23

7.6K 516 16
                                    

¡ AWAS BANYAK TYPO !
Jangan lupa vote dan komen ya!! Tysm










Mereka kini sudah siap dan rapi untuk pergi ke tempat tujuan awal berlibur, Edinburgh.

"Ayo dong cepet lama banget bang kembar" ucap Jenoel.

"Ya makanya bantuin dek, kamu mah diem terus" ucap Lion, pasalnya lion tengah memasukan koper-koper mereka dengan di bantu Leon dan juga Mark.

"Dih gak mau, ayo jalan Rian" ucap Jenoel.

"Tunggu no, itu loh Abang sama kakak kamu masih di luar belum masuk ke mobil" ucap Tirta menasehati Jenoel.

Jeffry melihat tingkah anak nya yang satu ini hanya bisa pasrah, anak nya sangat tidak sabar.

Jenoel kesal akhirnya ia turun ingin membantu lion tapi di larang oleh dua orang yang bersama Lion.

"Ayo dek sana masuk mobil, kakak bawa mobil sendiri bareng bang kembar" ucap Mark menyuruh adik nya masuk ke mobil alphard nya. Tanpa membantah Jenoel langsung pergi menjauh dari mereka.

"Ayo jalan Rian" ucap Jenoel penuh semangat, orang tua nya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rian ikut dengan mereka, Rian sekarang menjadi supir terlebih dahulu. Dan nanti di Edinburgh ada banyak bodyguard juga karena Jeffry memiliki rumah di sana karena dahulu ia juga terpesona dengan keindahan Edinburgh. Dan sekarang turun kepada anak bungsunya.

.
.
.

Kini mereka sudah ada di bandara internasional, Jenoel melihat sekeliling banyak sekali orang.

"Dad mana tiket pesawat aku?" Tanya Jenoel, pasalnya jika ingin naik pesawat kan harus ada tiket.

"Gak usah dek, kita kan pake pesawat pribadi" ucap Lion, Jenoel mendengus kesal lion selalu aja menjawab pertanyaan nya padahal bukan nanya ke dia.

"Gue nanya ke Daddy, kayak kabel butut aja nyambung terus" Jenoel mulai risih sekarang, lion selalu saja menempel padanya.

"Nono gak boleh gitu sama abang Lion, bener kata abang mu itu. Kita naik pesawat pribadi milik Daddy, jadi tidak membutuhkan tiket" Jeffry mencoba untuk memberitahu anak nya.

"Oh gitu, ah udah sonoan jangan deket-deket Nono" usir Jenoel kepada lion. Tetapi lion tetap terus mepet kepadanya.

Jenoel ingin marah tapi ini tempat umum, ia lebih dulu pergi berdiri di sebelah Rian yang sibuk dengan koper-koper.

Beberapa menit kemudian kini mereka sudah di dalam pesawat, awalnya Jenoel bersamaan Rian di pesawat. Tetapi Dady nya langsung menarik nya untuk bersama.

Pertama kali Jenoel melihat isi pesawat semewah ini, meskipun Jenoel hidup enak bersama kakek dan nenek nya ia tidak pernah berlibur sampai keluar negeri. Paling Jogja, Bali ya gitu-gitu aja deh.

.
.
.

Lama perjalanan mereka sudah habiskan berjam-jam dan kini mereka sudah sampai di kota Edinburgh dengan bangunan tua seperti kerajaan itu.

Mereka sampai malam hari, kota ini sangat indah di malam hari. Banyak pengamen di pinggir jalan entah memainkan biola, piano dan lainnya.

"Nono nya tidur mas, kamu gendong gih" ucap Tirta melihat anaknya tertidur pulas dengan senang hati ia menggendong seperti koala anak nya.

Jeffry masuk hendak di sambut tetapi ia memberikan isyarat untuk jangan berisik, Jenoel kalo sudah terganggu tidur nya akan badmood.

.
.
.

Pagi hari yang sejuk di kota Edinburgh tetapi tidak sejuk di villa milik Jeffry karena anak bungsu nya ingin berenang.

"Masih pagi no nanti kamu masuk angin, sarapan dulu ayo udah pada nunggu loh" ucap Tirta dengan nada yang alus. Di sebelah Tirta ada Jeffry yang hanya melihat tingkah sang anak.

