11.

73 24 3
                                    

Keheningan melingkupi tiga orang yang terdiam dalam detik-detik ganjil di hidup mereka. Felysia, Senan, dan Bentala udah nggak tau lagi kata yang tepat untuk berkomentar pas liat hasil rekaman mereka semalam. Felysia benar, Aru menjadi amat sangat aneh atau lebih tepat menyebutnya mengerikan?

Di video tersebut, Aru memang bangun tiap malam pas semua orang udah pada tidur, sekitar waktu menjelang subuh ia diam-diam merangkak keluar dari kamarnya persis kayak hewan melata, tubuhnya  patah-patah macam zombie. malam ini, Aru ngebongkar isi kulkas pak RT terus memakan daging sapi mentah dengan rakus sampai Senan yang ngeliat videonya ngerasa mual dan pengen muntah. 

Nggak hanya itu, yang bikin mereka benar-benar ngerasa harus ikut campur banget mengenai masalah ini adalah kelakuan Aru yang ngebunuh kucing hitam peliharaan Yogi yang bernama Lutung. Saat Aru memakan daging sapi mentah, Lutung kayak ngeliatin gitu, Aru menyadari presensi Lutung berakhir menangkapnya dan detik selanjutnya diluar nalar, Aru membawa Lutung ke dapur dan merebusnya. hal yang membuat bu RT pingsan tadi pagi saat menemukan Lutung telah menjadi kucing rebus dalam panci di atas kompor  hanya menyisakan kepalanya saja.

"Kita harus nunjukkin video ini ke pak Segara." usul Felysia yang berjuang dengan tremor di tangan dan lututnya, jantungnnya saja sudah seperti mengadakan konser orkestra pas ngeliat video itu.

Bentala dan Senan terlihat menimbang, masalahnya mereka takut sesuatu terjadi sama Aru kalau mereka ngasi liat video bukti itu, tapi di sisi lain hal ini sangat anomali dan bisa berujung lebih buruk. akhirnya mereka setuju dengan usul Felysia.

"Malam nanti, only pak Segara. jangan ada yang kasi tau yang lain lebih dulu." putus Bentala. Senan dan Felysia mengangguk patuh.

Menjelang sore, nggak kayak biasa Yogi yang sedingin kutub utara tiba-tiba ngajak Bentala yang lagi baca buku di hammock ngomong duluan. "Kira-kira apa yang bakal terjadi sama kak Aru ya?"

Mendengar nama Aru disebut Bentala mengalihkan atensi, wajahnya sanggar kayak biasa ngeliat Yogi kurang suka dengan nada bicara bocah itu. 

Bukannya takut kayak orang pada umumnya kalau Bentala pasang ekspresi kayak gitu, Yogi melanjutkan bacotannya lengkap dengan seringai menyebalkan, "Dia yang bikin teror beberapa hari ini kan?"

"Maksud lo apa?" Bentala memilih untuk bersikap defensif. Yogi tertawa renyah melihat akting buruk Bentala yang begitu jelas tampak gelisah.

"Ayam yang tercabik-cabik, daging sapi mentah yang kececer di sepanjang lantai, Lutung yang dibunuh dengan mengenaskan. semua itu ulah kak Aru. gue tau lo juga tau." rahang Bentala mengencang, cukup tegang ngeliat Yogi yang tenang dan senyum liciknya yang meremehkan. otaknya mendadak kosong untuk mengeluarkan argumen cerdas untuk membantah Yogi yang malah terlihat  mengancamnya saat ini.

"Tapi.. semua itu bukan salah kak Aru, kok. kak Aru orang baik." alis Bentala bertautan, mulai nggak bisa nebak tujuan arah bicara Yogi, tapi ia urung untuk sekadar bertanya.

Melihat Bentala yang mulai melunak  wajahnya Yogi merasa berhasil membuatnya penasaran dan menuntut penjelasan lebih lanjut. 

"Cuma lo yang bisa nyelamatin kak Aru. jangan percaya siapapun, terutama teman-teman kalian sendiri. karena mereka orang jahat, mereka dalang dari semua ini. semua orang. "

Bentala yang skeptis tentu saja nggak akan mudah percaya gitu aja sama Yogi, yang ada ia malah geram, ditariknya kerah kaos yang Yogi pakai dengan mata besarnya yang mengintimidasi, Bentala memindai Yogi bak laser mematikan yang membakar, "Lo mau ngomong apa sebenarnya hah?"

"Gue nggak bisa ngomong kalau lo bersikap kayak gini, bukan gini caranya minta tolong dan cuma gue yang bisa nolong lo di sini. ngomong sama yang lain percuma. jadi, lo mau lepasin gue atau nggak dan membiarkan kak Aru mati sia-sia?" Bentala akhirnya mengalah dan melepaskan cengkramannya cukup kasar sampai badan mungil Yogi limbung.

"Kenapa gue harus percaya sama bocah kayak  lo?" 

"Lo nggak harus percaya sama gue, tapi kalau lo berubah pikiran gue mau ngasi tau salah satu alasan penyebab kak Aru jadi kayak gitu." Bentala nggak ngejawab apa-apa, hanya terdengar nafasnya yang memburu menahan emosi pada Yogi bocah kematian yang sedang merasa di atasnya saat ini. sialan.

Karena Bentala membisu, Yogi melanjutkan bicaranya, "Pelakunya adalah kak Lisa. kak Lisa nyimpan benda yang nggak seharusnya dalam bantal kak Aru. ingat kawasan yang dilarang Ayah? rumah di ujung jalan dekat masjid yang belum jadi? tempat itu dilarang karena tinggal nenek janda bernama Mbok Sumi yang terkenal dengan ilmu hitamnya. kayaknya kak Lisa dipengaruhi Mbok Sumi sampai dia ngelakuin sesuau yang bikin kak Aru menderita. gue liat kak Lisa pernah diam-diam ke sana."

Logika Bentala berteriak mengatakan jika semua itu sangat terdengar klasik seperti film horror pada umumnya. tapi, di sisi lain Bentala tau jika ia ingin menyelesaikan semua ini ia harus mengikuti kerangka pikir yang sama pula; kerangka pikir mistis yang diluar nalar dan nggak masuk akal, cenderung nggak bisa dibuktikan secara ilmiah seperti melawan bayang yang tak terlihat.

"Kalau omongan gue nggak bisa lo percaya, lo bisa buktikan sendiri. benda itu berupa rambut mayit tetangga yang tempo lalu meninggal pas hamil, dalam sarung bantal kak Aru." tanpa menunggu reaksi Bentala lebih lanjut, usai mengungkap semua itu Yogi meninggalkan Bentala yang sedang perang batin sendirian.









Riset (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang