut mengerjap selama beberapa detik tersadar dari lamunan dan menoleh kearah Xiaojun yang memanggilnya dan semua tatapan kini tertuju padanya "Kau kenapa? Apa kau sakit? Kulitmu pucat sekali"
"kulitnya memang seputih itu wahai Xian Dejun, apa kau terlalu hitam sampai kau baru pertama kali lihat kulit seperti dia?" Xiaojun mendelik tajam kearah Yangyang yang baru saja bertanya balik dengan nada yang sangat meledek padanya. "diam kau anak tidak sopan!"
"apa kalian tidak bisa aku sehari saja?" jengah Yuta menatap 2 sosok tersebut yang kini saling mendelik tajam memandang satu sama lain. "Xiaojun, kau lebih tua dari Yangyang, abaikan saja dia"
"Kau dengar itu, kau lebih tua, dasar tua" Taeil segera menegur sosok Yangyang yang baru saja berujar meledek kearah Xiaojun yang dibuat melotot karenanya
"Yangyang hentikan itu, jaga sopan santunmu"
Kun dibuat mengeleng pelan, dan angkat suara kali ini "jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"mencurigai seseorang yang berhubungan dengan semua kasus itu, salah satu diantara kita" jawab Jaehyun cepat yang mengundang kerutan alis dari sosok Lee Taeyong
"Apa?"
"Eh... Kunoo disini?" seru Renjun sambil mengerjap terkejut kala menatap seekor kucing yang duduk diam dikursi halte menatap berbinar kearah Renjun yang baru turun dari bis. Kucing tersebut mengeong lantang seketika kearah Renjun membuat si Huang segera mengendong si kucing
"Kunoo menunggu injun pulang humm?" tanya Renjun pada kucing tersebut sambil mengelus sayang bulu lembut si kucing yang berwarna putih. Dirinya pun berjalan pulang menuju rumah dengan sang kucing yang berada dalam gendongan penuh nyaman miliknya.
Kunoo adalah nama kucing dengan bulu seputih salju yang Renjun ambil dari kamar Jeno waktu itu. Ya, Renjun memutuskan untuk mengurusnya namun tidak didalam rumah karena takut membuat anggota lain merasa terganggu dan alergi pada bulunya. Renjun memberi nama yang merupakan hasil gabungan dari dua kata yaitu 'Kucing Jeno' menjadi Kunoo karena ia menemukan si Kucing untuk pertama kali dikamar Jeno dan kucing itu kini begitu dekat dengannya.
Tak terasa, asik berjalan sambil mengobrol pada kucing yang jelas tak mengerti bahasa Renjun, si Huang sudah tiba didepan rumahnya dan ia segera menuruni si kucing. Tangan Renjun kembali mengelus lembut bulu tersebut dengan senyum manis yang terpampang jelas diwajahnya "terima kasih sudah menunggu dan mengantarku pulang, tunggu disini yah Kunoo, aku ambil makanan untukmu dulu sebentar~"
"Kenapa harus salah satu diantara kita? Kau tidak mencuriga orang orang luar yang berbuat ini semua, Jung Jaehyun?" tanya Taeyong meminta penjelasan pada Jaehyun yang hanya diam
Taeil yang paham karena siapa Jaehyun kini dibuat menutup mulut membuat ia angkat bicara menjawab "jika memang pelakunya itu orang luar? Apa yang mereka inginkan dari mengusik kita?"
"dan jika pelakunya orang dalam, apa yang diinginkan oleh salah satu diantara kita?" Doyoung balik melempar pertanya pada si pria bermarga Moon tersebut "Hyung, Ayolah, apa maksud kalian semua ini huh? Katakan dengan jelas"
"semua kejadian yang kita alami ini disebabkan oleh seseorang Hyung" ucap Lucas "sangat tidak masuk akal setelah anggota kita berjumlah 23, semua musibah datang pada kita secara berturut turut, apa kau tidak merasa ada salah satu yang kedatangannya seperti untuk menyelesaikan sesuatu setelah kita lengkap"
"Ada apa ini?" mereka yang tadinya asik beradu argumen terhenti seketika dan kini beberapa diantaranya menoleh kearah pemuda yang baru tiba diruang itu dengan wajah kebingungannya "kalian semua berkumpul diruang tengah? Kenapa?"
"Renjun" panggil Taeyong pada sosok tersebut.
"aku tidak mengerti apapun dan hanya menyerahkan semua pada kalian, sekarang apa?" tanya Ten, Johnny menatap wajah mereka satu persatu, setelah menarik napas secara perlahan, ia berucap
"Siapa yang kalian curigai?"
Tidak ada yang menjawab, semua terdiam hening, sibuk bergelut dalam pikiran masing masing. Tak mungkin bagi mereka untuk mengatakan siapa pelaku yang mereka curigai karena untuk melakukan itu mereka masih merasa ragu dan kurang yakin. Beberapa diantara mereka yang saling pandang satu sama lain membuat Taeyong mendegus pelan seketika
"tidak ada yang saling meragukan satu sama lain Seo Johnny, mereka saling percaya bahwa tidak ada diantara mereka yang berniat untuk melukai"
"justru rasa percaya itu yang membuat setiap kejadian yang terjadi kita kubur terus menerus tanpa tau sudah sebesar apa dampak akhirnya nanti" jelas Yuta, "mungkin hari ini kita hanya terluka tapi kita tidak bisa menebak kejadian lebih buruk kedepannya seperti apa"
"Jadi... Hyung meminta kita untuk tidak mempercayai siapapun lagi?" tanya Winwin pada pemuda jepang dengan marga Nakamato tersebut.
"Ugh.. Haruskah?" keluh Jungwoo bertanya
"Tidak ada salahnya untuk berjaga jaga, hyung" seru Mark. "anggap saja ini sebagai langkah kecil usaha yang kita lakukan untuk melindungi semuanya"
Penjelasan Mark membuat Taeil mengangguk setuju karenanya, ia kembali membuka suara "Baiklah, siapa?"
Kembali hening, tak ada yang menjawab, mereka saling melempar tatapan satu sama lain, hingga satu orang yang hanya terfokus pada sosok objek yang ditatapan penuh intens kini mengangkat tangan, "Hyung..."
Mereka menoleh serempak kearah pemuda Jangkung yang baru saja mengacungkan tangan membuat sosok itu menjadi pusat perhatian seluruhnya "Kenapa, Jung Sungchan?" tanya Taeil
Sungchan menarik napas dalam lewat hidung dan menghembuskannya perlahan melalu mulut, ia berujar "aku.. Mencurigai salah satu diantara kita, dia ada disini.. "
"siapa?" tanya Lucas cepat penuh akan rasa penasaran begitupun tatapan orang orang yang kini terfokus pada pemuda tersebut
"....."
-Dead Soul-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Soul || NCT 23
FanfictionKehidupan di rumah NCT berubah ketika mereka semua lengkap 23 Bromance!! HANYA SEBATAS KISAH FIKSI(IMAJINASI) SEMATA:)