EMPAT

341 38 22
                                    

"Selamat pagi." Suara itu menyapa ramah dan Seonghwa menoleh, menatap seorang pria yang lumayan tampan sedang berdiri di sebelah mejanya. Pria itu tersenyum ramah.

"Selamat pagi juga" Seonghwa tersenyum juga, berusaha mengingat-ingat, sepagian ini Jisoo telah membawanya ke berbagai ruangan di perusahaan ini, memperkenalkannya sebagai anak baru, tetapi sepertinya dia tidak ingat pernah diperkenalkan dengan pria ini.

Pria itu jauh lebih tinggi darinya, sedang berdiri di depannya, meskipun berpakaian rapi dan berdasi tampak urakan dan santai, senyumnya juga seperti anak nakal di dalam tubuh dewasa.

Pria itu mengangkat alis, tampak sadar dengan pengamatan Seonghwa, lalu tertawa dan mengulurkan tangannya. "Aku Choi San, IT Manager di sini, aku tadi mendengar ada anak baru jadi buru-buru ke sini untuk mengajak berkenalan," katanya dalam canda.

Pipi Seonghwa memerah mendengar candaan lelaki itu, tetapi dia menyambut uluran tangan San dengan senyum juga. "Aku Seonghwa. Park Seonghwa."

San meremas tangan Seonghwa sambil tersenyum lucu sebelum melepaskannya, lalu mengedipkan sebelah matanya. "Aku tahu tempat makan siang yang enak, mungkin kita bisaㅡ"

"San." Suara dalam yang dingin itu menyela percakapan mereka. San langsung menoleh ke arah suara dan tersenyum.

"Oh Sajangnim, selamat pagi." Hongjoong sedang berdiri di pintu ruangannya, ekspresinya datar dan tidak terbaca.

"Kebetulan kau ada di sini, tolong ke ruanganku sebentar, ada beberapa hal tentang usulan program baru untuk data intregrated kemarin yang harus kutanyakan kepadamu."

San memutar bola matanya lucu ketika menatap Seonghwa, lalu menganggukkan kepalanya dan mengikuti Hongjoong masuk ke ruangannya.

Sementara itu Seonghwa tersenyum geli sambil menatap punggung San. Meskipun tampak urakan dan tidak serius, pria itu tampaknya orang yang baik dan menyenangkan.

.

Seonghwa merapikan berkas-berkasnya sambil melirik jam dinding, sudah jam delapan malam. Besok hari yang sibuk untuk sajangnim dan syukurlah akhirnya Seonghwa sudah selesai menyiapkan semuanya, meskipun akhirnya dia harus ketinggalan bus karyawan.

Suara di pintu membuat Seonghwa mendongakkan wajahnya dengan waspada. Edward berdiri di sana, sepertinya baru pulang dari pertemuan bisnisnya di luar.

Pria yang tidak terlalu tinggi itu mengerutkan mata melihatnya, "Kenapa kau masih ada di sini?"

Mata itu sungguh tajam, Seonghwa membatin, "Saya menyelesaikan berkas-berkas ini dulu, untuk besok."

Hongjoong menatap tidak suka, "Lain kali tinggalkan saja pekerjaan itu dan lanjutkan besok" dia melirik jam tangannya, "Ini sudah terlalu malam untuk bekerja, seharusnya kau sudah di rumah dan beristirahat. Aku akan menyuruh supir mengantarmu pulang."

Seonghwa menggelengkan kepalanya panik, "Tidak perlu, saya bisa naik angkot.."

"Ikuti perintah atasanmu" Hongjoong menatap tajam membuat Seonghwa menelan ludahnya, "Sebelum itu, aku ingin bicara di ruanganku. Kau tidak keberatan membuatkan kopi untuk kita berdua?"

.

Kopi itu mengepul panas dan menguarkan aroma nikmat ke seluruh penjuru ruangan. Seonghwa meletakkan di meja di depan sofa tempat Hongjoong duduk dan menunggunya, lalu dengan gugup dia duduk di depan Hongjoong, menunggu.

Pria itu tercenung, seolah bingung mau bicara apa. Tetapi itu tidak mungkin bukan? Orang sekelas Edward tidak mungkin bingung harus bicara apa.

"Kau sudah tiga bulan di sini" Hongjoong memulai, "Bagaimana perasaanmu?"

Unforgiven Hero | JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang