Kini Jenoel di hadapkan dengan Jeffry yang tengah menatap nya dingin. "Puas bermain nya?" Ucap Jeffry, kini Jenoel hanya berdua dengan Jeffry di ruang kerja pribadi yang ada di mansion.
Tirta sudah tahu anak nya kabur dari rumah ia hanya menasehati anak nya itu, soalnya Chris ia belum tahu jika ia tahu maka hukuman yang sangat berat akan Jenoel terima. Chris memang sangat sayang dengan nya sejak Jenoel masih di dalam perut Tirta sangat menyayangi Jenoel, Chris dan Mark bahkan pernah berebut untuk mengusap perut Tirta yang sedang mengandung. Bahkan Jeffry selaku ayah kandung dari Jenoel hanya mengalah dengan sang kakak dari pada dia ribut dengan sang kakak dan anak sulung nya.
"Sebenernya belum" ucap Jenoel jujur.
"Kamu memang sangat nakal rupa nya, ikut Daddy sekarang" ucap Jeffry langsung pergi meninggalkan Jenoel.
"Yaelah ini om-om ribet bener idup nya" ucap Jenoel tetapi omongan nya tidak terdengar oleh Daddy nya.
Kini Jenoel malah di bawa ke ruang tamu oleh Jeffry di Sanah sudah ada Tirta dan Mark yang duduk di sofa. "Berdiri dekat tv itu angkat kaki mu sebelah dan pegang kuping mu sampai Daddy suruh kamu duduk, ini hukuman untuk anak nakal" ucap Jeffry lalu duduk.
"Loh gak bisa gitu dong om" ucap Jenoel sambil emosi.
"Siapa yang kamu panggil om? Lakukan itu sekarang atau hukuman mu akan lebih berat" ucap Jeffry.
Jenoel terpaksa menuruti nya,ia malu. Kenapa malu? Pasalnya ada bodyguard dan maid yang sedang berada di ruang itu meskipun mereka tengah menjalankan tugas tetapi tetap saja mereka melirik Jenoel.
Tirta dan Mark tidak membantu Jenoel, mereka hanya diam. 'batin banget gue lama-lama diem di sini, malu banget anjing' ucapnya dalam hati.
Kini sudah 2 jam Jenoel berdiri tanpa duduk. Kaki nya sangat amat pegal dan muka nya sudah mulai pucat tidak lupa bibir nya yang kering, Tirta yang melihat itu sangat khawatir.
"Mas udahlah, kasian anak aku" ucap Tirta.
"Jenoel kamu boleh duduk, Rian tolong ambilkan air dan bawa ke sini" ucap Jeffry dingin. Jenoel yang mendengar itu akhirnya dia duduk di samping Tirta.
"SAMA ES BATU NYA SEKALIAN RIAN" teriak Jenoel.
"Jangan terus berteriak dan jangan meminta hal-hal yang aneh" ucap Jeffry. jenoel tidak mempedulikan itu ia hanya fokus bersandar di bahu Tirta. Jeffry mulut nya seperti ibu-ibu menurut Jenoel.
"Dek sini sama kakak" ucap Mark.
"Gak mau gue, diem deh gue capek gara-gara bapak Lo tuh" ucap Jenoel sambil mata nya terpejam masih di bersandar di bahu Tirta.
"Eh adek gak boleh kasar gitu ah bahasa nya, bubu gak suka" ucap Tirta. Jenoel tidak menjawab tak lama Rian datang membawa air untuk Jenoel dengan senang hati dia meminum itu.
.
.
.Kini jarum jam menunjukkan pukul 10 malam Jenoel masih berada di ruang tamu dengan Jeffry, Tirta dan juga Mark. Mereka sudah menyuruh Jenoel tidur tetapi anak itu tetap tidak mau.
Tak lama datanglah seorang yang masih lengkap dengan jas nya yang terkesan angkuh datang ke arah mereka lebih tepatnya sambil menatap Jenoel.
"Kenapa kamu belum tidur?" Ucap Chris.
Jenoel hanya mengabaikan ucapan Chris kakak dari Daddy nya. "Jawab Jenoel" ucap Chris.
"Kirain ngomong sama angin, suka suka gue lah om" ucap Jenoel santai sambil memakai kripik singkong.
"Jaga bicaramu mu Jenoel, cepat tidur atau papah hukum kamu" ucap Chris menatap Jenoel dengan tajam.
"Hukum-hukum siapa Lo, baru dateng dah ngancem" ucap Jenoel lagi. Orang tua nya serta kakak nya tidak percaya Jenoel berbicara seperti itu, seumur-umur mereka tidak pernah berbicara seperti itu ke pada Chris karena mereka takut dengan amarah Chris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenoel
Teen FictionJenoel yang terpisah dari keluarganya. Setelah belasan tahun mereka bertemu akankah kehidupan Jenoel yang dulunya sangat bebas akan berubah? GS!! Inget yah ini cerita fiksi semua tokoh yang di pakai hanya hanyalan, tysm. 05/01/2023