Sekarang Jenoel tengah berada di ruang kerja pribadi milik Daddy nya di mansion, Jenoel datang setelah makan malam dan kini ia di hadapkan dengan daddy nya dengan mata seperti elang.
"Kenapa kamu ikut tawuran?" Ucap Jeffry memulai pembicaraan.
"Lagi gabut aja terus ada yg ngajakkin tawuran Nono ikut dah" ucap nya santai, memang itu kenyataannya.
"Bagaimana jika itu membuat nyawa mu melayang karena kata gabut itu no? Pikirkan semua nya sebelum bertindak" ucap Jeffry sambil menatap geram anak nya, sungguh Jeffry hari ini sangat lelah di tambah mendengar anak nya ikut tawuran.
"Nama nya juga anak muda ya wajar dad, kayak gak pernah muda aja" ucap Jenoel santai, ia tidak takut kepada Daddy nya.
"Kakak mu Mark dari dulu tidak pernah berbuat seperti mu, dia tidak pernah ikut tawuran bahkan merokok dia malah memfokuskan diri nya ke dunia akademik." ucap Jeffry mulai membandingkan anak nya.
"Mikir pak tua, saya ketemu anda sudah berumur enam belas tahun ingat itu selama enam belas tahun saya tidak mengenal kasih sayang orang tua. Jika memang saya membuat anda kesusahan dan mempermalukan nama keluarga anda saya akan pergi jauh dari keluarga anda, dari awal memang saya tidak mengharapkan orang tua, dan dari awal juga saya anak begajulan yang bodoh." ucap Jenoel mulai tersulut emosi setelah mengatakan itu Jenoel langsung keluar dari ruangan Jeffry. Ingat ini Jenoel paling tidak suka di banding-bandingkan.
Jeffry mendengar nya sakit hati, Jeffry mendengar setiap kata dan ucapan Jenoel dengan suara bergetar dan mata nya menahan tangis. Jeffry menyesal sekarang.
"Kau sangat bodoh Jeffry" ucap nya kepada diri sendiri. Sambil mengepalkan kuat tangan nya lalu memukul meja di depan nya.
.
.
.Jenoel kini berada di kamar mandi di dalam kamar nya, ia sedang mencuci muka nya menghilangkan rasa emosi nya.
"Kalo ujung-ujungnya begini gue gak bakal mau tinggal sama mereka, enak aja gue di banding-bandingin" ucap Jenoel sambil mengambil tissue lalu mengelap muka nya sambil berkaca.
Setelah itu dia keluar dari kamar, terdengar gedoran pintu kamar Jenoel tetapi ia abaikan sekarang ia sedang malas bicara dengan siapapun.
"Mending gue tidur dulu abis itu baru jalanin misi" ucap Jenoel lalu mengambil selimut lalu tidur.
Kini sudah jam satu dini hari Jenoel terbangun dari tidur nya, ia tengah memasukan beberapa baju ke tas dengan uang tabungannya selama ia bekerja, ia tak Sudi memakai uang pemberian keluarga ini.
Sudah beres dengan semua nya Jenoel meninggalkan semua fasilitas yang di berikan kepada nya, dari kartu ATM, kartu kredit serta handphone yang baru di beli oleh Daddy nya. Jenoel hanya membawa handphone lama dan kunci motor setelah itu ia mengambil Hoodie hitam nya.
Jenoel kabur lewat balkon kamar nya yang lumayan tidak terlalu tinggi, kebetulan kamar nya dekat dengan pohon manga yang bisa langsung terhubung dengan dinding besar untuk keluar dari mansion. Lalu ia jalan kaki sampai depan untuk mencari tumpangan akhirnya ada orang baik yang mengantarkan dia ke bengkel Joss untuk mengambil motor nya.
Untung saja Jenoel punya kunci cadangan untuk bisa masuk ke dalam bengkel, ia langsung mengambil motor nya lalu menuliskan pesan di atas kertas.
Jenoel berkendara dengan tenang sekarang, ia tidak tahu hendak kemana yang penting ia merasa tenang.
.
.
.Jenoel berhenti di jalan dekat warung yang buka 24 jam, ia memesan mie rebus dengan teh manis. Jenoel sedang memikirkan ia hendak healing kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenoel
Teen FictionJenoel yang terpisah dari keluarganya. Setelah belasan tahun mereka bertemu akankah kehidupan Jenoel yang dulunya sangat bebas akan berubah? GS!! Inget yah ini cerita fiksi semua tokoh yang di pakai hanya hanyalan, tysm. 05/01/2023