Suara jangkrik terdengar lebih nyaring begitu Hanin mendekatkan diri ke arah jendela. Di luar sana, tepatnya pada rumah putih yang berada persis di depannya, Hanin mengaktifkan indera penglihatannya. Mencari-cari Ghea yang mungkin ikut bercengkrama dengan beberapa orang di halaman samping rumahnya. Pencarian singkat Hanin diakhiri dengan anggukan paham bahwa Ghea tidak berada di luar, melainkan di dalam rumah. Hanin terkikik sendiri entah kenapa, sebelum kemudian membuka ponselnya.
Merasa kurang nyaman duduk di kursi belajarnya, Hanin berpindah posisi menjadi rebahan di atas kasur. Ditaruhnya bantal guling sebagai penopang dagu, lalu lanjut dalam ruang obrolan virtual.
Hanin membelalakkan mata. Oh, wow, siapakah yang ditaksir Ghea kalau bukan Langit? Jika Langit tahu, pasti lagu galau akan menjadi lantunannya sepanjang malam. Paket lengkap dengan tangisan yang pasti disimpannya diam-diam.
Ya ... itu kalau Langit tahu, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Suka
Teen FictionMemangnya jatuh cinta pada pandangan pertama itu ada, ya? Ada. Hanin salah satu contohnya. Awalnya, sih, dia biasa-biasa aja sama pendapat tersebut. Malah Hanin sempat enggak percaya. 15 tahun hidup di bumi pertiwi, Hanin enggak pernah naksir yang n...