Sang anak kini berada di dekat kolam, hendak nyebur ke kolam tetapi mendengar ocehan sang bubu ia tidak jadi.

"Sarapan nya di kolam aja bubu" ucap Jenoel hendak turun lagi ke kolam, Jeffry lebih cepat menahan tubuh sang anak lalu di gendong nya seperti menggendong bayi. Jenoel memberontak tetapi tenang sang Daddy lebih besar.

Acara sarapan pun di mulai ketika biang keladi itu sudah duduk rapi. Selesai makan anak itu langsung lari ke kolam renang, Rian dengan sigap langsung menyusul sang tuan kecil.

"Kata nya mau berenang, kok diem aja?" Tanya Mark kepada sang adik, melihat Rian mengejar sang adik Mark langsung mengikutinya.

"Gak bisa berenang, tapi ini lagi gaya batu" ucap Jenoel. Jujur saja Jenoel tidak bisa berenang dari SD ketika praktek sampai sekarang ia tidak bisa berenang hanya saja gaya andalannya adalah gaya batu.

"Kakak ajarin mau tidak?" Ucap Mark di pinggir kolam.

"Mau kak, nanti aku mau jadi atlet badminton" ucap Jenoel menghayal. Mark yang mendengar nya hanya tersenyum ia sekarang sudah biasa dengan tingkah ajaib sang adik, adik nya pikirannya di luar nalar.

Mark dengan telaten mengajari sang adik berenang. "Udah kak, cape istirahat dulu" ucap Jenoel lelah padahal lebih lelah Mark yang menahan berat badannya.

Mark hanya mengangguk lalu menepi di pinggir kolam, tak lama Jeffry dan si kembar datang.

"Ayo masuk no jangan lama-lama berenang nya" ucap Jeffry melihat sang si bungsu.

"Berenang aja tidak dia dad, Nono itu tidak bisa berenang" adu Mark, Jenoel yang mendengarkan nya melototi Mark. Mark malah gemas dengan tingkah sang adik.

"Nanti Daddy ajari, sekarang kamu bilas dulu no dan kamu juga Mark. Rian kamu istirahat saja dulu" ucap Jeffry berlalu meninggalkan mereka.

Jenoel lebih dulu naik dari kolam, lion yang tengah di pinggir kolam dari tadi di dorong oleh Jenoel jadi lah badan lion basah semua. Jenoel lebih dulu kabur ketika lion hendak memarahi nya, ia kabur sambil ketawa.

.
.
.

Selesai mandi Jenoel sudah siap untuk pergi ke luar villa mewah ini.

"Ayo, kenapa diem aja?" Ucap Jenoel ketika melihat keluarganya yang malah asik menonton tv. Nonton tv di rumah aja bisa jangan jauh-jauh keluar negeri malah lesa-lesa gini dong. Itu yang Jenoel pikirkan.

"Kamu tidak liat dek? Di luar hujan" ucap Leon. Ini adalah kalimat yang keluar dari Leon setelah berjam-jam ia melihat Leon baru kali ini berbicara panjang.

"Biarin, aku aja yang keluar" ucap Jenoel santai sambil berjalan melewati ruang keluarga, Jeffry dengan sigap menahan Jenoel lalu mendudukkan nya di paha nya.

"Ish lepas gak? Aku mau main hujan-hujanan" ucap Jenoel dengan nada kesal. Jeffry malah makin mengeratkan pelukannya nya di pinggang sang anak.

Jenoel diam, tidak ada perlawanan sekarang karena dia sudah terlampau kesal. Liburan bukan bikin ia senang malah membuat ia menderita.

Lama di pangkuan sang Daddy anak itu menjatuhkan kepala nya di pundak sang Daddy, Jeffry melihat sang anak tak tahu nya Jenoel tidur di pengakuan nya.

Jeffry langsung menggendong sang anak, dengan senang hati ia membawa Jenoel ke kamar nya, biarlah besok mereka akan menikmati keindahan Edinburgh.



































Bersambung....

❗Jangan lupa vote and komen ya!!
Komen banyak-banyak karena kalo gak komen banyak aku g up nih ☝️😅. Vote juga jangan lupa !!! ❗

Jenoel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang