46. Butter

851 134 8
                                    

Karina senang karena pagi ini dia bisa melihat Bitna kembali seperti biasa, dia bisa merasakan lagi tawa jahil itu menggema ketika Sunoo atau Beomgyu berhasil gadis itu jahili. Tapi kembali pada realita, Bitna masih tak ada perubahan dengannya. Masih dingin.

"Kata gue lo berhenti aja deh" Ucap Bitna setelah berhasil menyeret Ryujin ke pojok perpustakaan, yang tidak Bitna tau adalah Karina mengawasi mereka di balik rak tinggi menjulang itu.

"Emang kenapa, keliatan banget loh lo masih suka Karina" Ryujin masih bisa bercanda.

Bitna sedang serius tapi Ryujin malah haha-hihi, jengkel banget dia.

"Bener, tapi Karina enggak. Gue bukan yang Karina mau. Yang dia mau itu Jeno yang bersikap layaknya gue. Dia cuman mendamba hubungan yang hanya ada dia dan Jeno, jadi selesai sampai sini. Gue ga berharap banyak"

Karina tercekat, Bitna sampai berpikir begitu.

"Lo tau apa, emang tercetak jelas kalau Karina masih suka Jeno"

"Gue tau, dari kita masih pacaran juga gue udah kepikiran hal ini. Dia cinta mati sama Jeno, dia sampai mau lompat dari atas gedung kalau Jeno mutusin dia. Bukannya itu udah jadi bukti, cukup Ryu. Lo malah capek nantinya"

Ryujin terdiam, menatap lekat kedalam mata Bitna. "Tapi yang sebenarnya ga gitu Na" Ucapan itu mengambang, Ryujin juga bingung harus percaya ucapan Bitna atau tidak. Pasalnya memang benar dia melihat Karina yang masih berharap hubungan itu lanjut, tapi mendapati informasi dari mulut Bitna sendiri membuat Ryujin harus memilih untuk berada di pihak mana.

"Lo orang baru Ryu, lo ga tau pasti gimana hubungan kita berdua. Banyak hal yang gue udah lewatin, jadi gue tau mana yang tulus dan mana yang cuma manfaatin buat lupain orang lama"

Ryujin termenung, dia tau hal ini dari Sunoo. "Terus lo gimana, bukannya Karina mirip Evelyn" Kalimat sarkas itu yang akan menjadi penentu apakah Ryujin harus terus melanjutkan membantu Karina atau tidak.

Karina tak berharap Ryujin menyebut nama gadis itu lagi bahkan di depan Bitna, tapi dirinya harus tetap sembunyi. Pengecut sekali ya.

Alis itu tertaut, wajah Bitna mulai memerah. "Tau apa lo tentang Evelyn"

"Bukannya lo suka Karina karena dia mirip Evelyn, jadi siapa yang manfaatin siapa"

Bitna tersengal, dia tak pernah menganggap Karina sebagai Evelyn. Dia tak pernah mencintai Karina sebagai Evelyn, meski wajah dan sedikit perangai keduanya sama - Bitna tak sama sekali menaruh nama itu lagi dalam hatinya sejak bersama Karina. Dan apa apaan orang baru yang berlagak membantu tapi ternyata malah memperkeruh ini, Ryujin ga tau apa apa.

"Ga usah bawa-bawa Evelyn" Geram Bitna.

"Memangnya kenapa, gue ga salah kan. Kalau tau gini kenapa lo ga jaga baik-baik Evelyn lo itu"

Brak!

Bitna mendorong Ryujin hingga punggung gadis itu membentur rak buku, menekan tangannya di leher Ryujin. Seakan membungkam gadis itu dengan cekikan nya.

"Mulut lo emang perlu dibungkam, lo ga tau apa apa tentang Evelyn. Dan gue yakin lo ga benar-benar pingin tau siapa Evelyn" Geram Bitna, suara rendah itu menusuk pendengaran Ryujin yang masih berusaha lepas dari cekikan Bitna.

"Evelyn udah mati. Lo bener, gue ga bisa jaga Evelyn. Gue ga bisa apa apa buat jagain dia agar bisa hidup sampai sekarang, gue adalah alasan pertama kenapa dia akhirnya bunuh diri"

Kendati geraman kejam itu terus berkumandang, mata Bitna memperlihatkan semuanya. Kepedihan dan susah yang gadis itu lewati selama ini, tak cukupkah semesta menghukum nya dengan trauma berkelanjutan, dengan tenggelam dalam rasa bersalah. Apakah dia juga harus mengikuti jalan Evelyn agar damai.

Selenophile; Enhypen √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang