10

9.8K 498 18
                                    

Jenoel kini sudah sembuh total meskipun tangan nya masih memar tapi ia sudah baik-baik saja akan tetapi ia masih belum boleh sekolah oleh keluarganya. Jenoel masa bodo toh sekolah nya punya bapak nya jadi santai aja brodi.

Chris hari ini tengah menemani Jenoel karena kedua orang tua nya pergi ke acara pertemuan bisnis.

"Pa bang manu udah nikah?" Ucap Jenoel. Jenoel sudah terbiasa sekarang memanggil Chris papa karena jika tidak di panggil papa Chris mata nya akan melotot seperti ingin membunuh jujur Jenoel takut jadi ia ikuti saja.

"Belum, dia masih muda karir nya masih panjang. Kamu juga jangan pacar-pacaran" ucap Chris.

"Lagian Nono gak tertarik pacaran pa, cukup bubu ada buat Nono aja udah seneng" ucap Jenoel.

"Good boy" ucap Chris sambil mengelus rambut Jenoel.

Jenoel tersenyum sekilas, lalu sebuah suara gaduh membuat mereka melirik ke arah suara tersebut itu adalah orang tua Jenoel dengan Jeffry membawa kardus.

"Asik beneran di beliin, sini dad kasih ke Nono" ucap Jenoel sambil mengambil kardus itu.

"Lucu banget, aku minta nya dua kok ini ada lima" ucap Jenoel menghitung anak ayam, ya itu adalah anak ayam warna warni Jenoel meminta kepada orang tua nya.

"Sengaja biar teman anak ayam nya banyak, Rian bawa anak ayam itu kebelakang" ucap Jeffry.

"Gak boleh, ayam nya di sini dalam mansion aja" ucap Jenoel sambil memegang erat kotak yang berisikan anak ayam.

"Itu kotor loh no, bau" ucap Tirta memberikan pengertian kepada anak nya. Mendengar itu raut wajah Jenoel berubah menjadi murung Jeffry melirik Rian untuk membawa anak ayam itu ke halaman belakang.

"Kalo kamu mau main sama ayam itu tinggal ke halaman belakang no" ucap Jeffry memberikan anak nya pengertian. Jenoel merasa kesal akhirnya ia mengikuti Rian dari belakang yang sedang membawa anak ayam nya.

"Ngambek tuh mas" ucap Tirta kepada Jeffry. Jeffry melihat tingkah anak nya hanya tersenyum, Mark dari kecil tidak pernah meminta hal-hal aneh jadi ia beruntung mempunyai Jenoel yang tingkah nya di luar nalar.

"Liat anak kalian nanti, kakak mau pergi ke kantor" ucap Chris lalu berlalu meninggalkan pasangan itu.

.
.
.

"Tuan muda ayam nya jangan di pencet nanti mati" ucap Rian melihat Jenoel yang mencengkram anak ayam yang berwarna pink tersebut.

"Enak aja mati gak akan" ucap Jenoel. Lalu ia mengambil tempat minum ayam tersebut dan Jenoel memaksa ayam pink tersebut untuk minum.

"Astaga Nono kasian anak ayam nya mati nanti, udah main nya ayo masuk" ucap Tirta baru saja sampai di halaman belakang melihat anak nya tengah menyiksa ayam, Jeffry melihat itu semua hanya mengelus punggung istri nya.

"Baru main sebentar udah di suruh masuk, gak mau ah" ucap Jenoel sambil menaru anak ayam pink tersebut.

"Ayam nya mau istirahat, kan beli nya jauh itu no" ucap Jeffry.

"Ah masa yaudah deh ayo Rian masukkin kandang" ucap Jenoel. Jeffry kali ini berhasil membodohi anak nya.

Akhirnya Jenoel masuk ke mansion dengan Tirta di samping nya menyuruh untuk mencuci tangan.

Selesai acara cuci tangan Jenoel duduk di ruang tamu dengan kedua orang tua nya.

"Kak Mark kemana bubu?" Tanya Jenoel kepada Tirta yang sedang fokus menonton Drakor.

"Kak Mark lagi magang jadi dia pulang sore" ucap Tirta. Yang menanyakan hal itu hanya ber oh ria.

"Nono kan udah sembuh, jadi kapan boleh sekolah lagi?" Ucap Jenoel.

Jenoel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang