DUA BELAS

300 37 7
                                    

"Seonghwa," Hongjoong meraih lembut jemari Seonghwa yang melangkah menjauh. "Tolong dengarkan aku dulu."

Seonghwa menatap Hongjoong dengan marah. "Kenapa kau harus membawaku ke dalam situasi ini, Hongjoong? Dia, wanita itu tampak sekali sangat membenciku, dan sepertinya ingin menyingkirkanku. Aku hanya tak mau terlalu kasar kepada wanita saat ia tiba-tiba menyerangku."

"Aku akan mengusirnya. Segera. Sementara itu kita harus menahan diri." Hongjoong merangkum jemari Seonghwa dan mengecupnya, "Aku juga membenci kehadirannya, Seonghwa. Lebih benci darimu. Tetapi Soojin wanita yang kejam. Aku takut kalau kita tidak hati-hati melangkah, dia akan berbuat jahat kepadamu."

Seonghwa mendesah kemudian menghela napas panjang, "Maafkan aku, mungkin aku terlalu bingung dengan ini semua."

"Aku yang harus meminta maaf karena menempatkanmu ke dalam situasi seperti ini." Hongjoong merengkuh Seonghwa ke dalam pelukannya, "Kita akan mengatasinya bersama. Ya?"

Seonghwa hanya menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya dan menempelkan pipinya ke dada Hongjoong yang hangat.

Sementara itu di depan pintu kamar tamu yang terbuka di lantai dua. Soojin berdiri dan menatap ke bawah. Pemandangan dua pasangan yang saling berpelukan mesra itu tampak jelas dari atas. Membakar hatinya, membuat matanya menyala penuh kebencian.

Seonghwa… Soojin… Dua nama itu begitu berbanding ketika diucapkan. "Seonghwa". Terlebih ketika Hongjoong, orang yang sepenuh hati ia cintai menyuarakan nama itu ketika mereka bersama. Dan kini kebencian itu semakin membakarnya, ketika pada akhirnya ia bertemu dengan pemilik nama yang sangat ia benci itu.

.

Hongjoong duduk dengan gusar di ruang kerjanya. Seonghwa tadi tertidur di ranjangnya, dan menolak bercinta dengannya. Kedatangan Soojin telah merusak moodnya. Tentu saja, siapa yang tidak rusak moodnya ketika menghadapi bahwa mantan kekasih pasangannya dengan tidak tahu malu menyusul mereka di saat mereka sedang berbulan madu.

Tetapi Hongjoong tidak bisa bertindak gegabah. Soojin pandai, licik dan sedikit jahat ketika ingin mencapai tujuannya. Dia akan menggunakan segala cara untuk memperoleh apa yang dia mau. Meskipun itu harus melindas orang lain. Tadi, Soojin sudah menyiratkan ancaman ketika mengatakan 'nama Seonghwa membuatnya terkenang akan masa- masa indahnya'

Hongjoong tahu persis apa maksud perkataan Soojin. Dia menyiratkan bahwa dia akan memberitahu Seonghwa bahwa Hongjoong sering menggunakan Soojin ketika mereka bercinta, dengan memanggil dan menganggapnya sebagai Seonghwa.

Dengan frustasi Hongjoong mengacak rambutnya, kenapa Soojin menyusul kemari? Dia tidak habis pikir. Hubungan mereka sudah berakhir. Hongjoong sudah mengakhiri hubungan mereka baik-baik dan waktu itu Soojin tampak menerimanya dengan baik pula. Apakah pada saat itu Soojin masih berpikir bahwa Hongjoong akan kembali kepadanya? Dan ketika ternyata Hongjoong menikah dengan Seonghwa, hal itu memicu sifat posesif wanita itu?

Hongjoong harus mencari cara untuk menyingkirkan Soojin dari pulau ini. Jauh-jauh dan tidak akan kembali lagi untuk mengacaukan hidupnya. Tetapi dia harus berhati-hati melakukannya.

.

"Makanan ini enak sekali." Soojin sepertinya sudah berdandan habis-habisan untuk makan malam mereka. Gaun sutranya panjang dan berwarna keemasan, nampak membungkus tubuh indahnya dengan sempurna dan indah. "Mungkin aku harus membujuk kokimu supaya mau ikut denganku."

"Hwanwoong tidak akan mau. Baginya pulau ini adalah rumahnya."

Soojin tersenyum sensual kepada Hongjoong, "Ah, kau seperti lupa bagaimana caraku membujuk dan merayu, Hongjoong. Mungkin aku harus mencari kesempatan untuk mengingatkanmu kembali."

Unforgiven Hero | JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang