SEPULUH

437 38 10
                                    

"Selamat pagi." Hongjoong menyapa lembut ketika Seonghwa membuka matanya, sudah hampir setengah jam yang lalu Hongjoong bangun, tetapi tidak bergerak dari ranjang. Dia berbaring miring di sana, bertumpu pada sikunya dan memandang seseorang yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Hongjoong suka memandangi Seonghwa, dia bisa melakukannya berjam-jam tanpa bosan. Dan kesadaran bahwa sekarang dia bisa melakukan itu sebagai suami Seonghwa, membuatnya bahagia.

Seonghwa mengerjapkan matanya. Butuh beberapa lama sampai dia menyadari berada di mana dan apa yang terjadi. Ingatan tentang malam pertama kemarin membanjirinya, dan membuatnya merona malu. Hongjoong sendiri tampak tidak peduli, pria itu menelusurkan jemarinya ke sepanjang pinggul Seonghwa dengan menggoda.

"Apakah tidurmu nyenyak?" Hongjoong menatap Seonghwa dengan mesra, membuat Seonghwa kehabisan kata dan hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Ah, maafkan aku karena harus menyakitimu." Napas Hongjoong agak terengah dan karena mereka berdua naked, Seonghwa bisa melihat betapa kejantanan Hongjoong telah menegang keras lagi. Tetapi pria itu tampak menahan diri, dia mengikuti arah pandangan Seonghwa dan tersenyum.

"Seperti yang selalu kubilang, aku selalu mengeras kalau bersamamu, karena kau membuatku begitu bergairah…" Hongjoong mengelus pipi Seonghwa dengan lembut, "Tapi hari ini aku tidak akan menyentuhmu."

Seonghwa tersenyum, hatinya terasa hangat menerima kelembutan Hongjoong ini. Hongjoong tampak bersungguh-sungguh dengan perkataannya, dan sejak pernikahan mereka, dia selalu diperlakukan dengan penuh kasih.

"Terima kasih, Hongjoong."

"Sama-sama, Kim Seonghwa." Hongjoong mengecup ujung hidung Seonghwa dengan lembut, "Oh ya, mengenai pulau yang diceritakan Noona pada saat acara makan setelah pernikahan kemarinㅡMaafkan aku tidak membicarakan sebelumnya denganmu, sebenarnya itu akan menjadi kejutan bulan madu kita."

"Kejutan lagi." Seonghwa menggumam tanpa sadar menatap Hongjoong dengan pandangan menuduh.

Hongjoong terkekeh, menarik Seonghwa ke dalam pelukannya. Tubuh mereka naked, hangat, bahagia dan terpuaskan karena percintaan mereka semalam. Hongjoong memang ereksi tetapi dia tidak peduli. Yang utama bukanlah memuaskan hasratnya kepada Seonghwa, yang utama adalah berada di dekat Seonghwa, berdua dan bahagia.

"Pulau itu sangat indah, aku mewarisinya dari ayahku, penduduknya sebagian besar nelayan dan beberapa bekerja kepadaku, kita bisa menikmati waktu berdua di sana, saling mengenal lebih dalam." Tatapan Hongjoong menjadi intens, "Aku yakin, kalau kita saling mengenal lebih dalam, kita akan menyadari bahwa kita adalah pasangan yang cocok."

Pasangan yang cocok. Mungkinkah? Dia pria biasa yang hidupnya serba biasa-biasa saja, dengan Hongjoong yang semua ada pada dirinya begitu luar biasa. Seonghwa melirik ke arah kejantanan Hongjoong, bahkan 'itu'nya pun luar biasa. Pipi Seonghwa menjadi memerah karena pemikiran spontannya itu.

.

Perahu boat membawa mereka mendarat ke anjungan pulau itu. Beberapa orang tampak sudah menunggu di sana. Hongjoong membantu Seonghwa turun dari kapal dan menggendongnya ketika mereka harus melalui bagian laut yang dangkal sebelum melangkah ke arah pantai berpasir yang luar biasa indahnya.

Ini benar-benar surga pantai tropis yang luar biasa. Warna pasirnya sedikit gelap, tetapi lembut, membuat Seonghwa tanpa pikir panjang melepas sepatunya dan memilih bertelanjang kaki. Udara pantai yang sejuk meniup rambutnya hingga melambai-lambai di pipinya. Beberapa orang yang sudah menunggu langsung membantu meminggirkan boat dan mengangkat koper-koper mereka.

Seorang pria tua berpakaian resmi menyalami mereka dan tersenyum lebar,

"Selamat datang Tuan Kim, senang sekali anda akhirnya bisa berlibur dan pulang kemari." Disalaminya Hongjoong dengan bersemangat. Lalu tatapannya beralih ke Seonghwa dan dia tersenyum memuji, "Dan ini pasti Tuan Kim Seonghwa. Selamat datang di pulau kami. Semoga anda menyukainya."

Unforgiven Hero | JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang